Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Hoaks Viral Pembakaran Surat Suara di Jayapura, Upaya Diskreditkan 01 Gagal

25 April 2019   22:42 Diperbarui: 25 April 2019   22:59 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai pemilu ternyata narasi-narasi lewat kabar hoaks makin lama makin banyak. Tidak hanya sekali-dua kali, ada begitu banyak kejadian yang memang terjadi tapi narasinya menjadi beda karena suara-suara pengisi yang memberikan laporan tersebut berbeda dengan fakta yang sebenarnya.

Dan salah satunya peristiwa viralnya sebuah video yang terjadi Papua. Tepatnya pembakaran diduga surat suara disebut-sebut terjadi di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Dalam video itu terlihat tumpukan kertas yang tengah dibakar seseorang. Tampak asap mengepul.

Dalam video berdurasi 5 menit 7 detik itu tampak seseorang tengah merekam kegiatan pembakaran surat suara.

Terdengar suara laki-laki dalam video tersebut. Diduga si perekam. Pria itu meminta video pembakaran surat suara ini diviralkan. Berikut salah satu cuplikan narasi yang seakan memojokkan pihak 01 atau pasangan capres-cawapres Jokowi-Maruf.

"Inilah tempat pembakaran kotak suara maupun surat suara di Distrik Tingginambut. Masyarakat melaksanakan pembakaran, tolong teman-teman viralkan di media sosial. Ini pelaksanaan Pilpres 2019 terburuk dalam sejarah, di Kabupaten Puncak Jaya. 

Tidak ada pilpres, di desa-desa, di distrik-distrik, semuanya surat suara diikat jadi satu oleh seorang Bupati, dikasihkan ke Bapak Joko Widodo. Ini namanya tidak adil, pilpres macam apa ini," ucap pria tersebut.

Tapi akhirnya setelah dilakukan kroscek ulang atau penyelidikan, seperti yang dilansir oleh liputan6.com (25/4/2019), kertas surat suara itu benar merupakan kertas surat suara yang digunakan pada pemilihan waktu lalu tanggal 17 April. 

Dan warga antusias mengikuti pemilihan disana. Tapi yang menjadi hoaksnya adalah isi narasinya.Menyebutkan tidak ada pilpres, seluruh surat suara diikat jadi satu dan hanya pihak 01, Jokowi Maruf yang dinyatakan mendapatkan suara.

Kemudian oleh ketua KPU Papua Theodorus Kossay memberikan klarifikasi dan penjelasan terkait peristiwa tersebut. Dia mengatakan, kotak suara dan surat suara yang dibakar itu sudah tidak terpakai. Hal ini lantaran warga setempat menggunakan hak pilihnya dengan sistem noken. Makanya kertas dan kotak suara tersebut berlebih di daerah mereka.

Dan video tersebut menurut pengakuan sang ketua KPU Papua, Theodorus dalam keterangannya yang diterima di Jakarta. 

Bahwa video tersebut diambil pada 23 April lalu. Jadi sudah tujuh hari lewat sejak pemungutan suara, gambar atau video  ini diambil dan diviralkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun