12. Persoalannya apakah doa hanya sebatas hitungan jumlah orang. Lalu doa "di-empiriskan" dengan hitungan jumlah orang yang berdoa. Sekali lagi doa dilihat secara logis berdasar hitungan matematika.
13. Sekali lagi doa harus dilakukan dengan usaha. Kisruh PSSI dan Liga harus diselesaikan, mafia bola dihabiskan, penonton semakin dewasa. Itu namanya usaha.
14. Kembali ke doa Yusuf Mansur, jadi apa salahnya jika ia mengajak kita berdoa melalui tweetnya? Selama bertujuan untuk kebaikan, apa salah dia?
15. Kita tahu Yusuf Mansur tidak punya kewenangan terhadap kebijakan fiskal, moneter atau ekonomi. Jadi kita biarkan saja dia berdoa sesuai keyakinannya. Hanya itu yang sebatas ia bisa. Ia bukan Menteri atau Presiden yang punya kebijakan di negeri ini. Jika anda setuju, ikuti. Jika tidak, berbuatlah sesuatu agar dollar turun di bawah ceban.
16. Doa sudah, sekarang usahanya sudah atau belom? Kita harus menghargai upaya presiden Jokowi yang telah merombak kabinet terutama di sektor ekonomi.
17. Pertanyaan berikutnya, apakah perombakan menteri mampu menjadi sebuah "usaha" untuk menguatkan rupiah? berapa target perbandingan rupiah dengan dollar, dengan yuan? Secara lebih luas, apakah menteri-menteri yang baru bisa memberi kesempatan kerja bagi rakyat indonesia, membuka peluang usaha, mendorong indonesia mampu bersaing di pasar global?
Apakah kebijakan-kebijakan tersebut mampu memberi kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.... ya seluruh rakyat Indonesia, termasuk netizen yang nyinyir ketika seorang Yusuf Mansur mendoakan negara ini lebih baik melalui penguatan rupiah terhadap dolar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H