Posisi Indonesia Sebagai Pemimpin Iklim dalam Penanganan Krisis Iklim Global
Situasi dunia kini berkembang seiring dengan munculnya berbagai bentuk fenomena yang timbul dan berdampak secara luas di berbagai negara, salah satu bentuk fenomena tersebut adalah fenomena krisis iklim. Krisis iklim merupakan permasalahan perubahan iklim secara ekstrim, perubahan tersebut diakibatkan oleh berbagai aktivitas manusia yang merusak lingkungan. Bentuk nyata dari fenomena krisis iklim dapat kita lihat dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari seperti terjadinya peningkatan suhu secara drastis, dan perubahan cuaca yang tidak menentu. Terjadinya krisis iklim juga turut berdampak pada kehidupan masyarakat, seperti bagaimana krisis iklim menyebabkan terjadinya berbagai bentuk bencana yang menimbulkan kerugian materil dan immateril, serta terganggunya produksi petani yang kemudian menyebabkan harga bahan pokok menjadi tidak menentu sehingga mempersulit masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menyadari terjadinya krisis iklim beserta dampak yang ditimbulkan, kini isu krisis iklim menjadi suatu isu global yang dibahas dalam berbagai forum internasional oleh banyak negara, yang dimana pembahasannya telah mendapatkan atensi khusus untuk segera ditangani melalui berbagai inisiasi. Penting untuk dapat mengatasi permasalahan krisis iklim, karena apabila tidak ditangani dengan baik, maka kemudian terjadinya krisis iklim dapat menimbulkan berbagai bentuk dampak yang merugikan, dan sulit untuk ditangani. Melalui pembahasan dalam forum internasional, diharapkan dapat membentuk upaya kolektif untuk secara bersama menangani permasalahan krisis iklim, karena krisis iklim terjadi di berbagai negara dan juga disebabkan oleh berbagai aktivitas di berbagai negara, oleh karena itu menjadi penting untuk membentuk upaya kolektif dalam penanganan permasalahan krisis iklim.
Indonesia merupakan salah satu negara yang aktif menyuarakan upaya penanganan permasalahan krisis iklim dalam berbagai forum internasional. Pihak Indonesia berupaya berperan sebagai pemimpin iklim, yang dimana pihak Indonesia berupaya untuk mempengaruhi berbagai negara untuk mengupayakan penanganan krisis iklim secara kolektif. Adanya peran aktif pihak Indonesia menjadi penting untuk mendorong penanganan krisis iklim, hal ini dikarenakan, Indonesia merupakan representasi negara berkembang yang banyak memproduksi karbon dalam kehidupan sehari-hari masyarakat seperti kegiatan industri dan transportasi yang diproduksi setiap hari, produksi karbon tersebut menjadi polutan yang kemudian menyebabkan terjadinya krisis iklim.
Adanya peran aktif pihak Indonesia sebagai pemimpin iklim dalam forum internasional menjadi penting, karena menunjukan bagaimana adanya kesadaran dari Indonesia selaku negara berkembang untuk dapat menangani permasalahan krisis iklim melalui upaya yang bersifat konkret. Selain itu, adanya peran aktif Indonesia, juga dapat mendorong negara-negara berkembang lainnya yang juga turut berkontribusi terhadap terjadinya krisis iklim, untuk turut berpartisipasi aktif dalam upaya penanganan permasalahan krisis iklim.
Pendayagunaan Potensi Mangrove untuk Mendukung Penanganan Krisis Iklim
Indonesia memiliki berbagai bentuk sumber daya yang dapat didayagunakan untuk mendukung upaya penanganan krisis iklim, seperti ketersediaan Mangrove yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, seperti di Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat. Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat memiliki kekayaan ekosistem mangrove, luas ekosistem mangrove di Kabupaten Muna mencapai 27.204,55 ha, dan luas ekosistem mangrove di Kabupaten Muna Barat mencapai 8.095,62 Ha. Potensi mangrove di Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat juga dapat dimanfaatkan untuk penanganan permasalahan krisis iklim, karena mangrove memiliki kemampuan untuk menyerap karbon yang menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis iklim.
Keberadaan ekosistem mangrove di Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat juga menjadi suatu keunikan pada wilayah tersebut khususnya dibandingkan daerah lainnya di Provinsi Sulawesi Tenggara. Keberadaan ekosistem mangrove, menyebabkan Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat memiliki keanekaragaman biodiversitas. Penduduk di Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat telah sejak lama memanfaatkan eksistensi mangrove di wilayah mereka, dengan ekosistem mangrove yang luas, membuat ekosistem mangrove dapat dimanfaatkan secara luas seperti untuk keperluan ekowisata, dan juga perikanan.
Optimalisasi Potensi Mangrove di Indonesia untuk Mewujudkan Karbon Biru
Potensi ekosistem mangrove di Indonesia seperti yang ada di Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat dapat dimanfaatkan dalam upaya penanganan krisis iklim secara optimal melalui konsep Karbon Biru. Karbon Biru merupakan konsep penyerapan karbon dengan memanfaatkan ekosistem pesisir dan laut seperti bakau, rawa asin, lamun, dan mangrove, ekosistem tersebut dimanfaatkan untuk menyerap, menyimpan, dan melepaskan karbon dalam jangka panjang, sehingga dapat mengurangi dampak dari perubahan iklim. Adanya kemampuan ekosistem Karbon Biru untuk menyerap dan menyimpan karbon dari atmosfer, kemudian dapat mengurangi kadar karbon di atmosfer yang kemudian membantu memperlambat terjadinya krisis iklim.
Ekosistem Karbon Biru memiliki kemampuan penyerapan karbon dengan kapasitas yang besar hingga mencapai empat kali lebih banyak per hektare dan lebih cepat 30-50 kali dibandingkan hutan terestrial, hal ini kemudian menjadikan ekosistem Karbon Biru memiliki peran sentral dalam penanganan krisis iklim. Ekosistem karbon biru juga dapat dimanfaatkan untuk penyediaan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat lokal, hal ini dikarenakan ekosistem Karbon Biru memiliki nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk dikelola guna mendapatkan keuntungan. Ekosistem Karbon Biru juga memiliki manfaat hidrologis dalam bentuk peningkatan kualiatas air, mendukung ekosistem perikanan yang sehat, dan memberikan perlindungan terhadap kawasan pesisir.
Dengan ketersediaan mangrove dalam jumlah besar di berbagai daerah di Indonesia seperti di Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat, maka dapat mendukung upaya penanganan perubahan iklim melalui konsep Karbon Biru. Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat dapat menjadi media realisasi konsep Karbon Biru di Indonesia, adanya eksistensi mangrove dalam jumlah besar dan juga ekosistem pesisir lainnya, dapat mendukung upaya realisasi konsep Karbon Biru sebagai upaya untuk penanganan krisis iklim. Dengan adanya realisasi konsep Karbon Biru dalam penanganan krisis iklim di Indonesia, dapat memberikan dua manfaat bagi Indonesia yaitu dalam upaya konservasi mangrove dan manfaat bagi posisi Indonesia sebagai pemimpin iklim dalam ranah global. Adanya realisasi konsep Karbon Biru di Indonesia akan menempatkan mangrove pada posisi sentral dalam penanganan perubahan iklim, hal ini kemudian membantu upaya konservasi mangrove guna menjaga eksistensi mangrove dari degradasi yang diakibatkan oleh berbagai faktor. Selain itu, adanya realisasi konsep Karbon Biru di Indonesia, dapat menunjukan bentuk aksi nyata Indonesia selaku pemimpin iklim dalam upaya penanganan krisis iklim, aksi tersebut dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk berkontribusi dalam penanganan krisis iklim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H