Baru pertama kali bisa menginjakkan kaki di salah satu wilayah yang paling ujung dan paling dekat dengan Sumatera Utara. Namun kalau ke Aceh jika dihitung baru sebanyak tiga kali. Satu wilayah kukunjungi dan sudah dua kali ke sana yaitu Kotacane, Kabupaten Aceh Tenggara. Dan yang satunya baru kemarin kukunjungi, yaitu Singkil.
Dimana jika mau ke Nias, pelabuhan yang paling dekat selain kota Sibolga, adalah pelabuhan Singkil. Ceritanya orang tua temanku ini sudah lebih kurang  4 minggu di rawat di Rumah Sakit. Dan baru kemarin, tepatnya Rabu pagi, didapatkan bahwa si Bapak telah tiada. Akibat ada gangguan pada ususnya.
Kamipun sepakat untuk pergi menguatkan hati salah satu teman kerja kami ini. Sebab sebelumnya juga telah terjadi peristiwa duka kepadanya,yakni anak yang dalam kandungan istrinya ternyata sudah meninggal karena keguguran. Meskipun baru hitungan triwulan pertama. Dalam masa-masa pembentukan jaringan. Ternyata akhirnya diapun pergi.
Berangkat dari Sibolangit sekitar pukul 12 malam atau pukul 00 pada Kamisnya. Karena rencana penguburannya diadakan sekitar pukul 12 siang WIB. Untuk buka sahur aku dan temanku sudah siapkan bontot sebelumnya. Sehingga tepat menjelang sahur, kamipun bersantap riang di tengah kondisi mobil yang sedang melaju.
Tiba di tempat duka sekitar pukul 07 pagi, kami istirahat sebentar di rumah saudara dari teman kami yang berduka ini. Tapi aku manfaatkan waktu istirahat tersebut dengan menulis satu cerpen atau fiksi yang merupakan tantangan Samber THR. Menjadi pengalaman pertama membuat kisah fiksi lewat gadgetku secara langsung. Untungnya disanapun sinyalnya bersahabat, sehingga bisa menyelesaikan rangkaian kata demi kata dan kemudian mempublishnya ke Kompasiana.
Setelah hujannya agak reda, kamipun permisi pamit untuk kembali ke Sibolangit. Supaya mengantisipasi tidak terlalu malam nyampe ke tempat kami. Mengingat betapa medan yang ditempuh disepanjang perjalan adalah melewati gunung-gunung. Sehingga perjalanan kami tersebut-pun tidak mudah. Apalagi banyaknya jalan berlubang-lubang ditambah kondisi mobil yang kami tumpangi juga mobli lama, membuat perjalanan kami lebih lambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H