1.
di sudut kornea mata, aku melihat
di kota ini akan penuh dengan pendatang
akan sesak berhimpitan
sesama manusia penghuninya
bangunan megah dan menjulang tinggi dimana-mana
asap dan polusi menjadi teman sehari-hari
langit tak lagi terlihat biru,
justru nampak abu-abu di mataku
panas kian menjadi
dan peluh terus saja mengucur di dahi.
2.
tapi, aku merasakan perbedaan
dimana semakin lama, kota ini semakin tidak nyaman
orang-orang mulai individualis
harta dan tahta menjadi utama
tanpa memikirkan sesama yang kesusahan
kebohongan dibela
kejujuran tidak diterima
orang kaya semakin kaya dengan tingkah polahnya
dan orang miskin semakin melarat karena diperasnya.
3.
aku ingin kota ini seperti dulu
saat kemanusiaan antar sesama masih diagungkan
saat tidak ada istilah perbedaan membuat kita terpecah
saat kita masih peduli dan memakai hati
tidak hanya pakai logika busuk
waktu terus berjalan
dan harapanku pada masa depan kota ini
tak akan pernah padam.
Semarang, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H