Mohon tunggu...
Bernardino Realino Arya B
Bernardino Realino Arya B Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Hanya penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Film

Menilik Prestasi Industri Film Negara Matahari Terbit

18 September 2024   19:45 Diperbarui: 18 September 2024   19:48 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jepang menjadi negara dengan industri film yang besar tetapi kurang menerima lampu sorot di dunia. Apabila membicarakan mengenai industri film di dunia, Amerika dengan Hollywoodnya pasti menjadi hal yang langsung terbesit di kepala. Padahal masih banyak negara lain yang memiliki industri film yang tidak kalah menarik. Jepang menjadi salah satunya. Prestasi yang dicapai oleh industri film jepang baik secara nasional maupun di kancah internasional tidak dapat dipungkiri.

Nihon Eiga, merupakan sebutan yang biasa digunakan untuk merujuk pada industri film dari Negara Matahari Terbit ini. Era tahun 1950-an dianggap sebagai masa keemasan Nihon Eiga dengan hadirnya film-film klasik. Seven Samurai (1954), salah satu film yang digadang sebagai salah satu film terbaik dalam sejarah sinema. Film garapan sutradara Akira Kurosawa ini berhasil memberikan dirinya penghargaan perak untuk sutradara terbaik di Venice Film Festival. Karya film ini juga dihormati di dunia dan tidak jarang menjadi referensi bagi film-film besar masa kini.  

Godzilla, Raksasa Film dari Timur

Godzilla: Minus One (Sumber: Detik.com)
Godzilla: Minus One (Sumber: Detik.com)

Tahun 1954, juga menjadi tahun lahirnya Godzilla ke layar lebar di Jepang. Saat ini, Godzilla mungkin lebih lekat dengan Amerika berkat film Godzilla (2014) dan film-film sekuelnya garapan Legendary Entertainment. Namun, sebenarnya Jepang merupakan negara kelahiran dari raja para monster ini. Ishiro Oshida, merupakan sutradara pertama yang menggarap film Gojira (1954) dan berhasil meraup penghasilan sebesar 491 ribu Dollar AS pada masa itu. Sejak itu, Godzilla telah membintangi 38 film hingga tahun 2024, baik garapan Jepang maupun Amerika. Godzilla menjadi waralaba film terlama dalam sejarah dengan terhitung pada tahun ini telah berusia 70 tahun. 

Kesuksesan film Godzilla garapan Jepang tidak hanya berhenti di masa emas Nihon Eiga saja. Film Godzilla di era modern cukup berhasil memperoleh perhatian publik lokal maupun internasional. Shin Godjira (2016) menjadi percobaan pertama untuk reboot waralaba Godzilla di layar lebar Jepang. Selama penayangannya, Shin Godjira mampu meraih 75 juta dollar AS (The Numbers, 2024). Film garapan Hideaki Anno ini telah meraih beberapa penghargaan nasional dalam Japan Academy Prize. 

Usaha untuk menghidupkan kembali Godzilla oleh Industri Film Jepang tidak berhenti di Shin Godjira. Godzilla: Minus One (2023), menjadi film Godzilla yang menyita perhatian publik internasional. Walaupun penghasilan yang didapatkan tidak dapat mencapai angka pendapatan film Godzilla Amerika, Godzilla: Minus One dapat digadang sebagai film Godzilla terbaik di era modern. Selama penayangannya, Godzilla: Minus One telah meraih 103 juta Dollar AS (The Numbers, 2024). Film ini juga menjadi film Godzilla pertama di waralabanya yang mampu meraih penghargaan Oscar.  

Anime, Identitas Industri Film Jepang Saat Ini 

Animasi menjadi hal yang sulit untuk dipisahkan dengan industri film Jepang. Anime, sebutan khas untuk animasi Jepang, nampaknya telah menjadi ciri khas untuk karya sinematik Jepang. Bahkan film dengan penghasilan terbesar dari Jepang saat ini dipegang oleh Demon Slayer The Movie: Mugen Train (2020), film anime adaptasi dari manga karya Koyoharu Gotouge (Statista, 2023). Film garapan dari studio Ufotable ini mampu meraih 507 juta Dollar AS secara internasional (The Numbers, 2024). Anime tampaknya telah menjadi medium utama sebagai ladang keuntungan bagi industri film Jepang.

Hayao Miyazaki (Sumber: The Japan Times)
Hayao Miyazaki (Sumber: The Japan Times)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun