Mohon tunggu...
Rio Achmad Afandi
Rio Achmad Afandi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Saya orang yang mudah bersosialisasi dan mampu memanagemnt waktu dengan baik, dapat bekerja baik dengan tim. saya juga gemar dalam dunia forografi/videografi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Social Media Crime: Rahasia Gelap di Balik Penjualan Akun Game Online

16 Februari 2024   00:22 Diperbarui: 16 Februari 2024   00:22 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, tetapi sayangnya, keberadaannya juga membawa risiko yang tidak bisa kita hindari, salah satu ancaman utamanya yaitu kejahatan. Fenomena kejahatan media sosial semakin merajalela dan dapat mengancam keamanan serta kesejahteraan masyarakat secara luas. Kejahatan ini meliputi penyebaran hoaks dan desinformasi yang dapat menciptakan kebingungan dan ketegangan di antara masyarakat. Selain itu, kriminalitas cyberbullying semakin meningkat, di mana individu atau kelompok menggunakan platform ini untuk menyerang dan merendahkan orang lain secara daring, memberikan dampak psikologis serius pada korbannya.

               Maraknya kejadian kejahatan media sosial yang beredar di masyarakat perlu menjadi fokus utama dalam menggunakan media sosial, jika ada pesan yang masuk ke medsos kita tanpa adanya identitas yang jelas perlu di waspadai, karena jika kita tidak waspada bisa saja kita di tipu oleh para pelaku.

               Adanya sebuah kasus mendalam terhadap penipuan pembelian akun game online mengungkap fakta kecurangan yang merajalela di dunia media sosial salah satunya di telegram. Sejumlah pelaku penipuan ternyata telah memanfaatkan platform ini untuk menipu pengguna yang ingin membeli akun game secara online.

               Dalam serangkaian wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu korban yang berasal dari Kota Bandung, ditemukan bahwa banyak dari mereka tertipu oleh penjual akun game yang menawarkan harga terjangkau melalui platform media sosial. Para penipu ini sering menggunakan metode rayuan dan menampilkan testimonial palsu untuk menarik minat calon pembeli.

               "Awalnya saya survei terlebih dahulu di media sosial instagram dan facebook, lalu kemudian dari setelah melakukan komunikasi di facebook, saya di arahkan ke telegram untuk komunikasi lebih lanjut, dan, mereka mengirim sebuah gambar akun mobile legend yang memiliki skin hero yang lengkap, awalnya saya udah tertarik, tapi sempat ragu juga tadinya karena pelaku meminta saya untuk melakukan transaksi secepatnya" ujar dengan inisial FD, pada rabu, 14 februari 2024, Pukul 17.00 WIB.

               Namun ketika FD merasa ragu dalam pembelian aku tersebut, FD memakai jasa rekening bersama (Rekber) atas rekomendasi dari grup telegram tersebut. Dan pada akhirnya FD percaya kemudian melakukan transaksi untuk membeli sebuah akun game mobile legend tersebut.

               FD kemudian melakukan transaksi sebanyak 500rb untuk membeli akun game mobile lagend yang di tawarkan, namun setelah melakukan transaksi, FD justru di blokir lalu dikeluarkan dari grup jual beli akun game tersebut.

               "Ternyata setelah saya selidiki lebih lanjut, itu tuh bukan cuman satu orang ternyata, tetapi melibatkan banyak orang untuk melakukan penipuan tersebut kepada saya, dari mulai saya membuat sebuah postingan di facebook untuk menanyakan rekomendasi tempat jual beli akun game, terus ada yang komen 3 orang untuk masuk kedalam telegram itu" Ujar FD, pada 14 februari 2024, Pukul 17.00 WIB.

               Penting untuk diingat bahwa pembelian akun game melibatkan risiko tertentu, terutama ketika melakukan pembelian jalur yang tidak resmi. Artikel ini menyoroti pentingnya memeriksa kredibilitas penjual dan memastikan transaksi dilakukan melalui saluran resmi untuk menghindari penipuan.

               Beberapa korban melaporkan bahwa setelah melakukan pembayaran, penjual menghilang tanpa memberikan akses ke akun yang dijanjikan. Situasinya semakin meruncing karena ternyata beberapa akun yang dijual merupakan hasil pencurian atau peretasan, sehingga pembeli tidak hanya kehilangan uang, tetapi juga terjerumus dalam risiko tindakan ilegal. Hal ini menyoroti seriusnya permasalahan keamanan dalam transaksi online dan menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen bisa dengan mudah dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

               Platfrom media sosial memang sering menjadi wadah untuk para penipu melakukan aksinya, pelaku tindak kejahatan ini bergerak secara berkelompok, dan berkompromi satu sama lainnya.

               FD merasa bahwa kejadian tersebut terjadi secara cepat, rayuan dan testimoni palsu yang diberikan oleh pelaku tersebut berhasil meyakinkan FD untuk melakukan pembelian akun game online tersbut, sehingga FD mengalami kerugian yang cukup banyak.

               "saya juga heran, ternyata dengan adanya jasa rekber juga tidak menjamin hal itu, ternyata rekber nya juga bisa menjadi komplotan para pelaku itu juga, saya disini merasa sangat di rugikan sekali, karena dengan nominal 500rb itu cukup besar buat saya" Ujarnya pada penulis.

               FD berharap bahwa ketika hendak membeli sesuatu barang atau jasa pada media sosial, harus mengamati secara detail terlebih dahulu, karena pelaku kejahatan bisa memanipulasi apapun untuk melakukan aksi kejahatannya dalam medsos, ketika hendak membeli sesuatu melalui platfrom medsos harus memaastikan dari website resmi atau marketplace yang terpercaya, supaya bisa terhindar dari kasus penipuan yang sudah di alami oleh FD.

               Oleh karena itu, dengan adanya upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pihak berwenang, platform media sosial, dan masyarakat, diperlukan untuk mengatasi dan mencegah dampak buruk yang ditimbulkan oleh kejahatan media sosial, guna menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun