Akhir-akhir ini boleh dibilang gairah atau animo untuk ikut pemilihan kepala desa tidak kalah dengan pemilihan kepala daerah, baik ditingkat Bupati atau Walikota, Gubernur maupun untuk pemilihan menjadi anggota dewan di daerah maupun di pusat. Gairah ini dibuktikan dengan semakin banyaknya orang berminat untuk mendaftar jadi calon kepala desa.
Beda dengan pemilihan kepala desa waktu lalu yang paling banyak diikuti oleh dua calon kepala desa. Sementara sekarang ini lebih dari dua calon kepala desa.
Seperti pemilihan calon Kepala Desa yang ada di Kabupaten Deli Serdang, yang serentak dilakukan kemarin, Senin 18 April 2022.
Seperti yang dilansir oleh apenda.deliserdang.go.id ada sebanyak 304 Desa di 22 Kecamatan yang berada di Kabupaten Deli Serdang.
Total calon yang ikut bertarung di dalam pemilihan kemarin sebanya 1.061 calon kepala desa. Itu berarti jika dibagi ke 304 desa yang ada maka rata-rata tiap desa diikuti oleh 3,5 calon kepala desa.
Di tempat saya sendiri memilih-pun ada sebanyak 4 calon kepala desa yang maju. Mereka siap untuk berjuang membangun desa secara bersama-sama.
Persaingan pun boleh dibilang sangat ketat dan hampir banyak cara dilakukan oleh mereka untuk menarik perhatian para warga desa untuk bisa memilih mereka.
Latar belakang mereka pun boleh dibilang beragam, mulai dari pengusaha desa, berkecimpung di LSM atau lembaga swadaya masyarakat, petani hingga istri mantan kepala desa lalu.
Tentu di daerah-daerah lainpun jauh lebih beragam lagi profesi mereka untuk bisa ikut bersaing di dalam pilkades serentak di Deli Serdang.
Partisipasi masyarakat untuk ikutpun sangat tinggi yang bahkan hampir mencapai angka 100 persen masyarakatnya. Di Desa Rumah Sumbul sendiri pun dari data yang masuk dan yang resmi ditetapkan untuk ikut memilih yakni sebanyak 237, yang tidak menggunakan hak suaranya hanya sebanyak 3 suara. Hal inipun dibilang merata terjadi di desa-desa yang lain yang ada di Kabupaten Deli Serdang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa warga desa saat ini boleh dibilang sangat peduli untuk bisa memajukan desanya. Sudah mulai berpikir hal-hal yang bisa mendongkrak ekonomi di desa.
Bahkan dengan adanya Dana Desa yang sudah dikucurkan oleh pemerintahan Jokowi saat ini memunculkan optimisme bahwa dari Desa, bangsa ini akan siap didongkrak kemajuannya lebih jauh lagi.
Desa siap bersaing dengan kota, hal ini akan mendorong pemerataan pembangunan terjadi. Kesenjangan-pun boleh dibilang akan kian hilang, sebab persaingan tersebut akan meningkatkan banyak produktivitas yang akan boleh tercipta bersama-sama.
Diatas semua itu, meskipun ini hanyalah sebuah harapan, kembali lagi bahwa persaingan yang ketat saat pemilihan kemarin boleh dibilang sangat terasa.
Sebuah pemberian kepada warga desapun boleh dibilang bukan hal yang tabu lagi. Proses meminta dukungan ke beberapa warga desa tentu dimulai dari keluarga yang ada di lingkaran terdalamnya hingga di lingkar terluarnya. Begitu juga dengan calon yang lainnya.
Uniknya di pemilihan kali ini, warga luar yang bukan warga desa tersebutpun ternyata bisa ikut bersaing dan maju di dalam pemilihan kepala desa di tahun ini.
Sehingga persaingan yang ada boleh dibilang sangat fair dan adil. Asal ada kemauan yang kuat dan modal yang dimilikinya, baik pengetahuan, pengalaman maupun sejumlah materi menjadi alat atau tools yang bisa digunakan.
Mari membangun desa secara bersama-sama hingga terasa di tingkat kecamatan. Dan jika kecamatan demi kecamatan dipimpin oleh kepala desa-kepala desa yang berani dan terus berjuang bagi desanya, bukan tidak mungkin dampaknya akan terasa di tingkat Kabupaten, Provinsi bahkan di tingkat nasional sekalipun. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H