Fluktuasi nilai tukar yang berubah-ubah antara mata uang negara-negara yang terlibat inilah, yang akan berdampak pada keuntungan atau kerugian finansial pengguna. Sedikit memang, hanya berpengaruh sebesar 500 rupiah. Namun, seperti kata pepatah, sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit. Kerugian yang ditanggung nantinya akan besar juga.Â
Lebih baik Ridho menukar semua uangnya ke dolar Singapura di money changer yang berlokasi di Indonesia, kemudian bertransaksi dengan uang tunai yang sudah ditukar tadinya di Singapura.
Pengguna tidak ingin mendapatkan kerugian finansial akibat fluktuasi nilai tukar. Negara yang terlibat perlu melakukan regulasi dan studi mendalam terkait perubahan nilai tukar saat terjadi transaksi untuk meminimalisir kerugian yang dialami pengguna.
Point of View Pelaku Bisnis: Kesiapan Edukasi dan Pembangunan Infrastruktur
Pelaku bisnis antarnegara perlu diedukasi mengenai penggunaan QRIS Code Cross-Border ASEAN. Hal ini dilakukan agar pelaku bisnis mengerti sistematika transaksi melalui handphone dan percaya bahwa transaksi tanpa menggunakan mata uang sendiri adalah hal yang mungkin. Pelaku bisnis membutuhkan infrastruktur teknologi yang handal untuk mengimplementasikan QRIS. Hal ini termasuk konektivitas internet yang stabil dan cepat, perangkat mobile yang mendukung pembacaan QR code, dan sistem pembayaran digital yang aman dan efisien. Pemerintah dan regulator perlu memastikan infrastruktur teknologi yang memadai untuk mendukung adopsi QRIS secara luas.
Di Indonesia sendiri, tak sedikit pelaku bisnis yang mengalami kerugian karena QR Code yang mereka miliki ternyata diubah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab (pelaku bisnis tersebut tidak menerima uang hasil transaksi). Tak hanya itu, tak sedikit pula pelaku bisnis yang ditipu oleh pelanggan dengan menunjukkan screenshot hasil transaksi QR Code yang ternyata palsu. Oleh karena itu, edukasi merupakan aspek penting. Pelaku bisnis perlu diedukasi mengenai transaksi yang sudah berhasil dan cara membedakan QR Code milik mereka sendiri.
Mitigasi Bencana QRIS ASEAN demi Integrasi Kawasan serta Promosi Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing
Implementasi konektivitas sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN memiliki dampak yang positif dalam memperkuat integrasi ekonomi di kawasan. Melalui kemudahan pembayaran lintas batas, perdagangan antarnegara akan menjadi lebih efisien, transparan, dan mudah. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatkan daya saing negara-negara ASEAN dalam era ekonomi digital global.Â
Akan tetapi, dalam upaya mewujudkan kawasan regional Asia Tenggara yang lebih terintegrasi melalui QRIS ASEAN, terdapat beberapa dampak yang perlu diperhatikan. Jangan sampai sistem pembayaran bersama ini nantinya malah merugikan negara-negara di Asia Tenggara. Apabila dampak tersebut dapat ditangani dengan baik, ASEAN sebagai organisasi kerjasama kawasan regional dapat memanfaatkan sistem pembayaran bersama ini untuk memajukan ekonomi masing-masing negara. Dalam implementasinya, penting bagi para pemangku kepentingan untuk lebih memerhatikan pelaku yang akan mengadopsi QRIS ASEAN. Dengan langkah-langkah serta mitigasi yang tepat, QRIS ASEAN memiliki potensi untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih efisien, inklusif, dan kompetitif di kawasan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan meningkatkan daya saing negara-negara ASEAN dalam era ekonomi digital global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H