Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bersiap MJM 2020, Ubah Habit Capai Sehat Sekaligus Media Mendidik, Berwisata dan Berolahraga

21 Mei 2019   13:17 Diperbarui: 21 Mei 2019   16:35 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat antusiasme dari para pelari yang setiap tahun selalu naik. Dimana pada hari H, 28 April 2019 lalu ada sebanyak lebih dari 7.500 peserta tercatat sebagai peserta lari di Candi Prambanan. Bahkan dalam catatannya lebih dari 85 persen peserta berasal dari luar Yogya. Sehingga Mandiri Jogya Marathon akan menjadi agenda yang perlu dicatat dan segera direalisasikan.

Apalagi diriku sejak kecil punya bakat untuk lari cepat. Karena sejak SMP, maupun SMA diriku pernah menjadi juara. Meskipun baru tingkat sekolah, belum tingkat kota. Pernah juga ikut Marathon 10 K waktu masih sekolah di SMP yakni sebelum tahun 2000-an di Kota Sibolga.

Tapi karena merasa sama dengan lari cepat 100 meter, sehingga terus tancap gas sampai ternyata sudah lewat 1 kilo pertama, diri ini langsung kehabisan tenaga. Bahkan ada satu orang teman atlet cewek, justru panas-panasin aku dan teman satu gerombolanku, 'jadi cowok kok kalah sama cewek'.

Sehingga malu waktu itu, karena melihatnya terus melaju dengan kencang hingga mencapai garis finish. Dan memang melihatnya keluar sebagai pemenang pertama waktu itu. Dan itu adalah pengalaman pertama ikut dalam lomba marathon di tingkat kota. Mencapai garis finish saat pengumuman pemenang akan segera diumumkan. Pengalaman memalukan tapi lucu jika diingat kembali memorinya.

kompas.com
kompas.com
Lewat menulis ini, seakan termotivasi dan juga menghidupkan kembali bakatku yang dulu yang sudah lama terpendam, yakni di bidang atlet. Meskipun waktu lalu, aku kurang fokus terhadap bidang yang mau kukembangkan. Sempat ingin jadi atlet lari cepat, ingin jadi petinju, ingin jadi karateka, dan banyak hal lainnya.

Dan tak ingin hal yang sama juga terjadi pada kedua anakku. Ingin mereka bisa banyak hal, tapi untuk prestasi bisa fokus ke satu hal. Ingin mempertemukan mereka dengan banyak event-event olah raga termasuk event olahraga lari yang dikemas dalam balutan sport tourism ini.

Apalagi sudah tahu bahwa event ini akan digelar di setiap tahunnya. Tentu menjadi ajang yang patut untuk dicoba oleh keluarga-keluarga yang ada di Indonesia.  

Memang Mandiri Jogya Marathon memang telah usai di tahun ini. Tapi event ini seakan membangkitkan gairahku untuk bisa jadi salah satu peserta di dalamnya. Kini mulai mengatur siasat dan stategi bagaimana supaya ikut berpartisipasi di dalamnya di tahun-tahun mendatang. Bahkan mungkin jadi agenda tahunan bagi ku dan bagi keluarga kecilku.

persiapan kecil-kecilan lari pagi setiap hari | dokpri
persiapan kecil-kecilan lari pagi setiap hari | dokpri
Kami mulai persiapan lari kecil-kecilan di lingkungan rumahku. Tidak terlalu porsir tenaga sebanyak-banyaknya. Karena yang mau dicapai adalah kesehatan. Karena diriku seorang penulis, jadi aktivitas lebih banyak duduk di kursi dan menatap keyboard. Sehingga supaya bisa seimbang antara kegiatan otak maupun kegiatan fisik, unsur olahraga lari pagi menjadi menu harianku dan juga keluarga kecilku. 

Jika kita melihat juara-juaranya, pasti bisa dibilang yang keluar sebagai juaranya adalah orang-orang yang itu aja. Alias para atlet lari yang kesehariannya adalah fokus untuk lari. Contohnya saja ketika melihat profile sang juara pada lomba Mandiri Jogya Marathon 10K, salah satunya ada yang bermarga batak. Namanya Welman Pasaribu. Kucoba googling namanya, ternyata atlet yang satu ini berasal dari tanah batak. Lihat profilenya ternyata beliau merupakan seorang tentara dari Kodam I/Bukit Barisan. Berturut-turut untuk event-event lari di Sumtera Utara, beliau selalu menjadi juaranya.

ivoox.id
ivoox.id
Seperti yang dilansir oleh tapanulipost.com (9/12/2018), Welman Pasaribu sebagai juara pertama dalam Marathon 10 K yang diselenggarakan oleh Pemko Medan. Di tahun 2017 lalu juga, dalam lomba marathon 10K Samasir, beliau juga keluar sebagai pemenangnya.

Juga sosok pelari Kenya, yang menjuarai lomba Mandiri Jogya Marathon, adalah orang yang sama yang menjuari event tersebut. Bahkan pelari Kenya memborong untuk juara 1 hingga juara 3. Salah satunya, Stephen Munghatia (24) yang menorehkan waktu tercepat pada Mandiri Jogja Marathon 2019, dalam kategori full marathon open pria dengan catatan waktu 2 jam 25 menit 48 detik.

Pelari Kenya BorongJuara (krJojga)
Pelari Kenya BorongJuara (krJojga)
Dia menyatakan tidak punya rahasia khusus sehingga bisa menjuarai lomba itu. Tapi yang ia lakukan adalah berlatih dan berdoa. Dan trik itu tentu trik umum dan biasa bahwa hanya dengan berlatih dan berusaha maka kita bisa menang.

Jadi untuk MJM 2020, aku tidak menargetkan untuk menang alias ingin keluar sebagai juaranya, rasa-rasanya itu mustahil. Tapi akan lebih spesifik untuk mencapai tujuan diselenggarakannya Mandiri Jogya Marathon yang tak lain dan tak bukan adalah berwisata dan berolahraga. Disamping itu menikmati tiap-tiap kebudayan yang akan ditampilkan. Sehingga kita bisa ambil bagian mengembangkan sektor pariwisata sekaligus melestarikan unsur kebudayaannya yang dikemas dalam bentuk pertandingan olah raga.

Candi Plaosan (Maioloo.com)
Candi Plaosan (Maioloo.com)
MJM 2019 lalu menawarkan 13 area pedesaan sebagai lintasan yang dilewati. Juga 3 area destinasi wisata utama yang disuguhkan, seperti Candi Prambanan sebagai pusat titik pertemuan event, Candi Plaosan juga Monumen Taruna. Yang semuanya itu  sebagai pelengkap sport tourism berolahraga sambil berwisata.

Jika kita melihat dari jenisnya sport tourism ini, Mandiri Jogya Marathon tentu masuk ke dalam jenis soft sport tourism. Yakni sebagai parisiwata olahraga yang berkaitan dengan unsur gaya hidup seperti lari, bersepeda, dan hiking.  Sehingga kepesertaanya bukan hanya untuk para atlet, masyarakat umum juga bisa.  Kemudian jika dibandingkan dengan hard sport tourism, yakni event olah raga yang hanya bisa diikuti oleh para atlet profesional. Sebagai contoh event-event seperti Sea Games, Asian Games, Olimpiade. 

Bersiap untuk MJM 2020

Untuk mengikuti event MJM 2020, hal pertama adalah mengenal istilah-istilahnya atau mulai belajar tentang istilah-istilahnya. Yang ternyata menjadi pengetahuan baru buatku. Seperti yang dilansir oleh panduanpelari.web.id, ada sekitar 10 istilah dalam cabor lari tersebut. Seperti respirasi aerobik/anaerobik, VO2Max, Power treshold, Pace, Stride Turnover, Pronasi, keram dan cedera).

Ilustrasi pembagin Pace dan Jarak (char McGhie)
Ilustrasi pembagin Pace dan Jarak (char McGhie)
Jujur baru dua yang kutahu, yakni keram dan cedera. 8 istilah lainnya jika tidak tahu maka sesungguhnya kita akan sulit mengukur seberapa tangguhnya kita dalam berlari. Kemudian tertarik tentang istilah pace, yakni berapa kecepatan seseorang dalam satuan waktu. Biasanya dalam satuan per KM-nya atau per-mil nya. Dimana Pace lari yang kompetitif adalah 5 menit per km kebawah, atau setara dengan 12km/jam keatas.

Langkah kedua, mulai latihan setiap harinya. Dan suatu waktu bersama dengan anak-anakku. Sebagai pembiasaan diri untuk bisa berlari di setiap harinya. Juga untuk menunjukkan kepada kedua anakku, dengan aktivitas berlari bisa mengembangkan otot-otot mereka dengan baik.

Langkah ketiga, mungkin mulai menabung juga untuk event tahunan tersebut. Mulai dari ongkos pesawat, hingga uang pendaftaran. Dimana jika menabung mulai sekarang, tentu tidak akan terasa akan mencukupi untuk bisa pergi ke sana. Apalagi untuk biaya penginapan sambil berwisata setelah seharian Marathon di Jogya tentu tidak akan langsung pulang. Menikmati kuliner dan sedikit shoping sebagai kenang-kenangan.

dokpri
dokpri
Langkah keempat, belajar atau mengetahui minimal rute-rute yang akan ditempuh, maupun kota Yogya secara keseluruhan.  Supaya tidak kelabakan jika sudah ada di sana.  

Terakhir belajar untuk menikmati setiap hal-hal yang akan terjadi. Artinya mengelola hati untuk bersyukur dan tidak cepat mudah mengeluh. Sebab banyak hal yang remeh-remeh yang mungkin menggangu aktivitas kita, tapi jika tetap bersyukur maka hati akan tetap terjaga.

Berwisata sambil mengajarkan Anak Sesuatu 

Tentu adanya event ini akan menjadi wadah yang tepat untuk bisa quality time dengan keluarga kecilku. Berolahraga sambil menikmati kawasan wisata yang ada. Juga  adanya momen-momen menikmati sajian budaya yang akan ditampilkan, menikmati kuliner-kuliner tradisional yang tersedia, maka akan menambah kenikmatan untuk bisa pergi kesana.

menikmati sajian budaya (Kompas.com)
menikmati sajian budaya (Kompas.com)
Disamping itu sebagai moment yang pas untuk bisa mengajarkan tentang sejarah kerajaan purba yang pernah ada bangsa ini. Hal itu akan didapatkan saat menikmati dan menyaksikan langsung Candi Prambanan, Candi Plaosan. Maupun tentang sejarah kelam pada masa penjajahan dulu dengan menyaksikan Monumen Taruna.

Hal ini akan berdampak besar bagi kedua anakku. Sehingga perjalanan tersebut berharap akan bisa membuka wawasan mereka. Meskipun mereka masih kecil, dengan otak mereka yang cerdas dan aktif akan semakin  membuka wawasan mereka tentang budaya baru seperti di Jogya, yang tak pernah ada di daerah Sumatera Utara.

olahraga pagi (dok pri)
olahraga pagi (dok pri)
Apalagi jika ini menjadi agenda rutin keluarga kecilku, berwisata sambil berolahraga tentu hal ini patut untuk diperjuangkan supaya bisa merealisasikannya.    

Dengan berlatih setiap harinya akan mengubah habit atau kebiasaan untuk hidup sehat. Dan jika persiapan sudah matang, maka tahun 2020  bukan waktu lama lagi. Bersiap ke sana, ikut event Mandiri Jogya Marathon, sekaligus berwisata dan liburan.   

   

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun