Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Ramadhan dan Solusi Sampah Plastik yang Menggunung, Dimulai dari Ini

10 Mei 2019   23:31 Diperbarui: 10 Mei 2019   23:58 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara sampah tentu tidak mengenal apa musimnya atau apa bulannya. Sebab pada kenyataannya, sepanjang kita masih kurang sadar tentang bahayanya plastik bagi lingkungan kita, sepanjang itu kita akan semakin gelagapan untuk selalu memakai kantong plastik kemanapun.

Apalagi di bulan ramadhan kini. Semakin lengkap sudah, plastik-plastik bisa akan semakin bertaburan di pinggir jalan. Karena memang kantong plastik adalah kantong yang paling praktis yang dipakai oleh  para penjaja makanan buka puasa atau takjil. Sehingga semakin sulit untuk mengontrol bagaimana untuk bisa mengurangi penggunaannya.

Tapi satu solusi yang mungkin bisa kita kerjakan untuk bisa mengurangi resiko pemakain kantong plastik secara berlebihan. Yakni dimulai dari rumah kita sendiri. Baik ayah, ibu, dan anak punya kesadaran yang sama untuk bisa menyiapkan pengganti kantongan plastik besar.

Keluargaku sendiri sudah memulai dari dua bulan yang lalu untuk tidak memakai kantongan plastik lagi. Bahkan sudah menyiapkan dua totebag atau tas kain yang fungsinya seperti plastik pembungkus. Satu karena beli dan satu lagi karena hadiah yang didapatkan.

Dan yang menjadi masalahnya adalah, saat kerap mau berpergian ke warung-warung ataupun ke Indomaret maupun Alfamart, betapa akhirnya terlupakan totebag tersebut. Padahal sudah sengaja di gantung di depan pintu rumah, supaya selalu membawanya serta. Tapi itulah karena memang belum kebiasaan untuk membawa tas tersebut, akhirnya terpaksa kembali memakai kantong plastik yang disiapkan oleh mereka.

Sehingga kemarin sempat terbersit dalam pikiranku untuk memuat semacam aplikasi di HP atau smartphone ataupun smartwatch untuk bis mengingatkan, "sudah bawa kantongan". Dimana aplikasi tersebut akan selalu bicara saat kita akan menginjakkan kaki keluar dari rumah. Masih angan-angan dan ide doang, belum bisa merealisasikannya.

Tapi kini memang sudah mulai mengalami perubahan, karena sudah ditanamkan dalam hati dan dalam pikiran dalam-dalam, jangan lupa bawa totebagnya. Dimana selama dua mingggu lalu sudah berhasil menyiapkan pengaman belanja kami saat pergi kemanapun untuk berbelanja. Bahkan istriku juga akhirnya bisa ketularan untuk mengingat selalu membawa itu.

Meskipun ini baru langkah kecil, karena skope-nya masih keluarga. Tapi coba kita bayangkan spirit yang sama bisa mengalir ke keluarga yang lain. Artinya selalu dibangun kesadaran dalam diri kita masing-masing, ingat jangan pakai kantongan plastik, ingat bumi ini sudah penuh dengan plastik, ingat Indonesia penyumbang terbesar nomor dua dunia. Masih mau nambah lagi?

Oleh karena itu, solusinya mari bangun budaya baru, yang dimulai dari diri kita sendiri, kemudian ke kelurga kita. Dari keluarga kita meningkat ke tetangga kita, dari tetangga meninggkat ke seluruh lingkungan kita. Maka bisa dipastikan akan tercapai untuk mengurangi dampak dari menggunungnya sampah di sekitar kita, maupun di rumah kita.

Begitu juga dengan bulan ramadhan kali ini, mulailah kebiasaan yang sama untuk bisa mengurangi dari sampah plastik tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun