Mohon tunggu...
Rion Nofrianda
Rion Nofrianda Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Berbagilah Kisah Kita Tak Sama

Tertarik pada bidang psikologi, pengembangan diri, wisata dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Obesitas! Ketahui 5 Hal ini

6 Maret 2023   06:00 Diperbarui: 6 Maret 2023   06:28 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengukur lingkar pinggang (Dokumen Pribadi)

Hari obesitas diperingati setiap tanggal 4 maret di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa obesitas merupakan penumpukan lemak secara berlebihan akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam jangka waktu yang cukup lama. 

Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan seseorang mengalami kelebihan berat badan yang dapat menjadi pemicu munculnya penyakit dalam tubuh lainnya. Wulandari menyebutkan jumlah penderita obesitas mengalami peningkatan setiap tahunnya, di negara maju maupun negara berkembang. 

Oleh sebab itu, adanya World Obesity Day yang digagas oleh Federasi Obesitas Dunia sebagai upaya peningkatan kesadaran dan alarm bagi seluruh manusia untuk dapat menjaga kesehatannya sehingga mampu menghindari resiko menderita obesitas. 

Tema hari obesitas tahun 2023 dilansir dari situs resmi Federasi Obesitas Dunia yaitu "Changing Perspectives: Let's Talk About Obesity" maknanya yaitu "Mengubah Perspektif: Mari Kita Bicara Tentang Obesitas".

Merujuk kepada penelitian yang dilakukan Siwi dan timnya yang dipublikasikan pada jurnal Kesehatan Mental Indonesia, terdapat lima faktor resiko terjadinya obesitas.

1. Faktor Lingkungan

Sebuah penelitian yang dilakukan di Korea ditemukan bahwa masyarakat memiliki kecenderungan dalam menyepelekan konsumsi makanan, namun menaksir terlalu tinggi (overestimate) apa yang dilakukan. Misalnya, ketika sekelompok anak muda melakukan jogging di pagi hari dengan durasi tiga puluh menit, kemudian kebanyakan menghabiskan waktu untuk mengobrol dan setelah berolahraga mengkonsumsi makanan bakso bersama. Sehingga makanan yang dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan untuk membakar kalorinya tidak ada, kondisi inilah yang kemudian dapat menyebabkan penumpukan makanan dalam tubuh karena inaktivitas atau kurangnya beraktivitas.

Keluarga dapat mewariskan kebiasaan pola makan dan gaya hidup, keluarga cenderung berbagi makanan dan kebiasaan aktivitas fisik yang sama, sehingga saling mendukung hubungan antara gen dan lingkungan. 

Bukan rahasia lagi, ketika anak mengadopsi kebiaasan yang dilakukan oleh orang tuanya dalam pola makanan. Karena terbiasa mengkonsumsi makanan berkalori tinggi serta kurang aktif bergerak kemungkinan besar anak juga terwarisi dengan kebiasaan buruk tersebut dan bukan tidak mungkin pula tubuh anak juga memiliki kelebihan berat badan.

2. Faktor Makanan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun