Mohon tunggu...
Rio Achmad Afandi
Rio Achmad Afandi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Saya orang yang mudah bersosialisasi dan mampu memanagemnt waktu dengan baik, dapat bekerja baik dengan tim. saya juga gemar dalam dunia forografi/videografi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema Uang Kuliah Tunggal, antara Kualitas Pendidik dan Akses Mahasiswa?

10 Oktober 2023   23:45 Diperbarui: 11 Oktober 2023   01:31 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Freepik.Com

Pendidikan yang tinggi merupakan cita-cita bagi semua orang, karena dengan pendidikan yang tinggi dapat memiliki wawasan ilmu yang luas dan pengetahuan yang baik. 

Namun, kenyataannya bahwa untuk menuju gelar sarjana tidaklah mudah bagi beberapa kalangan, banyaknya hambatan dan rintangan serta lika-liku menuju perguruan tinggi selalu terhambat dengan mahalnya uang kuliah tunggal atau UKT. 

Mahalnya UKT selalu menjadi perdebatan yang tidak ada habisnya, karena dengan mahalnya biaya perguruan tinggi akan menghambat di berbagai kalangan yang dari segi ekonominya kurang baik. 

Seringkali kita melihat banyak anak muda yang ingin masuk ke perguruan tinggi selalu terhambat dengan mahalnya biaya yang harus di keluarkan, sehingga banyak yang terkubur mimpinya.

Sistem biaya kuliah UKT sekaligus di perguruan tinggi dinilai perlu ditinjau ulang karena memberatkan banyak mahasiswa. Tingginya biaya UKT disebabkan oleh berdirinya Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum yang telah menciptakan tren komersial dalam pendidikan tinggi. Mahasiswa, sebagai kelompok yang sangat terdampak oleh program UKT, mempunyai latar belakang ekonomi dan sosial yang sangat beragam. 

Pada saat yang sama, peran PTNBH yang berbadan hukum dalam penyelenggaraan dan pengelolaan UKT tidak bisa diabaikan. PTNBH bertanggung jawab  mengelola perguruan tinggi secara adil dan transparan, memastikan kebijakan UKT diterapkan secara tepat dan adil bagi seluruh mahasiswa, apapun kondisi ekonomi atau sosialnya. 

Hal ini menciptakan lingkungan pendidikan dan melakukan tindakan dengan adil di mana setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan tinggi yang berkualitas.

Alasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan sistem Uang Kuliah tunggal UKT adalah untuk membantu anak-anak Indonesia dari latar belakang kurang mampu untuk belajar di perguruan tinggi negeri di Indonesia. Tentu saja biaya ini digunakan untuk membantu membayar uang sekolah bagi siswa yang memiliki penghasilan/gaji orang tua yang besar. 

Banyak mahasiswa yang merasa terbebani dengan sistem biaya pendidikan UKT. Apalagi dalam mengalokasikan biaya pendidikan, pihak perguruan tinggi hanya mementingkan pekerjaan dan pendapatan orang tua siswa tanpa mempertimbangkan aspek lain seperti jumlah anak yang masih menjadi tanggungan mereka, biaya pendidikan anak di kemudian hari, proses pembelajaran, dan lain-lain.

Ilustrasi UKT | Foto: Detik Sultra 
Ilustrasi UKT | Foto: Detik Sultra 

Salah satu narasumber yang aktif di salah satu univeritas yang berada di kota Serang Banten menyebutkan bahwa biaya uang kuliah tunggal dirasa masih terlalu berat untuk dikeluarkan, pasalnya ia membayar UKT per-semester sebesar Rp. 7.500.000,- ia menganggap bahwa biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi, sehingga orang tua dari Mila merasa keberatan untuk membayar UKT yang semakin meningkat, hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan fasilitas kampus seperti laboratorium, fasilitas pembelajaran, hingga adaptasi teknologi mutakhir, sehingga membuat UKT setiap tahunnya meningkat. 

Mila merasa bahwa ia kurang nyaman yang setiap tahunnya UKT selalu meningkat, dikarenakan banyak faktor mahasiswa yang kesulitan membayar uang kuliah tunggal tersebut. "Alternatif yang bisa diusulkan untuk mengatasi masalah mahalnya UKT di perguruan tinggi tersebut bisa diberikan sebuah solusi seperti menambahkan kuota untuk membuat asuransi pendidikan atau mengurangi UKT dari tahun sebelumnya," ujar Mila.

Semoga dari topik yang ada di atas dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang berguna bagi para pembaca.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun