PT. Metropolitan Land Tbk.
PT. Metropolitan Land Tbk. (Metland) dibentuk pada tanggal 16 Februari 1994. Fokus utama dari perusahaan ini yaitu pengembangan bangunan komersil. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Metropolitan Land Tbk, antara lain: Northern Trust Company SA Reco Newtown Pte. Ltd., Singapura (37,50%), PT Metropolitan Persada Internasional (36,70%) dan DBS Bank LTD S/A PTSL as Trustee of NS ASEAN Hospitality and Real Estate Fund (14,68%). Proyek-proyek MTLA, meliputi: residensial (Metland Menteng, Metland Puri, Metland Cyber City, Metland Tambun, Metland Transyogi, Metland Cileungsi dan Metland Cibitung.), pusat perbelanjaan (Mal Metropolitan, Grand Metropolitan dan Plaza Metropolitan), hotel (Horison Bekasi, Horison Seminyak, @HOM Tambun dan Metland Hotel Cirebon), gedung perkantoran dan apartemen (M Gold Tower).
Analisis Makroekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan semakin membaik pada tahun 2017. Gubernur BI Agus  Martowardojo memberikan pernyataan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 diperkirakan berada dikisaran 5.1 persen sampai 5.5 persen. Bahkan Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh mencapai 5.3% pada tahun 2017. Pernyataan dari BI dan Bank Dunia semakin membuat investor semakin optimis dalam hal berinvestasi.
Sektor-sektor yang kemungkinan akan tumbuh dan menjadi prospek seperti; sektor perbankan, sektor properti, sektor ritel/perdagangan, sektor farmasi/rumah sakit, dan sektor komoditas. Terutama dengan adanya tax amnesty membuat sektor properti semakin diminati. Dana dari tax amnesty dapat disalurkan kedalam sektor properti karena baik untuk investasi jangka panjang.
Laporan Keuangan
Sumber: Reuters.com (13 Desember 2016)
Tabel diatas, jika dilihat dari sisi investor dengan melihat P/E ratio, menunjukkan bahwa MLTA yang memiliki PER dibawah rata-rata PER sektoral dan industri, harga saham ini dapat dikatakan murah (undervalued). Namun, untuk memastikan lebih lanjut bahwa saham ini memiliki harga yang murah dapat dilihat dari nilai PBV MTLA yang masih dibawah 1. Dilihat dari PER dan PBV dapat dipastikan bahwa saham MLTA termasuk undervalued dan cocok untuk dijadikan investasi jika dilihat dari tingkat ROE dan ROI menunjukkan bahwa investasi pada MLTA memiliki prospek yang cukup baik. Emiten ini termasuk good company jika dilihat dari laporan keuangan yang masih mencatatkan laba yang cukup baik, namun memiliki nilai saham yang jelek (bad stock) karena saham perusahaan ini dihargai dibawah nilai market, namun dengan tingkat pengembalian yang cukup baik.