Mohon tunggu...
Rio Dwi Cahyono
Rio Dwi Cahyono Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sedang berproses menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota yang Kehilangan Masa Depan

9 Oktober 2020   23:30 Diperbarui: 9 Oktober 2020   23:36 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1.

di sudut kornea mata, aku melihat

di kota ini akan penuh dengan pendatang

akan sesak berhimpitan

sesama manusia penghuninya

bangunan megah dan menjulang tinggi dimana-mana

asap dan polusi menjadi teman sehari-hari

langit tak lagi terlihat biru,

justru nampak abu-abu di mataku

panas kian menjadi

dan peluh terus saja mengucur di dahi.

2.

tapi, aku merasakan perbedaan

dimana semakin lama, kota ini semakin tidak nyaman

orang-orang mulai individualis

harta dan tahta menjadi utama

tanpa memikirkan sesama yang kesusahan

kebohongan dibela

kejujuran tidak diterima

orang kaya semakin kaya dengan tingkah polahnya

dan orang miskin semakin melarat karena diperasnya.

3.

aku ingin kota ini seperti dulu

saat kemanusiaan antar sesama masih diagungkan

saat tidak ada istilah perbedaan membuat kita terpecah

saat kita masih peduli dan memakai hati

tidak hanya pakai logika busuk

waktu terus berjalan

dan harapanku pada masa depan kota ini

tak akan pernah padam.

Semarang, 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun