Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat 70% perputaran uang di Indonesia berada di Jakarta. - Suryo Bambang Sulisto (2013)
Rencana pemerintah DKI Jakarta yang ingin kembali menjalankan PSBB total pada Rabu malam melalui siaran persnya (9/9/2020), mengundang sentimen negatif di pasar modal Indonesia.
Sentimen negatif pasar modal tercermin dari kinerja IHSG di keesokan hari, tercatat terjadinya penurunan sebesar 5% di level Rp 4.891,87.
Kinerja buruk tersebut direspon oleh Bursa Efek Indonesia dengan menghentikan perdagangan di pasar modal sementara waktu atau trading halt pada kamis (10/9/2020) selama 30 menit (10.36 - 11.06).
Hal tersebut tidak dapat dihindari mengingat perputaran uang di Indonesia mayoritas ada di DKI Jakarta dengan kata lain perekonomian di Indonesia masih tercentalisasi.
DKI sudah sejak lama menjadi "gula" yang begitu manis dimata pendatang, DKI seakan tidak habis pesonanya sebagai tujuan untuk mencari nafkah dan memperbaiki taraf ekonomi.
Kedatangan warga luar daerah ke Jakarta sudah menjadi hal yang lumrah terjadi, karena Jakarta dianggap lebih menjanjikan dari daerah asal mereka.
Dengan adanya pandemi kita dapat saksikan bersama bahwa, perlu adanya pemerataan ekonomi ke seluruh wilayah di Indonesia tanpa terkecuali.
Dengan pemerataan ekonomi, Jakarta tidak lagi menjadi daerah yang dominan tetapi menjadi daerah yang setara dengan daerah lain. Maka minat tenaga kerja untuk ke Jakarta akan berkurang, dan mereka dapat menjadi penggerak ekonomi di daerahnya masing masing.
Pemerataan ekonomi bertujuan untuk menghindari kerentanan ekonomi nasional, jika satu wilayah yang menjadi central ekonomi mengalami kebuntuan dan menghentikan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut.
Maka daerah lain akan tetap berjalan dengan baik, dan pergerakan ekonomi nasional pun tidak akan mengalami dampak yang significant.