Kesehatan merupakan aset termahal dan sebuah investasi untuk produktifitas kita. Faktor usia yang terus bertambah menyebabkan kita semakin rentan dengan gangguan kesehatan, produktifitas pun akan menurun. Bayangkan jika kesehatan kita terganggu dengan beberapa hal. Sebagai contoh, jika kita tertimpa musibah kecelakaan dan menimbulkan efek gangguan pada beberapa anggota tubuh maka perlu adanya pengobatan dan perawatan tertentu sebagai dampak dari kejadian tersebut serta tidak jarang menghabiskan uang yang memang tidak sedikit dalam fase rehabilitasinya tersebut.
Bisnis di bidang keperawatan, atau dalam konteks yang lebih luas, bisnis di bidang kesehatan termasuk salah satu bisnis yang tidak akan pernah mati. Maklum saja, semua manusia normal pasti pernah jatuh sakit. Selama orang sakit tersebut ingin sehat dan orang sehat ingin tetap bugar, prospek bisnis di bidang kesehatan cerah. Meskipun "pemain" bisnis di bidang kesehatan cukup banyak, peluang bagi pemain baru dalam bisnis kesehatan masih terbuka lebar. Bisnis tersebut akan selalu dibutuhkan, apalagi bisnis di bidang keperawatan. Bisnis di bidang keperawatan ibarat terjun dalam pertarungan bisnis di lautan yang masih tenang (blue ocean strategy).
"Pada dasarnya membangun bisnis berarti harus siap untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia setiap harinya."
Karena itu, seorang nursepreneur harus mengetahui teori kebutuhan dasar manusia dan membuat keputusan yang memenuhi beberapa aspek kebutuhan dasar manusia sebagai peluang dan cakupan bisnis di bidang keperawatan. Virginia Henderson dalam tulisannya yang berjudul "The Principles and Practice of Nursing" mengemukakan bahwa ada 14 komponen kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi sebagai upaya memandirikan individu (Perry & Potter, 2005) yang meliputi :
- Bernapas secara normal
- Makan dan minum yang cukup
- Eliminasi (buang air besar dan kecil)
- Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan
- Tidur dan istirahat
- Memilih pakaian yang tepat
- Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan memodifIkasi lingkungan
- Menjaga kebersihan diri dan penampilan
- Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari membahayakan orang lain
- Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran, dan opini
- Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
- Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup
- Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
- Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Banyaknya kebutuhan tersebut yang harus terpenuhi merupakan peluang bisnis bagi seorang nursepreneur. Tetapi,
"Pertanyaannya ialah apakah kita hanya sebagai pemakai jasa, sebagai objek dari jasa kesehatan atas kebutuhan dasar manusia tersebut."
Padahal sebenarnya ada peluang untuk menjadi subjek dalam bisnis tersebut. Kita tidak hanya menjadi penerima, tidak hanya menjadi konsumen tetapi bagaimana kita menjadi produsen. Kita tidak hanya menjadi penonton tetapi menjadi pemain karena pemain dibayar sedangkan penonton membayar.
* Tulisan ini merupakan salinan ulang dari buku penulis sendiri, Rio Febrian (2015), yang berjudul "Nursepreneurship: Gagasan & Praktik Kewirausahaan dalam Keperawatan".
Referensi: http://www.riodeners.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H