Indonesia ternyata punya kekuatan besar atau andil besar di dalam penurunan emisi gas rumah kaca dunia. Dalam Persetujuan Paris menetapkan penurunan atau menahan pemanasan global dibawah  2C. Indonesia sendiri  di dalam laporan NDC atau komitmen Indonesia didalam penurunan gas emisi yang diperbarui setiap 5 tahunnya, yakni di tahun 2030 di periode pertama penurunannya sebesar 29% dan jika ada bantuan Internasional penurunan nya bisa mencapai 41%.
Dan baru di tahun 2060 target Indonesia diharapkan bisa mencapai net zero emisinya. Tapi pertanyaan nya bisakah kita melakukan percepatan yakni sebelum di tahun 2060 kita sudah bisa mencapai Net-Zero Emissions?
Tentu akan sangat bisa jika kita bisa melakukan bersama-sama. Yakni butuh peran aktif kita bersama yakni Masyarakat yang di dalam nya juga para pengusaha serta pemerintah itu sendiri.
Pertanyaannya sebelum itu mengapa kita perlu menjaga perubahan iklim global? Tentu tak lain dan tak bukan supaya bisa mencegah banyaknya muncul bencana-bencana yang tak terduga yang diakibatkan oleh perubahan iklim tersebut. Baik banjir, longsor gempa dan bencana alam lainnya.Â
Di samping itu dengan iklim global yang kondusif kita akan mampu melestarikan alam dan dunia ini hingga bisa dinikmati oleh anak-anak cucu kita dimasa yang akan datang.
Oleh karena itu keegoisan kita di dalam menggunakan sumber alam yang berlebihan patutnya dipangkas. Dan setelah dipangkas tentu perlu memiliki kesadaran di dalam memainkan perannya untuk bisa menjaga bumi ini dari perubahan iklim yang ekstrim.Â
Dalam tulisan ini tentu terbatas jika membahas banyak hal, maka lebih difokuskan kepada 3 peran yang boleh kita lakukan bersama. Yakni dari masyarakat, pemerintah serta sekolah sebagai media pendidikan sejak dini. Jika sendiri-sendiri berjalan tentu percepatan tidak akan terjadi. Oleh karena itu butuh kolaborasi yang intens dan berkelanjutan.
Peran Masyarakat di dalam mencegah Net-Zero Emissions
Boleh dibilang masyarakat Indonesia menjadi ujung tombak dari percepatan ini. Apalagi jika sudah muncul kesadaran baik secara individu maupun secara kolektif bahwa alam ini harus kita jaga dan kita lestarikan maka secara tidak langsung emisi gelas rumah kaca bisa diminimalisir.
Dari mana memulainya? Usul yang boleh dilakukan yakni, pertama dari pengelolaan limbah dapur keluarga. Yakni mengelola kulit buah, sisa-sisa sayuran atau kulit nya, bisa dibuat menjadi cairan eco-enzyme.Â