Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inovasi Akar Rumput Kembangkan Desa Wisata Lewat Platform Festival Kreatif Lokal Wujudkan Indonesia Tangguh

10 November 2022   01:18 Diperbarui: 10 November 2022   01:21 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis saat ada di Ola Cafe Malioboro (Dokpri)

Sudah saatnya Indonesia bangkit. Dan momen kebangkitan Indonesia itu kian nyata ketika kita dalam beberapa saat akan menjadi tuan rumah G20. Sebuah kehormatan besar bagi bangsa kita, bisa menjadi lokomotor perbaikan dunia dalam banyak aspek. Ditengah-tengah kondisi yang masih belum pulih sepenuhnya akibat pandemi covid 19. Hampir melumpuhkan bukan hanya ekonomi juga melumpuhkan sosial dan budaya dan kini menemukan pola-pola yang baru di dalam implementasinya.

Ditambah situasi perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, yang menyumbang ketidakpastian tersebut. Sumber energi dan sumber pangan dunia hampir stagnan karena mengalami penutupan akibat embargo yang diberlakukan Amerika dan sekutunya kepada Rusia.

Tapi disamping itu, momen KTT G-20 di Bali akan menjadi titik sentral pembalikan keadaan. Pasalnya 17 kepala Negara akan boleh hadir. Bahkan Bapak Jokowi saat menyatakan kehadiran Presiden Putin di Bali, jika kondisinya memungkinkan akan berkenan hadir di pada konferensi tersebut. Hal tersebut masih misteri, kita akan bisa melihat bersama-sama.

Tema yang dipilih dalam perhelatan akbar ini, 'Recover Together, Recover Stronger', menjadi tema yang sangat pas dan mengena bukan hanya kepada bangsa kita tapi kepada bangsa-bangsa lain juga. Indonesia tangguh tercipta jika bisa bersama-sama dengan Negara lain menciptakan ketangguhan tersebut.

Ketangguhan tersebutpun tercipta saat bangsa kita boleh berbenah lewat pariwisata yang kini semakin menggeliat. Di kala Bali dan beberapa destinasi yang sudah lama terkenal boleh terimbas akibat pandemi covid 19, destinasi wisata baru pun bermunculan, yakni desa wisata.


Inovasi yang digagas oleh Kemenparekraf lewat Anugerah Desa Wisata yang dimulai tahun lalu, semakin menggeliatkan industri pariwisata di bangsa kita. Seperti yang dilansir oleh kompas.com (4/5/2022), tahun lalu total peserta desa yang mengajukan dirinya ada sebanyak 1.831 desa wisata, di tahun ini mencapai 3.419 peserta desa wisata yang ikut mendaftarkan diri dalam ajang yang bergensi tersebut. Itu artinya semangat desa-desa di bangsa ini, begitu kuatnya.

Dan bayangkan jika tiap-tiap desa di bangsa ini bisa menjadi desa wisata, apa yang akan terjadi ? Dengan total lebih dari 70.000 desa, dengan akses yang sangat baik, seperti infrastruktur jalannya, tereksplorasinya kekayaan kebudayaan lokal dari desa tersebut, hingga bisa menghasilkan kreasi seperti souvenir hingga makanan khas atau kuliner khas yang menjadi produk unggul ada dan hadir di setiap desa-desa di bangsa kita. Sungguh akan sangat mengagumkan bangsa kita ini.

Untuk hal ini, butuh platform yang akan bisa mendorong perkembangan desa-desa di bangsa kita bisa semakin maju. Platform Festival Kreatif Lokal yang digagas oleh Adira Finance boleh menjadi pintu untuk mensukseskan gagasan yang sudah dimulai oleh Kementerian Pariwisata.

Kehadiran Adira Finance sebagai wujud komitmen mereka lewat program CSR yang boleh mereka berikan bagi perkembangan pariwisata di Indonesia boleh menjadi suatu penggerak atau driver untuk memajukan tiap-tiap desa yang tentu memiliki segudang kekayaan yang material maupun immaterial yang dimilikinya.

Seperti yang dilansir di dalam http://adira.id/e/fkl2022-blogger, tampak jelas Festival Kreatif Lokal menjadi ajang merayakan kepemilikan gen kreatif di masyarakat Indonesia. Lewat 4 program yang ditawarkan oleh Adira Finance, yakni Desa Wisata Ramah Berkendara, Festival Pasar Rakyat, Jelajah Desa Wisata, dan Adira Festival Expo 2022, akan semakin memompa potensi wisata desa itu kian tergali dan kian terekspos.

Kemudian Adira Finance mengajak berbagai komunitas untuk terlibat di dalam Jelajah Desa Wisata Adira, yakni menelusuri alam dan budaya desa yang ada dari atas motor, tentu membuat perjalanan semakin asik dan semakin menantang.

Komunitas-komunitas dilibatkan untuk menikmati serta mengekspos keindahan desa yang dikunjungi, meskipun untuk tahapan ini baru melibatkan 10 komunitas saja, dan terbatas kepada 5 desa wisata yang dikunjungi, tentu tidak mengurangi gairah dan dan spirit di dalam mengembangkan desa wisata yang ada di bangsa kita.

Justru kegiatan ini akan menjadi awal dan akan semakin mendongkrak perubahan dan geliat wisata desa di bangsa kita jika hal ini bisa diadakan di momen-momen tertentu di periode-periode tertentu setiap tahunnya.

Artinya setiap perubahan yang ada membutuhkan platform yang pas untuk bisa men-drive perubahan seperti yang kita inginkan. Desa-desa semakin berlomba-lomba untuk memperbaiki desanya, akses jalan, produk-produk yang boleh ditawarkan, lingkungan, rumah-rumah di desa yang akan menjadi penginapan bagi para wisatawan, kebersihananya, perawatannya, hingga menciptakan budaya-budaya unggul lainnya, hanya supaya bisa masuk dan akhirnya boleh terpilih menjadi desa wisata yang baru.

Tapi kembali lagi untuk menciptakan keunggulan tersebut, tentu tak elok jika tiap desa menunjukkan keunggulan yang seragam di tiap desanya. Butuh nya inovasi yang lahir dari tengah-tengah masyarakat desa itu sendiri yang dikenal sebagai inovasi akar rumput, untuk bisa memunculkan kekhasan yang dimiliki oleh tiap-tiap desa yang ada di bangsa kita.


Seperti Inovasi Desa Wisata Nglanggeran yang awalnya salah satu kantong kemiskinan di DIY yang kini berubah menjadi desa wisata yang sangat maju dan berkembang di Gunung Kidul tepatnya di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Potret Desa Nglanggeran pada tahun 2005-2007 sangat kering kerontang, sampai ahirnya para pemuda yang terbentuk dalam Karang Taruna dan warga memiliki inisiatif untuk menanam pohon-pohon di area gunung yang merupakan gunung yang gersang diantara bongkahan batu. Berbagai upaya di lakukan oleh pemuda dan masyarakat untuk menghijaukan area ini, dengan berbagai macam jenis tanaman khususnya pohon buah durian dan buah kelengkeng. Butuh waktu yang lama untuk menghijaukan area ini, hingga akhirnya bisa menjadi desa ekowisata

Peningkatan kapasitas SDM gencar dilakukan sampai tahun 2012. Kurang lebih 4-5 tahun proses pembentukan SDM di desa Nglanggeran, itu bukanlah waktu yang singkat. Karena dengan pengembangan SDM, masyarakat yang tadinya berlatarbelakang sebagai petani, pekebun, peternak, dan mantan TKI kini sudah mendapat nilai manfaat dari hasil segi ekonomi yang bergeliat lewat Desa Wisata yang kini semakin banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Banyak masyarakat yang memilih membuka homestay, mengelolah kakao menjadi cokelat homemade sebagai oleh-oleh, serta kuliner yang bisa dinikmati para pengunjung.

Unsur-unsur modal sosial seperti partisipasi, kepercayaan, norma dan nilai yang berlaku di masyarakat serta tindakan pro aktif masyarakat telah berpengaruh terhadap pengembangan Desa Wisata Nglanggeran. Dan yang menarik selain dana keistimewaan, yang paling berharga dari perkembangan Nglanggeran adalah swadaya dan gotong royong dari masyarakat Nglanggeran. Contohnya pembuatan jalan setapak agar wisatawan bisa naik, juga penanaman pohon durian dan kelengkeng yang murni gotong royong dari masyarakat menjadi bukti bahwa nilai modal social yang dimiliki oleh warga Desa Nglanggeran cukup tinggi.

Cerita di atas menjadi salah satu inovasi akar rumput yang kini telah membuat Desa Nglanggeran menjadi Desa Wisata yang sangat maju di DIY. Meskipun dapat bantuan dari pemerintah, tidak membuat warga desanya terlena, tapi semakin memunculkan kemandirian yang dimiliki oleh mereka. Lewat mengeksplorasi dan mengembangkan apa yang menjadi kekuatan desanya, dan fokus kepada pengembangan itu hingga ke puncak potensi yang dimilikinya.

Kemudian disamping memunculkan satu potensi objek wisata yang ada di satu desa tertentu, perlunya memunculkan alternative objek wisata yang baru. Seperti halnya ketika Malioboro Jogjakarta menjadi destinasi utamanya, memunculkan desa atau kampung yang ada di sekitar Malioboro menjadi objek wisata alternatif yang akan menambah variasi dari daya tarik dari satu lingkungan yang ada.

Taman Serambi Surga dan Kali Code (Dokpri)
Taman Serambi Surga dan Kali Code (Dokpri)

Seperti Taman Serambi Surga yang baru penulis telusuri saat sedang melakukan studi di kota Gudeg ini. Taman ini pun baru diresmikan pada April 2022 lalu, cukup menggoda saya akan selalu berada di situ, pasalnya tempatnya sangat nyaman, jauh dari keriuhan kendaraan di jalan raya dan bisa mendengarkan suara sungai Code.

Tak jauh dari taman tersebut, homestay yang saya tempati juga cukup nyaman, saat sedang berada di Jogja. Menyediakan sarapan bahkan makan malam. Sehingga ketika tiba hari-hari kuliah saya langsung memutuskan untuk tetap berada di satu homestay.

Kolase Menu Makan Malam dan Sarapan dari Homestay near Malioboro (dokpri)
Kolase Menu Makan Malam dan Sarapan dari Homestay near Malioboro (dokpri)

Yang awalnya berpindah-pindah homestay untuk bisa menikmati keragaman dan fasilitas homestay yang ditawarkan, kini homestay yang saya tempati jauh lebih membuat bukan hanya kantong saya aman, pusat-pusat wisata juga sangat dekat dengan homestay ini. Seperti Malioboro, hingga Keraton bisa ditempuh dengan hanya berjalan kaki saja. Sementara ke kampus pun bisa juga dengan berjalan kaki kalau lagi rajin dan ingin olah raga.

Kembali lagi ke topik utama yang saya tuliskan, bahwa untuk mewujudkan ketangguhan Indonesia itu, berawal dari kekhasan yang dimiliki oleh bangsa kita. Kekhasan tersebut kita eksplorasi sebaik mungkin lewat Inovasi akar rumput, yang muncul dari warga setempat. Hal yang sama juga dengan pengembangan potensi Wisata Desa yang dimiliki oleh bangsa kita, perlu inovasi-inovasi yang muncul dari kalangan bawah. Mencari kekuatan yang dimiliki tiap-tiap desa yang ada di bangsa kita, mengembangkan atau mem-push-nya lebih lagi hingga menjadi produk unggul yang akan bisa dinikmati oleh banyak orang.

Apalagi dengan adanya Platform yang sangat baik yang digagas oleh oleh Adira Finance lewat Festival Kreatif Lokal, Kemenparekraf menggagas platform Anugerah Desa Wisata yang akan menjadi promotor sekaligus promosi desa-desa wisata yang diunggulkan setiap tahunnya, akan men-drive atau mendorong semakin banyak pelaku-pelaku sadar wisata desa untuk membenahi desanya. 

Ditambah lagi dengan adanya pengembangan destinasi selanjutnya di sekitar desa yang ada akan semakin memberikan variasi yang beragam yang akan dirasakan oleh para wisatawan.Dilanjutkan lagi dengan adanya fasilitas sarapan dan makan malam gratis yang disediakan oleh homestay akan semakin membuat para wisatawan akan mengulang kembali kedatangannya ke desa tersebut.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun