Mohon tunggu...
Rio Ananda
Rio Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student of Law

Hola people! I am a person who is interested in legal issue, environmental issue, historical, and really likes literature. Maybe, a bit more attention to lifestyle too. Nice to meet you!

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bahasan Ringan Ekofeminisme: Relasi Alam dan Perempuan

27 Januari 2022   10:28 Diperbarui: 27 Januari 2022   10:29 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih yang pertama kalian pikirkan setelah mendengar kata 'Ekofeminisme'? Alam? Ekologi? Perempuan? Ya, itu semua benar, tapi di sini saya akan menjelaskan terminologi tersebut dengan sesederhana mungkin. Baik, Ekofeminisme terdiri dari dua kata, yaitu Ekologi dan Feminisme. 

Ekologi sendiri dalam hal ini bisa diartikan sebagai rumah yang makhluk hidup tempati, namun dalam artian lebih luas lagi, bahwa ekologi itu adalah lingkungan yang kita pijak sekarang karena di dalamnya terdapat Sumber Daya Alam dan ekosistem lainnya. 

Sementara feminisme sendiri merupakan sebuah paham atau gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak perempuan dalam menentang segala budaya patriarki yang menindas, serta pada dasarnya menginginkan kesetaraan gender terlebih dalam mendapatkan hak akses yang sama pada semua gender. Nah, itulah arti dari ekologi dan feminisme. 

Lantas, apa itu Ekofeminisme?

Oke, jadi ekofeminisme merupakan suatu cara pandang yang menyatakan bahwa adanya suatu keterkaitan antara perempuan dan alam semesta, di mana ketika alam dieksploitasi, dihancurkan, atau dirusak oleh kaum patriarki dan yang lainnya dengan model kapitalisme atau semacamnya, maka hal itu sama saja merusak perempuan (tubuh).

Dalam hal ini ekofeminisme menyuguhkan suatu cara pandang bahwasannya, bumi itu seperti seorang ibu yang melahirkan banyak peradaban. Singkatnya bumi itu ibu atau alam itu ibu. 

Oleh karena itu, ekofeminisme menjawab kebutuhan dalam melindungi bumi dengan jalan yang perempuan yakini. Ekofeminisme juga mencoba untuk lepas dari belenggu patriarki dengan melawan dan menentang segala hal yang melanggengkannya, dalam hal ini berarti seperti perusakan alam oleh monster besi (ekstraktivisme).

Rumit gak sih?

Kalau rumit, intinya begini, ketika kamu masih menjaga adat dan kearifan lokal di daerahmu, seperti berladang atau merawat hutan dengan tradisi tertentu itu bisa disebut ekofeminisme, contoh lainnya ketika kamu menanam satu pohon di halaman rumah, terlebih bareng ibu kamu itu juga merupakan ekofeminisme. 

Itu menurut konklusi yang aku pahami ya, adapun Menurut Francoise d'Eaubonne dalam bukunya yang berjudul Le Fminisme ou la Mort (1974), ekofeminisme menghubungkan penindasan dan dominasi kelompok pada semua aspek , dalam hal ini perempuan, ras, bahkan anak-anak dengan eksploitasi dan penguasaan alam, nah ini sekiranya definisi yang paling ajeg dari seorang pejuang ekofeminisme, yaitu Francoise d'Eaubonne. Ya, Sesederhana itu yang ingin aku sampaikan gais. Emang singkat banget ya, tapi semoga ilmunya dapat bermanfaat luas.

Ekofeminisme berarti,

"Ketika ruang hidup perempuan dirampas dan atau dihancurkan, perempuan menghadapi berbagai bentuk ketidakadilan, termasuk ketidakadilan gender. Kemiskinan berkepanjangan merupakan salah satu konsekuensinya."

- Mia Siscawati

Mungkin itu yang dapat penulis sampaikan menurut pemahaman yang penulis tahu, untuk lebih mengenal istilah ekofeminisme ini silahkan cari sumber lain ya, karena tulisan ini dibuat berdasarkan diskusi, bacaan, dan tontonan penulis. Makasih!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun