Mohon tunggu...
Rio Muqni
Rio Muqni Mohon Tunggu... lainnya -

man wish for simple things

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Gadis

8 Juni 2012   07:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:15 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa kecil bagian selatan Sulawesi yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dengan bertani sekaligus beternak. Sebagian besar perumahan di kampung itu di kelilingi oleh sawah dan pohon-pohon yang serba hijau dan sangat luas. Rumah-rumah desa itu entah atau memang di sengaja untuk di buat menjadi rumah panggung, rumah yang isi bawahnya sengaja di buat kandang atau hanya sekedar bale-bale, namun rumah panggung yang masih bertemakan kayu itu terasa sangat sejuk di bandingkan dengan rumah mewah yang dimiliki kota besar.

hanya satu rumah panggung yang terlihat kontras dengan rumah panggung lainnya di desa itu mempunyai ukuran yang lebih besar dan terlihat berkilau akibat kayu yang diplitur itu. Rumah itu di tempati oleh seorang juragan sawah yang mempunyai sawah yang paling luas di banding penduduk yang ada di desa itu. Juragan itu tidak perlu melakukan kesehariannya yang dulu sebagai petani karena sekarang dia mempunyai beberapa pekerja yang dibayar untuk membajak dan menanam sawah itu. Sang juragan tinggal dengan istri dan seorang anak gadisnya yang sebentar lagi dia suruh untuk melanjutkan kuliah di kota.

“berangkatlah besok ke kota untuk mendaftar di universitas ternama di sana, ada om jef yang jemput besok yang bisa antar kau, om jef sudah bapa hubungi jadi tenang saja”

“yang penting kau harus siap ujian nanti, ngerti toh?”

“ie pak” balas Gadis yang sebenarnya masih merasa takut untuk pergi dari desanya yang amat tenang dan damai ini.

Akhirnya setelah menerima titah dari bapaknya, Gadis juga menuju ke kekota seperti apa yang telah di beritahukan oleh bapaknya dan setelah beberapa minggu Gadis bersama para pendaftar lainnya yang berjumlah sangat banyak mengikuti tes.

Tentu saja kelulusan itu mudah saja di raih oleh Gadis karena tidak hanya cantik, Gadis juga adalah seorang wanita yang cerdas yang pada masa sekolahnya dulu Gadis tidak pernah melewatkan peringkat 3 besar.

Hal ini tentu saja sangat membanggakan bapak dan mamanya yang segera menerima kabar dari om Jef setelah pengumuman keluar.

“sudah saya bilang pasti kau bisa lulus dengan mudah” sambil terkekeh sang juragan sawah membuka obrolan.

“ia dong masa anak mama ga lulus..!kan aneh kalau anaknya pak Rustam yang di depan juga bisa lulus?” lanjut sang istri juragan.

Si Gadis hanya terdiam dan memberikan senyum yang entah ikhlas atau tidak namun Gadis merasa bahagia melihat orang tuanya bahagia.

“oh ia..nanti di sana kau cari kostan saja, nda enak sama om jef menyusahkan”

“tapi nda usah bilang alasannya sama Om jef kalau di Tanya nanti, bilang saja kalau kau mau cari tempat yang dekat dengan kampusmu”

“ie pa”

***

Setelah beberapa minggu di rumah om jef,Gadis yang sudah mulai masuk kuliah akhirnya pindah ke kostan yang dekat dari kampusnya setelah bersusah payah mencari karena hampir semua kamar kostan di sana telah terisi. Namun beruntung karena dia menemukan seorang teman yang memberi tahukannya kamar di kostan yang masih ada yang kosong di tempat dia tinggal.

Akhirnya Gadis Juragan Sawah itu memulai hidupnya sebagai mahasiswa pada umumnya yang membawa mimpi kesuksesan sebagai bekal mereka. Gadis dengan mudah mendapatkan banyak teman serta perhatian para seniornya yang terkadang membuatnya sedikit merasa risih. Gadis adalah wanita yang termasuk dalam kategori cantik di kalangan kampusnya karena itu dia selalu jadi pandangan yang indah orang-orang yang dilewatinya.

Tidak membutuhkan waktu lama dan Gadis jadi idola di kampus itu, baik wanita apa lagi pria sering saja menyebutkan nama Gadis.

“eh, anak maba dari FISIP itu oke juga yah?”

“oh yang manis itu? Sapa lagi namanya yah, aku lupa!”

“Gadis…namanya gadis”

“mantap tuh kalau bisa ngajakin dia jalan”

“ah!!kau ini, kalau begitu mah saya juga mau”

Itulah obrolan yang sering terlontar khususnya di kalangan lelaki bermata tembus pandang yang pada akhirnya membuat Gadis menjadi objek persaingan mereka.

Beberapa kali Gadis berusaha di ajak jalan ataupun beberapa mahasiswa lelaki yang secara lansung menyatakan perasaannya namun semuanya di tolak sang Gadis dengan alasan yang bermacam-macam.

“maaf saya tidak bisa, karena sayapun belum kenal dengan kamu”

“maaf saya tidak bisa, saya sudah punya orang lain”

“maaf saya tidak bisa, saya mau fokus dengan pelajaran saya”

“maaf saya tidak bisa, saya sudah ada tunangan”

Begitu seterusnya alasan-alasan yang Gadis berikan kepada mereka yang berusaha meraup keuntungan dari Gadis. Namun ternyata Gadis tidak bukannya tidak mau berhubungan dengan lelaki tapi Gadis merasa belum ada saja yang tepat untuknya.

“dis,kenapa sih kamu nolak semua cowok cakep yang nembak kamu itu?” Tanya seorang teman wanita yang sekost dengan Gadis. Berhubung dia juga tau bahwa Gadis adalah wanita yang popular dan dia penasaran terhadap sikap gadis yang menurutnya terlalu menutup diri.

“aku belum nemu yang tepat aja!” jawab gadis sepele.

“tapikan Roni dan Ito cakep,baik, berduit pula. Kalo aku lansung hajarrrrr..hahaha”

“tapi kan setiap orang punya kriteria masing masing. So I also have.!” Terang Gadis.

“trus kriteria cowok kamu seperti apa?”

“hmm…ada dehhh”

“iiihhh.”

***

Di sebuah warkop tengah kota yang ramai di kunjungi orang terlihat dua orang lelaki yang juga mahasiswa yang sama di universitas tempat Gadis kuliah.

“eh..Gung, kau tau si Gadis yang setahun di bawah kita dari FISIP itu?” Tanya lelaki yang bernama idam kepada temannya Agung. Agung adalah seorang Mahasiswa FISIP yang beda setahun dengan Gadis. Agung tidak terlalu terkenal di kampus itu namun wajahnya yang terbilang ganteng selalu jadi bahan lirikan oleh para wanita kampus.

“ia, dia juniorku,mang napa?”jawab Agung.

“oh ia yah..kau saya lupa kau satu ternyata…bagamana sih anaknya?”

“hmm..lumayan cantik,tapi saya nda pernah kenalan, Cuma tau muka saja”

“katanya orang si Gadis itu dah nolak si Roni anak KEDOK yang terkenal cakep itu n si Ito anak TEHKNIK yang juga statusnya sama dengan Roni”

“trus?”

“apanya yang terus??”

“ya itu,ceritamu terusin”

“maksudku, masa kau nda penasaran sama itu Gadis?? Dua cowok cakep di tolak loh sama dia! Apa lagi kau satu fakultas sama Gadis, masa nda mau coba juga?”

Memang Agung adalah tipe lelaki yang tidak sering pacaran namun sekali dia punya pacar maka mestilah pacarnya itu adalah seorang wanita yang cantik yang sulit di taklukkan.

“lah…kau kan juga terkenal cakep, masa jatuh pamornya orang-orang cakep di kampus gara-gara cuman seorang cewek, hati-hati loh nanti nda ada lagi yang naksir sama kau”

“ahahahah….saya kira apaan, ternyata maksudmu Cuma itu? Untuk saya dekati si Gadis itu..”

“ia…kalo kau bisa”

“haisss…tenang saja, saya itu beda dari dua cowo kolot yang di tolak Gadis”

Obrolan itu akhirnya berujung kepada taruhan traktiran buat Agung yang bila bisa mendapatkan Gadis akan menang namun sebaliknya buat Idam bila Agung sampai di tolak.

***

Dengan jadwal waktu yang mereka tetapkan yaitu umumnya sampai tiga bulan jangka kadaluarsa taruhan itu, maka Idam lah pemenangnya bila dalam waktu itu Agung tidak berhasil.

Namun sepertinya Agung memang benar-benarterlihat berbeda dari lelaki-lelaki yang sebelumnya datang kepada Gadis dan menyatakan perasaannya. Agung bahkan tidak lansung pergi mendekati dan menyapa Gadis, dia hanya memeriksa keseharian Gadis.

Setelah seminggu berlalu akhirnya Agung terlihat sedang berdiri di depan perpustakaan sambil memegang beberapa buku tebal dan menunggu Gadis yang akan keluar dari perpustakaan. Setelah mengintip kedalam dan melihat Gadis yang berjalan menuju pintu,Agung berpura-pura tidak sengaja menabrak Gadis dan menjatuhkan beberapa buku yang Gadis bawa.

“aduh..maaf, maaf, gak papa kan?!”spontan Agung yang lansung memungutkan buku Gadis yang terjatuh.

“ia gak apa-apa kak,hehe”jawab Gadis dengan polosnya

“eh kamu Gadis kan? Anak baru kemarin?”Tanya Agung dengan wajah yang terlihat sedikit heran.

“ia kak, kakak Agung kan??” dengan santai namun masih tetap polos Gadis bertanya.

“loh kamu tau saya??”

“ia sering di cerita sama teman,kakak banyak yang ngefans loh”

“halah sembarang..hahah, eh kamu senang baca buku juga ya?”Tanya Agung bermaksud mengalihkan pembicaraan.

“ia kak..aku senang baca buku,apa lagi novel”

“wah..hebat-hebat..”

(…..) dan begitulah obrolan mereka terus berlanjut dari hari kehari.

Dan pada akhirnya taruhan Agung dengan Iban dimenangkan oleh Agung karena telah mendapatkan Gadis. Bahkan tidak butuh beberapa lama Agung jadi pacar Gadis, yaitu hanya sekitar dua bulan pendekatan.

Bulan pertama hubungan mereka tidak terlalu mesra karena kecanggungan Gadis, namun Agung yang sudah banyak pengalaman pacaran tidak seperti itu. Malah Agung agresif namun tenang membuat Gadis juga jadi biasa dengan seperti itu.

“kamu sudah pernah ciuman?”Tanya Agung sambil memegang tangan Gadis.

“belum pernah…”jawab gadis yang ternyata masih polos juga.

Begitulah seterusnya ketika mereka pertama kali ciuman dan bermesraan di kostan Agung, yang akhirnya membuat batas-batas itu mereka lupakan. Gadis yang pada awalnya pun menolak namun tetap tidak berhasil dan tenggelam dalam rayuan Agung yang bagaikan menghipnotis dirinya.

Gadis yang tidak tau akan jebakan lelaki itu hanya bisa pasrah dan merasa bahagia ketika Agung semakin melancarkan serangan rayuannya.

“aku tahu ini yang pertama kali buatmu sayang…maafkan aku ya,buat kamu sakit”

“gak papa kok sayang. Aku pasrah karena aku sayang dan percaya sama kamu” dan seperti itulah jawaban yang polos terlontar dari bibir Gadis.

Bahkan setelah putus dengan Agung dan kembali menjalin hubungan dengan lelaki lain kalimat polo situ akan selalku terlontar dari mulut sang Gadis juragan sawah itu.

Entah bagaimana ataukah karena dia yang dari desa yang tidak mengerti aturan main kota ataukah karena polosnya itu? Namun Gadis dengan kalimat-kalimat polosnyatetap masih berusaha mencari dan menunggu lelaki yang bisa dipercaya untuk membahagiakan dirinya selamanya atau Gadis dengan kalimat-kalimat polosnya itu akan tetap menjadi bulan-bulanan para lelaki bejat di kota itu? Ahh….entah waktu atau siapapun yang bisa menjawabnya tetap tidak akan merubah semua yang telah berlalu.

Makassar, 08 june 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun