Mohon tunggu...
Ario S
Ario S Mohon Tunggu... Guru - Terus Belajar

Masih terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Corona Mengembalikan ke Alam

6 April 2020   06:00 Diperbarui: 6 April 2020   06:02 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ditengah masa merebaknya wabah corona ini masyarakat diharuskan untuk mengisolasi diri dirumah untuk memutus rantai penularan virus ini. Memang benar ini merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus. Namun dibalik itu terdapat sebuah gejolak dimasyarakat mengenai apa yang harus dikukan ketika masa isolasi ini.

Sebagian warga yang hidup dikota mungkin akan sangat merasa bosan. Tidak ada yang bisa dilakukan dirumah, hanya mampu mondar mandir bolak balik dari ruangan keruang yang lainya atau hanya sekedar tiduran dan bermain hp di kamar. Terlebih untuk mereka yang memiliki rumah kecil akan merasa begitu tersiksa.

Hal berbeda yang terjadi saat saya tinggal di pedesaan dimana jarak rumah antar warga masih jauh minimal jarak adalah 50m. Namun warga desa pun tidak luput dari harus mengisolasi diri dirumah. Berbeda dengan warga kota yang kebingungan untuk melakukan apa saat ini. Warag kampung jutru mampu untuk kembali kealam.

Mereka kembali untuk mengolah lahan yang ada disekitar rumah. Bila biasanaya pekarangan hanya sekedar di bersihkan tanpa ada perawatan lebih. Kini saya melihat banya yang  kembali ke kebun dengan mereka mulai mencangkul kebun dan mengolahnya, menanam berbagai tanman umbi umbian seperti jendal, jlegor, atapun kimpul bisa menjadi pilihan. Berbagai tanan ini adalah jenistanaman yang bisa dibilang masih cukup mudah ditemui didaerah pedesaan.

Kembali kealam memang menjadi pilihan tepat yang bisa dilakukan. Kembali mengolah lahan yang biasanya tidak produktif dirubah menjadi lebih produktif dengan tanaman yang tidak perlu waktu lama untuk panen. Umbi umbian tidah perlu waktu bertahun tahun untuk menunggu panen. Dengan angka waktu yang singkat ini sangat tepat untuk mengisi waktu kala grafik corona masih belum mencapai titik terrendah dan aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun