ELS atau Excecutive Lectures Series kali ini yang diadakan oleh UGM khususnya oleh Prodi Magister Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MKDIK) Â menjadi kali pertama pasca mulai meredanya pandemi Covid 19. Usai 3 tahun lalu yang diisi oleh kalangan excecutive entrepreneur sukses di bangsa ini. Dimulai dari Bapak Alim Markus, Handry Satriago, Armand Hartono dari BCA, hingga Bapak Chairul Tanjung.
Kini di tahun 2022, acara yang serupa kembali digelar. Di acara perdana pembuka acara ELS kali ini dimulai dari Bapak Jendral TNI Dr Dudung Abdurachman yang juga merupakan Kepala Staf Angkatan Darat saat ini. Kehadiran beliau dalam seminar kali ini mengusung tema "Organizational Resilience Through Strategic and Innovative Leadership".
Acara yang berlangsung kurang lebih dua jam di Ruang Balai Senat UGM, pada hari Senin, 24 Oktober 2022 yakni pada pukul 09.30 WIB, dimulai dari sambutan Ibu Dekan Sekolah Pasca Sarjana, Prof. Ir. Siti Malkhamah dan juga sambutan dari Ibu Rektor, Prof. dr. Ova Emillia. Pemaparanpun langsung disampaikan oleh sang Jendral di tengah-tengah para peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa magister dan doctoral dari UGM, khususnya dari Prodi MDKIK.
Acara inipun sangat menolong untuk meningkatkan pemahaman para mahasiswa di tengah-tengah situasi yang memang tidak mudah yang sedang dihadapi oleh bangsa kita akhir-akhir ini. Apalagi di tahun mendatang sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Jokowi, ancaman resesi kini sudah di depan mata. Bagaimana peluang dan apa yang harus dilakukan atau dipersiapkan dengan begitu matang, supaya dampaknya tidak begitu meluas berdampak bagi Indonesia.
Peran TNI sendiripun seperti yang disampaikan oleh Bapak Dudung Abdurachman, sangat simple dan strategis sekali. Dan ini-pun sangat sesuai dengan instruksi atau arahan presiden kepada beliau dan beberapa petinggi lainnya, yakni percepatan pemulihan ekonomi bangsa dan peningkatan kualitas dan daya saing anak bangsa. Bapak Dudung menterjemahkan hal yang kedua yakni sejahterakan anggota atau prajurit TNI.
Untuk percepatan pemulihan ekonomi dan peningkatan ketahanan bangsa, TNI AD sendiripun mengambil perannya, yakni Program Ketahanan Pangan. DImana untuk menyukseskan program tersebut, harus melibatkan Pemda, Swasta, Perguruan Tinggi serta Masyarakat. Disamping program Ketahanan Pangan, Pemberentasan Stunting juga menjadi perhatian Dansatkotwil (Danrem sampai Danramil) di seluruh Indonesia. Hal tersebut membuat beberapa Dansat tersebut menjadi Duta Bapak Asuh Anak Stunting.
Hal lainnya yang menjadi perhatian TNI adalah Manunggal Air, dimana programnya TNI AD hadir airpun mengalir. Ada total 744 titik air mengalir dari tanah Aceh hingga tanah Papua. Sebab kita ketahui bersama kebutuhan akan air pun boleh dikatakan Indonesia masih belum terpenuhi dengan baik di beberapa daerah di bangsa ini.
Berbicara tentang kepemimpinan khususnya untuk menghadapi situasi VUCA (Volatility-berubah-ubah), Uncertainty (Ketidakpastian), Complexity (Kompleksitas), dan Ambiguity (Ambiguitas). Bapak Dudung menawarkan 6 D untuk membangun kapasitas seorang pemimpin yang strategis yang beliau sebut dengan GHRM (Green Human Resources Management). Konsep ini juga merupakan disertasi beliau untuk mendapatkan gelar kedoktoran beliau.
Beliau menterjemahkan GHRM adalah lingkungan yang kondusif, nyaman, dan aman serta lingkungan yang mampu menciptakan energy bagi rekan dan anggota dalam mencapai tujuan organisasi. Dimana D yang pertama adalah Pemimpin yang dihormati. D yang kedua, Pemimpin yang Diidolakan; D yang ketiga Pemimpin yang Dikagumi; D yang keempat Pemimpin yang Dicintai; D yang kelima Pemimpin yang Diidamkan, dan D terakhir adalah Pemimpin yang Diharapkan.
Untuk acara ELS berikutnya, sesuai arahan dari inisiator program ini, yakni Bapak Hadna yang juga adalah Ketua Direktur Program DKIK UGM, akan mendatangkan Bapak Kepala Staf Angkatan Udara, yakni Bapak Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P. Acara tersebut-pun akan dilaksanakan pada bulan November perkiraan minggu ke duanya.
Bersyukurnya diri inipun terlibat sebagai panitia di dalamnya, sehingga menjadi mengerti bagaimana persiapan hingga eksekusi dari pelaksanaan ELS ini. Meskipun untuk ELS perdana ini menjadi pengalaman pertama, ada banyak pengalaman yang luar biasa penulis dapatkan. Yakni bukan hanya dari apa yang disampaikan oleh sang Jenderal di podium, yakni di tempat 'transit' dimana saya bertugas bisa mendengarkan pembicaraan-pembicaraan yang hangat dari pimpinan kedua institusi ini. Yakni Bapak Dudung dan Ibu Ova.
Pembelajaran berharga, dimana hal-hal yang tidak tampak di panggung public, tertumpah di ruang transit tersebut. Sehingga kembali lagi bahwa kepemimpinan tersebut bukan hanya terlihat dari apa yang tampak dengan mata dan telinga kita. Juga hal tersebut tampak lewat keteladanan yang diberikan oleh mereka.
Semoga UGM bisa terus menyuarakan inovasi-inovasi ini lewat kepemimpinan yang ditampilkan oleh para Pemimpin di bangsa ini. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H