Mohon tunggu...
Bernardino Realino Arya B
Bernardino Realino Arya B Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Hanya penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemilihan Presiden 2024 dari Kacamata Pemilih Pemula

24 September 2023   15:03 Diperbarui: 24 September 2023   15:06 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Youtube Najwa Shihab

Menjelang masa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, tiga nama telah muncul sebagai Bakal Calon Presiden (Bacapres) yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. 

Saat ini para calon pemilih mulai menimbang siapa Bacapres yang pantas dipilih sebagai Presiden Republik Indonesia ke-8. Berbagai kelompok pendukung ketiga Bacapres tersebut sudah terbentuk. Salah satu kelompok di masyarakat yang mendapat perhatian dari mereka adalah para pemilih baru atau pemula.

Pemilih pemula merupakan golongan warga masyarakat berusia muda yang baru saja, atau untuk pertama kalinya, memperoleh hak pilih dalam Pilpres. 

Pemilih pemula pada Pilpres 2024 ini didominasi oleh kalangan Gen Z. Gen Z merupakan warga masyarakat yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012, atau saat ini berusia sekitar 11 tahun hingga 26 tahun. 

Jumlah mereka saat ini diperkirakan sebesar 27,94 persen dari populasi warga negara Indonesia. Sebagai pemilih, mereka akan ikut menentukan siapa pemimpin Indonesia berikutnya. 

Mahasiswa termasuk salah satu bagian dalam kelompok pemilih. Memiliki kata “maha” dalam namanya, hal ini menunjukkan bahwa mereka sebagai individu memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibanding sebelumnya saat duduk di bangku SMA.

Salah satunya, mereka kini mempunyai tanggung jawab untuk ikut memilih dalam Pilpres. Dengan posisi tersebut, mereka perlu mempunyai sikap kritis sebagai pemilih dalam menentukan pilihannya.

Sebagai mahasiswa, saya merupakan salah satu pemilih pemula, yang masih mempertimbangkan pilihan untuk Februari 2024 nanti. Terlebih sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, ini menambah tanggung jawab agar mampu memberi penilaian terhadap ketiga Bacapres tersebut dengan  matang.

Bingung saat mempertimbangkan mana Bacapres yang akan dipilih terjadi di benak saya sebagai pemilih pemula. Referensi opini tidak hanya datang dari lingkungan sekitar, namun juga dari masyarakat digital yang aktif menyuarakan pendapat mereka di media sosial. 

Baru-baru ini, pada 19 September 2023, Universitas Gadjah Mada bersama dengan Narasi telah memberikan wadah dan kesempatan bagi ketiga Bacapres mengemukakan gagasan mereka di depan para mahasiswa, sekaligus menjadi referensi masyarakat dalam menilai para calon pemimpin bangsa karena disiarkan secara langsung lewat kanal Youtube. Sebagai mahasiswa, saya memilih poin pendidikan sebagai referensi utama bagi pertimbangan dalam Pilpres mendatang.

Melalui kanal Youtube Najwa Shihab, ketiga Bacapres telah menyatakan gagasannya dalam bidang pendidikan. Anies mengemukakan tentang pentingnya kesetaraan kualitas pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia. 

Ganjar lebih menekankan pada pentingnya membangun sumber daya manusia yang produktif. Prabowo menyampaikan akan membangun sekolah-sekolah unggul di setiap kabupaten. Kira-kira begitu yang diajukan ketiga Bacapres dalam acara tersebut.

Gagasan-gagasan yang mereka tawarkan menjadi pegangan saya untuk membuat keputusan. Namun di zaman digital ini ada faktor lain yang menambah pertimbangan dalam memilih. Opini masyarakat digital terhadap ketiga Bacapres ikut menjadi salah satu faktor yang menentukan keputusan.

 Beragam opini publik terhadap ketiga Bacapres bermunculan di media sosial. Mulai dari dukungan hingga kritik akan kinerja dan gagasan yang telah mereka sampaikan. 

Ada pandangan yang saya setuju, ada pula yang tidak. Namun sebagai pemilih pemula, tetap masih sulit bagi saya untuk menentukan pilihan saat ini. 

Dinamika yang saya alami ini dapat dilihat sebagai salah satu bentuk persuasi dari Bacapres terhadap masyarakat. Gagasan dan kinerja yang telah ditunjukkan oleh para Bacapres menjadi titik referensi opini masyarakat. 

Apabila melihat dari Pertimbangan Sosial menurut Muzafer Sherif, maka faktor-faktor tersebut menjadi referensi baru bagi saya untuk membandingkan ketiga Bacapres dengan pandangan saya terhadap mereka (Griffin, M., 2019:195).

Awalnya, pandangan saya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan kerabat. Kemudian lingkungan sekitar yang cukup vokal dalam mendukung Jokowi ikut mempengaruhi pandangan saya terhadap ketiga Bacapres. Netral bagi saya bukanlah sebuah pilihan sebagai pemilih pemula. 

Saat ini, menyaksikan perkembangan kontestasi politik menjadi pilihan saya. Masih ada waktu untuk mematangkan pilihan. Kampanye, debat capres, dan berbagai dinamika lain akan menjadi referensi tambahan dalam pertimbangan saya untuk memilih siapa yang akan menjadi Presiden Indonesia berikutnya, pada 14 Februari 2024 nanti. 

Daftar Pustaka

Griffin, E. (2012). A First Look at Communication Theory (8th ed.). New York: McGraw-Hill Education.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun