Lamanya proses pemilihan oleh DPRD DKI mengundang banyak pertanyaan. Siapakah yang akan menjadi pedamping Anies Baswedan sebagai wakil Gubernur. Padahal sudah hampir mau setahun yakni seperlima waktu dari total masa menjabat sebagai Gubernur dan wakil Gubernur di DKI, menyisahkan ada banyak problema masalah di DKI yang tak kunjung selesai.
Sontak di bulan April 2019 lalu usai pemilu, bagaimana isu-isu miring tentang akan kembalinya Sandiaga Uno menjadi Wakil Gubernur DKI. Tapi oleh Sandiaga Uno tegas dan jelas mengatakan, seperti yang dilansir oleh kompas.com (19/4/2019) bahwa ia tidak akan kembali ke sana. Karena calonnya sudah dipilih dan ditentukan dari PKS sebanyak dua orang.
Pak Sandi-pun mengharapkan supaya para legislator DKI Jakarta tersebut bisa segera memilih siapa calon Wakil Gubernur pendamping Anies Baswedan.
Tapi nyatanya sampai saat ini, gerak-gerik para anggota DPRD DKI ini, sepertinya masih terus mengulur-ulur waktu tentang siapa yang bakalan akan dipilih oleh mereka. Meskipun jika melihat komposisi ketua DPRD DKI berasal dari PDI Perjuangan, tapi letak dan kuncinya ada pada Partai Gerindra.
Adanya banyak konflik kepentingan sehingga menimbulkan banyak teka-teki. Lanjut dengan tarik ulur antara Gerindra dan PKS terus menerus terjadi. Padahal jika melihat banyaknya permasalahan yang terjadi di DKI, terakhir kerusuhan hampir 3 hari terjadi sejak 21,22, 23 Mei lalu di depan Kantor Bawaslu. Ini juga menandakan tiadanya ketegasan ataupun kepemimpinan dari sang tuan rumah DKI Jakarta.
Jika sudah begini situasinya, para Dewan DKI Jakarta sedang menunggu siapa lagikah? Apakah harus menunggu anggota DPRD DKI yang baru, karena masa jabatan kalian akan segera habis di bulan Oktober ini?
Pilihan Syaikhu
Ini enaknya jika punya kans kuat apalagi dinyatakan menang di dua tempat. Seperti yang dirasakan oleh seorang politisi PKS ini, Ahmad Syaikhu. Seperti yang dilansir oleh CNN.com (25/5/2019) dirinya ternyata akan lebih memilih sebagai wakil Gubernur DKI Jakarta.
Hal tersebut dinyatakannya seusai sholat Jumat di Masjid Fatahillah, Balaikota DKI Jakarta pada Jumat kemarin (24/5). Dia pun meminta supaya para Anggota DPRD DKI bisa segera membentuk pansus untuk pemilihan dari dua nama yang sudah ditangan mereka. Supaya jelas bagaimana kepemimpinan di DKI yang seakan hanya seorang saja yang masih eksis sampai saat ini. Padahal problematika DKI Jakarta begitu kompleksnya.
Sementara itu Syaikhu sendiri juga dikabarkan bakal lolos ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat (Jabar) VII. Meskipun begitu, Syaikhu menyatakan tidak akan mundur dari pencalonan sebagai wagub maupun dari pemilihan sebagai calon anggota DPR sekarang ini.
"Ya kan belum ini, di Senayan juga belum dilantik. Kalau pemilihan [wagub] sebelum 1 Oktober ya enggak ada alasan juga untuk saya mundurkan," kata Syaikhu saat sholat Jumat di Fatahilla.
Tapi yang menjadi pertanyaannya, ketika Ahmad Syaikhu lebih memilih untuk menjadi Wakil Gubernur, apakah tidak akan merasa rugi? Pasalnya masa jabatannya tinggal 3 tahun lagi? Sementara jika memilih tetap menjadi anggota DPR RI bukankah masa menjabatnya jauh akan lebih lama?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H