Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Muda dan Pembangunan Daerah 3T Melalui 5 Pilar "Korindo"

10 Mei 2019   20:35 Diperbarui: 10 Mei 2019   20:59 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang muda tentu tidak pernah mengenal kata menyerah. Sebab kata menyerah di dalam kamusnya merupakan kata yang terlalu cemen dan terlalu mudah untuk dilakukan. Yakni dengan berhenti saja ketika jatuh yah sudah dipastikan menyerah.

Tapi tidak dengan pemuda Indonesia, kata menyerah itu sebenarnya tidak ada kamusnya. Tapi pemuda Indonesia butuh sosok seperti seorang Presiden Soekarno, yang pernah mengatakan beri Aku sepuluh orang pemuda, maka akan kugoncangkan Indonesia ini.

Qureta.com
Qureta.com
Orang muda butuh mentor atau orang yang bisa menunjukkan jalan kepadanya mana yang harus dan mana yang tidak harus ia kerjakan. Dengan memberikan kepadanya 'mimpi besar' membangun Indonesia. Mendorong dia melakukan dan mengerjakan mimpinya dengan menelusuri tangga demi tangga. Maka kelak itu akan menolongnya untuk bisa berkontribusi membangun Indonesia.

Maka sebenarnya untuk membangun daerah 3 T (terdepan, terluar, dan tertinggal), butuh orang-orang muda ini yang sudah mendapatkan 'pencerahan' dari 'sosok mentor' tersebut sehingga akhirnya punya mimpi, bergerak dan majukan kampungnya, ataupun kampung temannya.

Sayangnya situasi yang ideal tersebut masih banyak anak-anak muda yang belum memiliki orang yang tepat untuk bisa mengembangkan potensinya, yang masih tersembunyi jauh di dalam.

Penulis melihat jejak rekam sebuah perusahaan seperti Korindo ibarat sebuah sauh yang bisa membuat teguh sebuah kapal bernama Indonesia.  Sehingga sulit goyah atau kehilangan arah meskipun di tengah-tengah laut yang dalam. Juga ibarat seperti cahaya atau sinar yang telah menerangi serta membangkitkan  sebuah harapan khususnya bagi orang-orang muda untuk selalu berjuang, bergiat dan tak mengenal lelah.

korindoblog.news.com
korindoblog.news.com
Sauh ataupun cahaya karena melihat kekonsistenan mereka di dalam membangun Indonesia. Lewat Visi besar yang tertuang, yang tidak hanya melulu memikirkan  soal profit atau keuntungan perusahaan,tapi membangun hubungan yang sehat dan harmonis antara kegiatan bisnis perusahaan dengan publik dan para pemangku kepentingan untuk menuju satu hal yakni kesejahteraan dan adanya kepercayaan diri.

Ini adalah sebuah visi besar yakni adanya kesejahteraan bersama yang harus diutamakan, sehingga jika sudah sejahtera maka kepercayaaan diri-pun meningkat.

5 Pilar

Hal yang sama-pun terlihat lewat 5 pilar pembangungan yang diupayakan oleh Korindo, kala berada di suatu daerah seperti 3 T. Yakni pilar yang akan bisa mewujudkan dengan cepat visi besar tersebut. Mulai dari pilar pendidikan, pilar kesehatan, pilar ekonomi, pilar lingkungan dan pilar Infrastruktur.  Konsisten mengerjakan dan membangun pilar-pilar tersebut maka perusahaan Korindo sebenarnya sebagai perwujudan atau keberkahan bagi Indonesia.

klinik di Papua (korindo.news.com)
klinik di Papua (korindo.news.com)
Jika kita melihat pilar pendidikan, sebagai sentral pertama dan yang paling utama untuk dikerjakan. Sebab melalui pendidikan, ada banyak hal yang dibangun, mulai dari infrastruktur pendidikan itu sendiri. Yang ujung-ujungnya mempersiapkan generasi baru yang akan melanjutkan pembangunan dan jalannya sebuah bangsa di masa mendatang.

Melalui pendidikan juga, ada banyak hal yang dibebaskan atau dilepaskan. Mulai kebodohan, kemiskinan, sehingga tercapai puncak potensinya. Maka seperti pada awal pada tulisan ini, banyak anak-anak muda yang tidak punya mimpi, hidup hanya sekedar hidup, sesungguhnya karena tidak ada saluran pendidikan yang tepat yang bisa dijumpainya.

Dimana jika kita melihat upaya Korindo khususnya yang ada di daerah Asiki Papua, sudah banyak fasilitas gedung sekolah yang terbangun. Bahkan dari tingkat yang paling dasar sekali, yakni PAUD. Kita tahu bahwa masa-masa Paud adalah masa golden age puncak paling besar seorang anak akan berkembang dengan pesatnya. Juga memberikan tambahan asupan gizi sehingga anak-anak Papua, bisa bertumbuh dengan sehat, kuat dan pintar.

Juga para gurunya dilatih sedemikian rupa untuk bisa menjadi pendidik yang baik, mentor yang baik untuk bisa mengembangkan tiap potensi anak-anak yang dididiknya. Menyiapkan fasilitas yang baik, berupa bis untuk antar jemput, hal itu menambah semangat bagi tiap anak-anak untuk bisa menyelesaikan pendidikannya.

Pilar kesehatan juga penting. Meskipun belum tercapai visi dari Korindo untuk membangun sebuh Rumah Sakit yang lengkap, tapi dengan keberadaan klinik yang baru diresmikan di tahun 2017 di daerah Asiki sudah memadai, maka hal itu bisa menolong banyak orang-orang Papua. Apalagi bagi orang yang ada di pedalaman tentu akan bisa mendapatkan fasilitas kesehatan dengan cepat dan baik dari klinik tersebut.

korindo.news.com
korindo.news.com
Mulai dari penggalakan program donor darah, program posyandu, pemberian jaminan kesehatan di sekitar lingkungan perusahaan secara gratis, maka hal itu semakin meningkatkan taraf kesehatan masyarakat setempat.

Pilar ketiga, yakni pilar Ekonomi. Hal ini menjadi sangat sentral untuk dikembangkan. Dengan mengembangkan kewirausahaan dari daerah-daerah di sekeliling perusahaan, maka potensi ekonomi mereka juga akan berkembang. Yakni memberikan pelatihan seperti mengelas, bertukang, ataupun bertani dengan sistem terpadu, seperti hidroponik. Juga bukan hanya memberikan pelatihaan seperti  beternak lele, hingga beternak ayam, tapi juga memberikan modal penyertaan di awal untuk bisa mengembangkan lebih lagi usaha tersebut.

korindo.news.com
korindo.news.com
Tak lupa membangun pasar yang baik, sehingga melalui itu siklus ekonomi, ataupun pemenuhan kebutuhan pangan langsung masyarakat bisa cepat terpenuhi. Bahkan hasil pelatihan yang sudah diberikan tersebut punya tempat untuk dipasarkan. Serta memberikan bantuan langsung kebutuhan pokok dalam keadaan-keadaan khusus kepada masyarakat yang membutuhkan. Seperti korban banjir dan lain sebagainya.  

Pilar keempat, lingkungan. Sentral lingkungan menjadi perhatian kita semua. Dan miris melihat negara kita, menjadi penyumbang terbesar plastik terbesar di dunia. Betapa Korindo juga hadir dengan mengerjakan dan mengupayakan program recycle kembali. Seperti pengolahan kertas bekas, penanaman pohon.

Bahkan khusus di Papua telah mendirikan pembangkit listrik tenaga biomasa (PLTBm). PLTBm ini tentu menjadi pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Dimana pembangunan ini, bukan hanya mencukupi kebutuhan perusahaan, tapi juga akhirnya mencukupi kebutuhan listrik di daerah-daerah di sekitar perusahaan. Yang pada akhirnya mengurangi biaya pokok produksi (BPP) dari PLN itu sendiri.

Keberadaan PLTBm ini juga membantu pemerintah di dalam mewujudkan mimpi Papua supaya bisa terang ketika malam, dan bukan hanya terang di siang hari doang. Mengurangi pemakaian api di dalam rumah, yang bisa membuat mata anak-anak saat belajar di malam hari tetap baik.

Pembangunn Rumah Ibadah (korindo.news.com)
Pembangunn Rumah Ibadah (korindo.news.com)
Pilar kelima, meskipun terakhir menjadi pokok permasalahan yang tak bisa juga diabaikan. Yakni pilar infrastruktur. Dengan adanya infrastruktur yang baik, seperti akses jalan yang baik, gedung-gedung sekolah, rumah ibadah, pasar tradisional, sarana penerangan hingga sarana air bersih. Maka seluruh perjalanan perusahaan maupun masyarakat yang ada di sekitarnya bisa berjalan dan berkembang dengan sangat baik.

Dengan adanya infrastruktur yang baik bukan hanya mengurangi biaya produksi suatu perusahaan. Tapi juga mengurangi beban masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, hingga bisa mengakses fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memadai.

Sehingga yang namanya keadilan akhirnya tercapai seperti apa yang dicita-citakan oleh pemerintah kita saat ini. Membangun dari daerah pinggiran. Menjadikan perbatasan-perbatasan sebagai etalase kebanggaan Indonesia yang bisa dibanggakan oleh orang Indonesia. Lewat layanan dan pembangunan Pos Lintas Batas Terpadu.

Tapi yang menjadi pesan dari tulisan ini adalah orang muda bisa meniru spirit dari Korindo membangun. Yakni dibutuhkan orang-orang muda seperti pendiri Korindo, yang sudah ada di tahun 1969 yang lalu. Dan tetap eksis sampai sekarang bahkan semakin berkembang. Yang dimulai dari satu bidang kini bisa merangkul bidang-bidang yang lainnya juga.

Yang artinya boleh dibilang awal-awal berdiri adalah awal yang rawan untuk bisa tetap berdiri sampai sekarang. Pesannya bagi orang muda adalah untuk bisa memulai dan melangkah dulu. Gagal tentu bukan masalah, belajar dan belajar lagi untuk menjadi yang terbaik.

Kedua, milikilah visi besar untuk membangun Indonesia ini.Tentu dengan apa yang kamu punya, apa yang kamu bisa. Pelajari dengan sangat baik, kembangkan dan jika akhirnya pun gagal, hal itu bukanlah akhir. Tapi sebagai langkah untuk mengambil tindakan yang berbeda dan mencoba lagi.

korindo.news.com
korindo.news.com
Ketiga, jadilah berkat dimanapun kau berada. Artinya kembangkan potensi orang-orang yang ada disekelilingmu. Jadilah mentor yang baik, jika engkau sudah berhasil. Apalagi jika itu adalah sebuah bentuk perusahaan seperti Korindo, yang selalu memikirkan dan berorientasi ke masa depan, selalu ingat untuk membangun 5 pilar-pilar seperti di atas. Sebab kebanyakan perusahaan yang berdiri, hanya memikirkan profit dan keuntungan perusahaannya semata, tanpa memperdulikan pengembangan masyarakat sekitarnya, baik kesehatannya, baik pendidikannya, baik ekonominya, maupun lingkungannya.

Terakhir jadilah orang yang optimis, giat bekerja, dan selalu berjuang, saat menemukan masalah jangan langsung menyerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun