Mohon tunggu...
Riny Kusumawati
Riny Kusumawati Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Swasta

Saya adalah pribadi yang berusaha kuat untuk keluarga dan orang sekitar saya. Mempunyai sifat humble dan sedikit extrovert.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penerapan Sikap Budi Pekerti pada Remaja Broken Home

7 September 2024   17:00 Diperbarui: 7 September 2024   17:03 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SIKAP BUDI PEKERTI YANG HARUS DITERAPKAN PADA KORBAN PERCERAIAN

SIKAP BUDI PEKERTI YANG HARUS DITERAPKAN PADA KORBAN PERCERAIAN

DI TINGKAT REMAJA

Di susun oleh : Riny Kusumawati

PENDAHULUAN

Dalam artikel ini penulis akan membahas imbas psikis remaja korban KDRT yang berakhir terjadi perceraian. Fenomena keluarga broken home dalam masyarakat saat ini sudah menjadi hal yang wajar atau biasa. Keluarga broken home merupakan pasangan suami dan istri yang mengalami permasalahan dalam keluarga kemudian memutuskan untuk mengakhiri suatu hubungan dengan kata perceraian yang pada umumnya berdampak pada psikologis anak baik dalam pendidikan maupun lingkungan sosialnya. Perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma karena kurang adanya perhatian, kasih sayang atau salah satu dari orangtua yang tidak ikut berperan dalam proses tumbuh kembangnya pendidikan anak,sehingga anak merasa kehilangan salah satu figure teladan yang seharusnya menjadi panutan dalam perilaku moral anak.

Sesudah perceraian, menuntut peran ganda dari orangtua untuk memperhatikan pendidikan moral anak, sehingga anak dalam bersikap tidak merasa kehilangan sosok panutan teladan dalam hidupnya. Keluarga yang berantakan (broken home) dapat dilihat dari dua aspek: yang pertama keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala keluarga meninggal dunia atau telah bercerai, dan kedua orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak di rumah atau tidak memperlihatkan hubungan yang kasih sayang. Misalnya orang tua sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologis sehingga berdampak terhadap anak, seperti malas belajar, menyendiri, agresif, membolos, dan suka menentang orang tua atau guru.

 

PEMBAHASAN

 

Dari data yang saya kutip dibeberapa media sosial maupun website seperti data MABES POLRI (2022) Pengadilan Agama (2023) dan Lembaga Pendidikan Nasional (2023)  Mayoritas imbas dari KDRT adalah perceraian yang dilibatkan dalam perceraian ini bukan hanya suami istri saja, tetapi ada anak dan keluarga besar. Saat ini remaja yang kita sebut sebagai Gen Z mempunyai sikap mental yang lebih lemah dibanding generasai milenial. Apalagi didukung adanya gadget dan media sosial yang seolah olah membuat keterpurukan mereka menjadi sesuatu yang menyedihkan.

Sebagai salah satu pengajar di Tingkat Sekolah Menengah, penulis kerap mendapati beberapa siswa adalah korban “Broken Home”. Dan mayoritas sikap mereka tidak menunjukkan sikap yang berbudi luhur baik secara akhlak, tingkah laku maupun cara belajar yang tidak serius, hal tersebut mereka lakukan hanya untuk mencari perhatian ke orangtua maupun ke Guru. Sebab kasih sayang yang diterima dirumah sudah tidak lengkap.

 Perceraian orang tua sangat berdampak pada sikap ketidakdewasaan pada anak. Sikap yang tidak dewasa tidak hanya berdampak negatif pada anak, tetapi juga mempengaruhi hubungan lain dalam keluarga. Dari pengaruh keluarga yang berantakan, anak-anak melakukan hal-hal yang tidak dapat mereka bayangkan sebelumnya, karena mereka tidak merasa terancam atau takut dan mereka merasa bebas melakukan apa saja karena mengira tidak akan ada yang memarahi atau menegur mereka.

Budi pekerti luhur memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Nilai-nilai moral yang ditanamkan sejak dini akan membentuk dasar perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Budi pekerti luhur mengajarkan seseorang untuk menjadi pribadi yang jujur, bertanggung jawab, disiplin, dan memiliki rasa empati terhadap sesama. Dengan memiliki budi pekerti luhur, seseorang akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain.

Sikap Budi pekerti luhur juga memainkan peran penting dalam pembentukan karakter anak sedari dini. Seseorang  yang memiliki budi pekerti luhur akan mampu bersikap bijaksana dan adil. Jika mereka memiliki nilai-nilai moral yang kuat akan mampu menginspirasi orang lain dan membangun kepercayaan yang tinggi. Budi pekerti luhur juga akan membantu mereka bersikap lebih dewasa dalam mengambil keputusan yang benar dan bertanggung jawab, sehingga masa depan mereka bisa menjadi baik.

Selain memberikan manfaat bagi individu, budi pekerti luhur juga berperan penting dalam pergaulan dan bersosialisasi dengan Masyarakat. Selain itu, budi pekerti luhur juga memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan budi pekerti luhur menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan. Melalui pendidikan budi pekerti luhur, siswa diajarkan untuk memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam berbagai situasi, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Pendidikan budi pekerti luhur juga akan membantu siswa dalam membangun karakter yang kuat dan bertanggung jawab.

Dalam era globalisasi yang semakin maju, budi pekerti luhur juga memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya bangsa. Nilai-nilai moral yang ada dalam budi pekerti luhur merupakan cermin dari budaya dan tradisi bangsa. Dengan mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai tersebut, bangsa Indonesia akan tetap memiliki jati diri yang kuat dan tidak tergerus oleh budaya asing. Budi pekerti luhur juga akan membantu menjaga kelestarian budaya bangsa dan mencegah terjadinya degradasi moral yang dapat merusak generasi mereka sendiri.

KESIMPULAN

Dalam membentuk karakter yang unggul,dan pendekatan secara intens. Sebagai tenaga pendidik penting bagi kami untuk memperhatikan nilai budi pekerti luhur. Budi pekerti luhur meliputi sikap sopan santun, pengajaran nilai-nilai moral yang baik, menciptakan lingkungan yang sehat, dan meningkatkan kualitas diri. Dengan memiliki budi pekerti luhur, siswa akan mampu berinteraksi dengan baik, membuat keputusan yang tepat, dan mencapai kesuksesan dalam kehidupan. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan budi pekerti luhur dalam diri kita dan berkontribusi dalam membentuk karakter yang unggul bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun