Lahir di Bandung 9 Maret 2003, Naufal tumbuh besar pada dunia olahraga yaitu sepak bola. Sejak kecil ia mengidolakan legenda-legenda lapangan hijau dan bercita-cita menjadi pemain profesional. Mimpinya mulai terwujud saat bergabung dengan salah satu akademi sepak bola yang ada di Bandung pada usia 10 tahun. Memiliki kemampuan yang luar biasa di lapangan membuatnya terpilih menjadi pemain inti disalah satu klub pada usia 14 tahun. Perjalanan Naufal di dunia sepak bola tidak mulus. Cedera lutut parah yang dialaminya saat bertanding memaksanya untuk berhenti bermain. Sejak kejadian itu Naufal merasa dunianya hancur. "Saya tidak tau harus melakukan apa, karena bagi saya sepak bola adalah dunia saya dan sepak bola adalah pelarian bagi saya," ujarnya.
Setelah pulih dari cederanya, Naufal mencari kegiatan lain untuk mengisi kekosongan. Ia mencoba terjun ke dunia kopi. Naufal bertemu dengan orang-orang yang sudah lebih dulu terjun ke dunia kopi, ia belajar banyak dari orang-orang tersebut. Setelah bertemu dengan orang-orang hebat Naufal pun mendalami dunia kopi, ia sempat menajdi barista di berbagai kedai kopi dan pernah memiliki brand sendiri. Tetapi hal itu tidak berjalan lama karena ia merasa jenuh dan bosan. Naufal memutuskan untuk berhenti dalam dunia kopi "saya berhenti hanya menjadi barista saja, kalo untuk dunia kopi sendiri saya hanya menikmati saja, sama seperti orang-oranglah intinya" ujarnya.
"Sekarang saya terjun ke dunia seni, tidak pernah terpikirkan sebelumnya mengapa saya suka dunia seni apalagi dunia musik, di dalam musik saya bisa meluapkan semua isi fikiran disitu, seperti halnya saya bermain bola seperti dahulu", kata Naufal dalam wawancara. Naufal memainkan alat musik gitar dan ia pernah mengcover salah satu lagu dari alm Chrisye. Tak hanya alat musik gitar Naufal bisa memainkan berbagai alat musik lainnya seperti drum dan lainnya. Ia lebih lama di dunia musik daripada dunia kopi, karena menurutnya musik adaah jiwanya. Naufal merasakan semangat hidup yang berbeda dari sebelumnya. Semangat itu memotivasi dirinya untuk terus maju.
Dari perjalanan hidup tersebut Naufal mencoba untuk mencari peluang untuk menghasilkan uang, hingga akhirnya Naufal menemukannya yaitu membuat brand sendiri yang bernama MENTHILAS. Brand tersebut dibuat untuk art dan fashion. Tidak mudah untuk menaikan nama brand tersebut, "kalo untuk menthilas sendiri saya mengeluarkan banyak modal. Paling banyak itu dari menaikan nama brand itu sendiri karena saya sendiri sampai mengeluarkan uang pribadi saya untuk menaikan nama brand itu" ujarnya.
Kini nama menthilas sudah dikenal oleh beberapa masyarakat dan menthilas sendiri mulai masuk ke berbagai event untuk membuka standnya dan menjalin kerjasama dengan berbagai kedai kopi.
Naufal adalah bukti bahwa sesuatu yang direncanakan menurut kita itu benar dan baik belum tentu bagi maha kuasa itu adalah yang terbaik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI