Kebiasaan atau gaya hidup yang tidak sehat serta kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah akan pentingnya pola hidup sehat menyebabkan adanya tingkat resiko penyakit diabetes yg lebih tinggi. Diabetes terjadi dikarenakan tubuh tidak memproduksi insulin untuk mengatur tingkat gula darah dalam tubuh,sehingga terjadi peningkatan gula darah yang cepat dan tiba-tiba. Hal ini berbahaya jika di biarkan terus menerus. Untuk menghidari peningkatan resiko diabetes,maka dibutuhkan adanya perubahan gaya hidup tidak sehat menjadi gaya hidup sehat.Â
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Tugurejo dr. Sari Widiyastuti, Sp.PD, FINASIM mengungkapkan, berdasarkan data Internasional Diabetes Federation (IDF) pada 2021 lalu, 537 juta orang dewasa yang berumur 20-79 tahun menderita diabetes di seluruh dunia. Sementara, Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta.
"Dengan jumlah penduduk sebesar 179,72 juta ini, berarti prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 10,6 %. Penyakit ini menyebabkan 6,7 juta kematian pada 2021. Diperkirakan terdapat 1 orang meninggal setiap 5 detik akibat diabetes," paparnya kepada Joglo Jateng, belum lama ini
Menurutnya, penderita Diabetes Militus/ DM paling banyak berada di rentang usia 55-74 tahun. Meski demikian, penyakit ini juga bisa dialami pada usia 20-40 tahun. "Diabetes memang dapat dipengaruhi oleh faktor usia. Semakin bertambah usia Anda semakin besar pula resiko Anda terkena diabetes," tambahnya.
Sementara untuk gejala awal, lanjutnya, ditandai dengan sering kencing, haus, dan cepat lapar. Selain itu ada gejala tambahan, seperti kesemutan pada tangan dan kaki, penglihatan kabur, cepat lelah, mudah mengantuk, luka sulit sembuh, dan sering gatal di tubuh.
"Kalo dijumpai gejala seperti itu sebaiknya memeriksakan diri pada dokter. Lalu dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah," ujarnya.
Selain itu, dr Sari menyampaikan, jika kondisi ini dibiarkan, maka secara bertahap menyebabkan komplikasi kronik dalam jangka waktu yang lama. Sehingga hal ini bisa mempengaruhi kerusakan pembuluh darah, saraf, mata, ginjal.
Kendati demikian, dirinya menuturkan, penyakit ini dapat dicegah dan dihindari. Di antaranya dengan rutin berolahraga, mempertahankan berat badan ideal, istirahat yang cukup, serta tidur yang berkualitas. "Perlunya konsumsi buah dan sayur dalam sehari serta kurangi asupan gula, garam, dan lemak jenuh. Kelola stres dengan baik, hindari merokok serta tidak mengonsumsi alkohol," terangnya.
Pihaknya berharap, pencegahan penyakit tersebut terutama ditujukan kepada orang-orang yang memiliki faktor resiko untuk menderita penyakit DM. Tujuannya untuk memperlambat dan menjaga fungsi kelenjar pancreas agar bisa menghasilkan hormon insulin dengan baik.
Kini sudah ada solusi dari masalah Diabetes anda, yaitu Bio Insuleaf hadir untuk mengatasi masalah gula darah Anda dengan kandungan 100% Alami. Bio Insuleaf mengandung 21 tanaman herbal yang diolah dan disatukan dengan cara tiga teknik pengekstrakan sehingga menghasilkan energi penyembuhan dari alam yang bermanfaat mengurangi gula darah pada penderita Diabetes.Â
Komposisi Bio Insuleaf, yaitu Mengkudu dalam jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, membuktikan bahwa sari buah mengkudu dapat bermanfaat untuk mengatur gula darah pasien diabetes. mengkudu memiliki manfaat untuk mengontrol tekanan darah. Mahkota Dewa ada kandungan saponin dan tanin yang berperan dalam penurunan kadar glukosa darah. Brotowali ada Senyawa terpenoid yang berperan menurunkan serum gula darah pada diabetes adalah borapentol B. Kunyit ada sifat anti inflamasi pada kunyit diketahui dapat membantu menjaga berat badan, sehingga mengurangi risiko obesitas yang dapat mengarah ke komplikasi diabetes. Kayu Manis dapat meningkatkan transport glukosa sehingga mampu menurunkan glukosa darah secara signifikan