Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menggeliatkan Wisata Kita dengan Staycation Setelah Pandemi Bersama OHM

31 Maret 2020   19:31 Diperbarui: 31 Maret 2020   19:29 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Keluarga Kecilku di Grend Hill City-Dokpri

Tak bisa kita pungkiri saat ini pandemi corona begitu menggerogoti segala lini. Baik dunia bisnis hingga dunia pariwisata kita. Mulai dari pekerja harian hingga pekerja kantoran, kemudian para pemilik bisnis baik kecil maupun besar, semuanya begitu terimbas gara-gara virus yang satu ini. Terhadap situasi ini tentu tak baik menyalahkan siapa-siapa. Kita semua harus berbenah dan saling menguatkan satu dengan yang lain.

Menolong sebisa yang kita mampu. Tapi semuanya harus kita mulai dari diri kita sendiri. Mengikuti instruksi dari  pemerintah, seperti untuk tidak berpergian ke luar rumah dulu. Baik itu untuk para pekerja, pelajar hingga posisi kita sebagai umat yang beragama, menjalankan itu semua dari rumah kita masing-masing.

Tapi kedepannya bagaimana jika corona ini sudah berlalu? Bisakah dengan secepatnya kita segera berbalik? Dari keadaan yang boleh dikatakan terpuruk bisakah kembali mereka-reka masa depan kita ke arah yang lebih baik, khususnya dalam industri pariwisata kita?

Jika kita merujuk ke data induk atau Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan yang ditetapkan selama kurang lebih 15 tahun, oleh Bapak SBY di tahun 2010 lalu lewat kementerian kepariwisataan, target  masa pencapaiannya akan berakhir di tahun 2025 nanti. 

Hal tersebut tertuang dalam PP No.50 Tahun 2011. Menyebutkan dalam rencananya bahwa target  wisatawan nusantara sampai di tahun 2025, angka optimisnya mencapai 371 juta wisnus. Dan angka minimumnya sebanyak 328 juta wisnus.

Data Keseluruhan (Tampilan layar BPS 2018) Dokpri
Data Keseluruhan (Tampilan layar BPS 2018) Dokpri
Sementara jika merujuk ke data BPS di tahun 2018 bahwa total wisnus kita sudah diangka 303 juta wisatawan. Itu artinya di sisa waktu 5 tahun ke depan, PR pemerintah kita hanya untuk mengejar angka minimum saja sebesar 328 juta tadi masih kekurangan sebanyak 25 juta wisnus. Tapi jika mengejar angka optimis-nya PR-nya sebanyak 68 juta wisnus baru lagi.

Tentu tak mudah untuk mencapai angka-angka tersebut, apalagi harus mewujudkan adanya minimal 25 juta wisnus yang baru. Sementara di tahun 2020 ini saja keadaan kita boleh dikatakan terpuruk gara-gara virus pandemik covid-19 ini. Untuk mencapai angka triwulan pertama saja berkisar 70 juta-an wisnus secara nasional saja boleh dikatakan sulit tercapai.

tampilan layar data BPS 2018 (Dokpri)
tampilan layar data BPS 2018 (Dokpri)
Dan merujuk ke sumbangsih angka dari Sumatera Utara, yang menjadi pilihan utama setelah Pulau Jawa,  jumlah wisnusnya di triwulan pertamanya di tahun 2018 lalu mencapai 2,8 jutaan orang. Bagaimana dengan di triwulan pertama di tahun 2020 ini? 

Mungkin waktu itu belum terasa karena pandemic korona ini baru masuk awal Maret lalu. Dan baru terasa nanti setelah di triwulan ke dua hingga di triwulan ketiga di sepanjang tahun 2020 ini. Bahkan jika pandemik ini belum juga berakhir di tahun ini, itu artinya industri pariwisata kita akan jauh lebih terpuruk lagi.

Bagaimana kita menjawab tantangan besar yang tentu solusinya bukan hanya berasal dari pemerintah kita, khususnya Kemenparkraf? Butuh keterlibatan kita juga di dalamnya. Bisakah kita sebagai masyarakat menjawab tantangan besar yang ada di depan mata kita, jika seandainya covid-19 ini sudah berakhir?

Tak muluk-muluk untuk menjawabnya. Secara naluri dan juga hal tersebut merupakan kebutuhan kita juga sebagai kaum milenial yang paling banyak angkanya saat ini di bangsa ini, bisa dikatakan sangat membutuhkan yang namanya hiburan lewat jalan-jalan. 

Apalagi setelah sekian lama berdiam diri di rumah saja semenjak ada covid 19 ini, maka satu kebutuhan utama kita yang harus kita penuhi adalah pergi ke luar rumah. 

Menikmati suasana dan bahkan mungkin mengenang bagaimana masa-masa kita selama di rumah saja di tempat-tempat objek wisata yang ada di kota kita.

Tak perlu jauh-jauh atau ke luar kota, menikmati alam atau keindahan di kota kita saja-pun tentu akan cukup untuk mengembalikan mood kita yang sempat terpojok kaku karena harus berdiam di rumah. Istilah kerennya saat ini, yaitu staycation. 

Stay yang artinya tetap, vacation yang artinya liburan. Berwisata dengan konsep ini tentu tidak akan mengeluarkan dana yang sangat besar. Sebab biaya untuk transportasinya seperti ke luar kota dengan pesawat tentu tidak ada.

Cukup dengan menggunakan moda transportasi darat seperti bus, angkot, ataupun kendaraan pribadi kita, seperti sepeda motor ataupun mobil. Sementara hotel yang bisa kita tuju dengan budget yang lumayan miring atau murah ada banyak. Salah satunya adalah hotel yang diusung oleh OHM (Omega Hotel Management).

alfaland-group.com
alfaland-group.com
Konsep OHM ini-pun sangat unik dan sudah memiliki brand-brand hotel ternama yang diakui oleh masyarakat maupun pemerintah. OHM merupakan anak perusahaan dari Alfaland Grup, yang didirikan oleh beberapa orang visioner, seperti Bapak Djoko Susanto, Ibu Liliana Tanuwijaya dan Bapak Hanto Djoko Susanto telah berdiri sejak tahun 1999 lalu. Yang semula berkecimpung di dunia bisnis properti kini merambah ke bisnis perhotelan. 

Dan khusus OHM sendiri yang kini dipimpin langsung oleh Bapak Hanto Djoko Susanto untuk hotel pertamanya ada di Medan yang berdiri sejak 2013 lalu.

Louching Hotel Cordela Senen (kontan.co.id)
Louching Hotel Cordela Senen (kontan.co.id)
Kemudian di tahun 2019 lalu, seperti yang dilansir oleh kontan.co.id (5/4/2019), OHM terus melakukan ekspansi bisnis akomodasinya dengan menambah sebanyak 10 hotel baru lagi. 

Dan harapannya  di tahun 2022 ke depan khusus untuk manajemen Cordela Hotelnya akan siap mengoperasikan 50 unit hotel dengan 2.000 kamarnya, yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Seperti di Bengkulu, Lubuklinggau, Sekayu, Purworejo, Tasikmalaya, Pekanbaru hingga di Jayapura.

Saat ini sudah mengoperasikan sekitar 972 kamar di seluruh jaringan hotel di bawah manajemen OHM. Seperti yang dimuat dalam situs resmi OHM di omegahotelmanagement.com, terdapat sejumlah brand ternama diantaranya  Cordex (budget hotel), Cordela Inn (bed & breakfast), Cordela Hotel (bintang 2), Grand Cordela (bintang 3) dan Alfa Resort.

Untuk Cordex hotel saat ini sudah ada di Jakarta (Cordex Ancol) dan di Pekanbaru (Cordex Oase). Cordela Inn ada di Bengkulu (Cordela Inn Bengkulu) dan ada di Palembang, hotel terbaru (Cordela Inn Palembang). Sedangkan Cordela Hotel ada di Medan (Cordela Medan dan Alam Hotel by Cordela) dan di Pangkal Pinang (Cordela Pangkal Pinang). 

Di Jawa yakni di Cirebon (Cordela Cirebon), di Jakarta (Cordela Senen Jakarta), Jogjakarta (Cordela Kartika Dewi). Dan Grand Cordela ada di Bandung (Grand Cordela Bandung) dan di Kuningan (Grand Cordella Putra As Kuningan). Sementara untuk resort ada di Bogor (Alfa Resort Hotel & Conference)  

Penulis sendiri tinggal di pinggiran Kota Medan. Sehingga pilihan untuk liburan di kota sendiri menjadi pilihan yang sangat tepat. Medan dengan segudang objek wisatanya membutuhkan tempat untuk menginap sejenak. 

Memilih akomodasi yang tepat, modern, tapi terjangkau, pilihan kami tentu akan jatuh ke Cordela Medan.  Apalagi Medan adalah kota pertama dimana hotel dibawah manajemen OHM berdiri untuk pertama sekali, menjadi histori tersendiri.

Adapun objek wisata yang terkenal di Medan, bukan hanya menjadi pusat hiburan tapi bisa juga menjadi pusat pembelajaran bagi keluarga kecilku, terutama bagi anak-anakku. 

Seperti Maha Vihara Maitreya yang terletak di komplek Perumahan Cemara Asri-Medan; Graha Maria Annai Valengkani yang ada di Perumahan Taman Sakura Indah, Tanjung Selamat; Sri Mariamman Temple yang ada di Babura Sunggal, Tjong A Fie Mansion yang ada di Kesawan, Medan Baru; Museum Rahmat International Wildlife yang terletak di Jalan S. Parman; dan terakhir Istana Maimun yang ada di Medan Maimun.

Kolase Dok Pribadi
Kolase Dok Pribadi
Dari keenam tempat objek wisata yang ada di Medan itu, selama tinggal di Medan, ternyata baru mengunjungi 2 tempat wisata, yakni Valengkani dan Vihara Maitreya di Cemara Asri. 

Sehingga sangat cocok untuk menjadi planning atau rencana keluarga kami di dalam menikmati keindahan Kota Medan. Apalagi jika dilengkapi dengan akomodasi dari Cordela Medan yang terletak di Jalan HM. Yamin persis terletak di tengah-tengah Kota Medan, sangat strategis untuk mencapai ke-6 objek wisata tersebut dengan cepat dan mudah.    

Kembali ke topik utamanya, yakni pola wisata staycation di dalam mengembalikan geliat wisata nasional. Bagaimanakah konsep ini bisa terealisasi? Dimana akibat dari pandemi corona tadi, telah memaksa kita untuk terus berdiam di rumah, tentu menjadi sebuah kebutuhan besar bagi para milenial untuk bisa berlibur sejenak. 

Staycation menjadi jawabannya, disamping tak perlu untuk keluar modal yang begitu besar, mood yang kembali fresh-pun akan kembali di dapatkan setelah sejenak keliling-keliling di kota dimana kita tinggal.

Bersama Keluarga Kecilku di Grend Hill City-Dokpri
Bersama Keluarga Kecilku di Grend Hill City-Dokpri
Jika otak dan hati kita sudah kembali fresh atau segar kembali tentu kinerja kita menjadi optimal kembali. Performance kita akan meningkat kembali. Dan hal ini bukan hanya menjadi titik balik dari keterpurukan kita sendiri, tapi menjadi titik balik dari dunia pariwisata dan potensi yang sempat terpuruk waktu lalu bisa terkejar kembali.   

Bila keluarga demi keluarga yang ada di Indonesia, meniru pola wisata yang sama,yakni staycation, bukankah kita akhirnya membalikkan keadaan kita terhadap situasi mencekam yang ditimbulkan oleh pandemik korona tersebut? 

Apalagi ini akan berdampak langsung terhadap peningkatan perekonomian kita khususnya dari sektor pariwisata. Sebab target dari total kunjungan para wisnus di tahun 2020 tentu akan tercapai.

Bersama dengan OHM dan konsep hotel yang dimilikinya, yakni modern sekaligus milenialis sangat cocok dengan kebutuhan dan kantong yang dimiliki para milenial seperti kita. 

Hiburannya dapat kantong kita-pun tidak tergerus dengan sangat banyak. Apalagi hotel Cordela Medan menyediakan dengan sangat baik segala fasilitas hotelnya, seperti dua tipe kamar, Deluxe Room ada 56 kamar dan Deluxe Bisnisnya ada 7 ruangan.

tampilan booking di omegahotelmanagement.com
tampilan booking di omegahotelmanagement.com
Dan jika kita ngecek harga dan booking lewat jaringan Hotel Cordela Medan, di saat-saat akan memperingati hari kemerdekaan kita, berkisar tanggal 15-17 Agustus, untuk tiga malam total harganya Rp. 840 ribu termasuk sarapan. 

Jika dibagi 3 hari maka uang yang kita keluarkan untuk akomodasi hotelnya berkisar Rp.240 ribu per malam. Sebuah harga yang sangat terjangkau dan pantas kita dapatkan.

Berlibur sambil memperingati hari Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan, bisa juga menjadi peringatan kemerdekaan dari pandemik corona. Berlibur menikmati hiburan dan keramaian pesta budaya sambil belajar sejarah tentu menjadi pilihan menarik. Tapi harapannya pandemik tersebut tidak selama itu. Maju Indonesiaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun