Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Harapkan Prestasi Dunia di Tengah Intrik para Calon Pengurus PSSI, Bisakah?

2 November 2019   21:44 Diperbarui: 2 November 2019   21:55 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seharusnya hari ini menjadi hari bersejarah bagi dunia sepak bola kita, pasalnya karena hari ini, Sabtu (2/11/2019) seperti yang dilansir oleh Kompas.com, adalah hari pemilihan untuk penentuan siapa calon ketua umum PSSI kita. Tapi pemilihan kali ini diwarnai banyak sekali intrik-intrik yang dikeluarkan oleh para calon-calon yang mau tampil sebagai calon ketua umum.

PSSI adalah induk utama yang diakui FIFA di dalam mengelola cabang olah raga sepak bola kita di seluruh tanah air.

Tapi jika untuk memilih satu orang saja Ketua Umum, kemudian wakil ketua serta 12 anggota exco dipernuhi dengan penolakan-penolakan, mungkin karena aspirasinya tak tersampaikan, bagaimana mungkin kita bisa mengharapkan prestasi gemilang pada olah raga yang dibinanya?

Bayangkan dari 11 orang kandidat yang akan dipilih dalam kongres luar biasa (KLB) PSSI kali ini, ada 7 orang yang mengundurkan diri.

Itu artinya hampir setengah dari para calon tersebut sebenarnya tidak ingin mengembangkan dunia sepak bola kita. Alias hanya menginginkan posisi jabatan di sana, tanpa berpikir ke depannya akan bagaimana dunia sepak bola kita. Dimana seharusnya sudah bisa menjadi sebuah industri yang positif yang bisa mendatangkan pendapatan jika memang dikelola sedemikian rupa.

Memikirkan bagaimana untuk menghindarkan atau bahkan menghilangkan para mafia-mafia bola yang kerap mengatur tiap pertandingan untuk kepentingan bisnis judinya dalam dunia olah raga sepak bola kita.

Seperti akhir-akhir ini telah terungkap bahkan sudah menetapkan beberapa para pengurus PSSI waktu lalu ternyata terlibat di dalamnya.

Kemudian bagaimana mengatur tiap lapisan-lapisan liga yang profesional dan berjenjang di tiap-tiap asosiasi provinsi (asprov) dari liga 1 hingga liga 3.

Supaya bisa menghasilkan para atlet bangsa yang mumpuni dan berprestasi. Masalah para supprter yang terkadang sangat anarkis jika melihat jagoannya kalah. Tentu untuk memikirkan hal itu bukanlah upaya yang mudah.

Juga belum lagi bagaimana mengurus tiap-tiap atlet yang ada dan bagaimana pola pembinaan dari sejak dini hingga akhirnya ke jenjang profesional.

Masalah gaji atau kesejahteraan hingga masa depan mereka setelah mereka selesai dari dunia sepak bola, tentu semua itu tak lepas dari bagaimana PSSI mengelola tiap-tiap detail yang menjadi tanggung jawab mereka.

Sehingga pertanyaannya, masihkah kita mungkin bisa mengharapkan prestasi itu terukir? Prestasi sepak bola kita akhirnya bisa diakui oleh dunia? Padahal sebentar lagi kita menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20?

Jika situasi-situasi dan intrik-intrik terus berjalan, meskipun sudah terpilih sang ketua umum PSSI, tentu mereka-mereka yang tak terpilih bisa merongrong fokus dan tugas dari sang ketua untuk mengarahkan sepak bola kita ke arah yang lebih baik?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun