Melihat antusiasme dari para pelari yang setiap tahun selalu naik. Dimana pada hari H, 28 April 2019 lalu ada sebanyak lebih dari 7.500 peserta tercatat sebagai peserta lari di Candi Prambanan. Bahkan dalam catatannya lebih dari 85 persen peserta berasal dari luar Yogya. Sehingga Mandiri Jogya Marathon akan menjadi agenda yang perlu dicatat dan segera direalisasikan.
Apalagi diriku sejak kecil punya bakat untuk lari cepat. Karena sejak SMP, maupun SMA diriku pernah menjadi juara. Meskipun baru tingkat sekolah, belum tingkat kota. Pernah juga ikut Marathon 10 K waktu masih sekolah di SMP yakni sebelum tahun 2000-an di Kota Sibolga.
Tapi karena merasa sama dengan lari cepat 100 meter, sehingga terus tancap gas sampai ternyata sudah lewat 1 kilo pertama, diri ini langsung kehabisan tenaga. Bahkan ada satu orang teman atlet cewek, justru panas-panasin aku dan teman satu gerombolanku, 'jadi cowok kok kalah sama cewek'.
Sehingga malu waktu itu, karena melihatnya terus melaju dengan kencang hingga mencapai garis finish. Dan memang melihatnya keluar sebagai pemenang pertama waktu itu. Dan itu adalah pengalaman pertama ikut dalam lomba marathon di tingkat kota. Mencapai garis finish saat pengumuman pemenang akan segera diumumkan. Pengalaman memalukan tapi lucu jika diingat kembali memorinya.
Dan tak ingin hal yang sama juga terjadi pada kedua anakku. Ingin mereka bisa banyak hal, tapi untuk prestasi bisa fokus ke satu hal. Ingin mempertemukan mereka dengan banyak event-event olah raga termasuk event olahraga lari yang dikemas dalam balutan sport tourism ini.
Apalagi sudah tahu bahwa event ini akan digelar di setiap tahunnya. Tentu menjadi ajang yang patut untuk dicoba oleh keluarga-keluarga yang ada di Indonesia. Â
Memang Mandiri Jogya Marathon memang telah usai di tahun ini. Tapi event ini seakan membangkitkan gairahku untuk bisa jadi salah satu peserta di dalamnya. Kini mulai mengatur siasat dan stategi bagaimana supaya ikut berpartisipasi di dalamnya di tahun-tahun mendatang. Bahkan mungkin jadi agenda tahunan bagi ku dan bagi keluarga kecilku.
Jika kita melihat juara-juaranya, pasti bisa dibilang yang keluar sebagai juaranya adalah orang-orang yang itu aja. Alias para atlet lari yang kesehariannya adalah fokus untuk lari. Contohnya saja ketika melihat profile sang juara pada lomba Mandiri Jogya Marathon 10K, salah satunya ada yang bermarga batak. Namanya Welman Pasaribu. Kucoba googling namanya, ternyata atlet yang satu ini berasal dari tanah batak. Lihat profilenya ternyata beliau merupakan seorang tentara dari Kodam I/Bukit Barisan. Berturut-turut untuk event-event lari di Sumtera Utara, beliau selalu menjadi juaranya.