Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mimpi Bangkitkan Seribu Penulis Pelajar Bersama Komed, Bisakah?

30 November 2021   22:09 Diperbarui: 30 November 2021   22:24 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Perdana Komed Goes to School Foto by. Bang Sihar


Mimpi ini tentu bukan mimpi yang muluk-muluk saya kira. Pasalnya mimpi ini jika dikerjakan secara serius bukan berarti hal tersebut tidak akan tercapai. Saya optimis untuk bisa mewujudkan nya. 

Langkah pertama itu sudah mulai terwujud, pasalnya dengan langkah gerakan perdana Komed sebelum peringatan hari Guru lalu, berhasil membuat gerakan literasi bersama dengan para pelajar dari salah satu sekolah yang ada di Medan.

Tepatnya pada tanggal 20 November lalu dengan mengusung tema Komed Goes to School. Alhasil dari pertemuan tersebut akhirnya muncul para calon penulis baru yang akan siap menuangkan sejuta karya mereka.

Berupaya mengajak, memotivasi dan terus memfasilitasi bagaimana mereka bisa tetap eksis untuk menulis. Sebab tak ada cara lain untuk menghasilkan karya kekekalan di bumi ini, kecuali dengan hanya meninggalkan warisan berupa tulisan ataupun buku yang berisi tentang karya dan temuan yang didapatkan setiap harinya.

Dan potensi itu harusnya sejak dini sudah digalakkan. Kurang lebih lima puluhan anak SMA Negeri 1 Medan mengambil kegerakan ini, maka tinggal 95 persen lagi untuk menggenapkan seribu penulis muda muncul mewarnai dunia literasi di bangsa ini.

Bukan perkara muda, tapi bukan berarti tidak mungkin. Hanya dengan terus optimis memegang harapan dan terus bertindak bersama dengan rekan tim Komed atau Kompasianer Medan maka sisanya hanya tinggal menunggu waktu saja.

Memang tantangan yang dihadapi saat ini bersama dengan tim adalah kesatuan hati untuk bisa mewujudkan ini. Berharap bisa saling mendukung dan menopang satu sama lain. Sebab dengan hanya kata sepakat segala sesuatu bisa dikerjakan. Mengenai kekurangan ataupun kelemahan yang ada tinggal menunggu evaluasi untuk bisa memperbaikinya di masa mendatang.

Apalagi langkah perdana Komed Goes to School kemarin bukanlah langkah akhir. Sebab kalau sudah berakhir tentu mencapai goal adalah keniscayaan semata. Mari bekerja dan mari saling mendukung itulah kekuatan yang sangat berharga untuk bisa kita terus pupuk. Sebab tanpa kesatuan tim sulit kita bertahan di dalam menghadapi amukan gelombang yang mungkin bakal terjadi di kemudian hari.

Untuk adik-adik kami yang kini sudah bergabung di dalam komunitas Kompasianer Milenial Medan mari tunjukkan dirimu sekarang. Tunjukkan bahwa dirimu bisa menjadi bagian yang akan mengangkat derajat bangsa ini. Lewat artikel demi artikel, lewat cerpen-cerpen mu, bahkan puisi serta novel semua itu adalah karya kalian yang tentu nya sulit dinilai hanya dengan mata uang semata.

Tunjukkan bahwa kalian bisa dan mampu mengubah bangsa ini lewat sebuah karya. Dan jika kalian sudah eksis mendulang prestasi demi prestasi yang ada mari ajak teman-teman mu untuk mengikuti langkah kalian. Supaya kalian juga belajar bagaimana bisa bertumbuh hanya dengan menolong orang lain bertumbuh.

Seribu penulis baru yang akan muncul dari kalangan remaja atau pemuda, tentu sasaran nya bukan hanya Kota Medan, Kota demi Kota bahkan Kabupaten demi Kabupaten yang ada di Sumatera, berharap Komed bisa menorehkan tinta emasnya untuk bisa menghasilkan kegerakan ini. Dan jika rekan-rekan penulis Kompasiana mungkin kebetulan membaca artikel ini, mari bersama bergandengan tangan untuk mewujudkan harapan ini.

Dengan kekuatan puluhan Kompasianer Medan yang sekarang sedang eksis tentu daya picut nya masih kurang. Butuh puluhan bahkan ratusan orang lagi untuk mempercepat gerakan aksi ini. 

Sebab dengan kita yang mungkin sudah terjun duluan dalam dunia menulis, teman-teman atau mungkin adik kita yang ingin eksis di bidang yang sama, tentu mementori atau menolong mereka menjadi sebuah kesempatan langkah bagi kita. Sebuah kehormatan yang patut terus kita perjuangkan secara bersama-sama.

Siapkah kita semua?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun