Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penemuan Ikan Hiu Pada Banjir Sentani Ungkap Sedikit Sejarah

20 Maret 2019   01:16 Diperbarui: 20 Maret 2019   01:21 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca banjir Sentani yang hingga kini telah memakan korban lebih dari 80-an orang, yang diiperkirakan jumlah korban masih akan terus bertambah, ternyata punya kisah unik. Yakni penemuan sejumlah ikan hiu darat.

Dimana seperti yang dilansir oleh news.detik.com (19/3/2019) adapun penemuan ikan hiu ini, ditemukan warga saat hendak mengevakuasi beberapa barang mereka. Dan warga yang menemukan ikan hiu tersebut berada di daerah BTN.

Mengherankan memang,karena Sentani termasuk wilayahnya berada di daerah tinggi. Dan jika kita melihat peta, maka Sentani bisa dikatakan menjadi daerah perbatasan dengan Papua Nugini serta letaknya berada di paling utara Papua, dengan kota Merauke ada di bawahnya, yang merupakan kota  paling ujung Indonesia.

Tapi akhirnya alumnus Universitas Udayana ini mengungkapkan kaitan hubungan penemuan ikan hiu tersebut.  Yakni Bapak Hari Suroto mengemukakan bahwa pada masa lalu Danau Sentani merupakan bagian dari laut yang menjorok ke darat  .

Dimana bagian laut ini, sebelah utara berbatasan dengan Gunung Dafonsoro atau kini Cagar Alam Cycloops. Dan bagian laut ini terhubung oleh sungai dan mata air dari Cycloops. Kemudian karena adanyanya pergerakan bumi, maka air danau Sentani yang semula asin berubah menjadi tawar.

Sedangkan penemuan ikan hiu tersebut, diperkirakan bahwa hiu tersebut telah melakukan proses adaptasi dari air asin ke air tawar. Bahkan hal itu dibuktikan juga dengan adanya sejumlah bukti arkeologi dalam Situs Megalitik Tutari. Dan diakui bahwa situs ini menjadi situs megalitik tertua yang ada di Papua.

Dimana perihal situs Megalitik Tutari ini pernah juga dibahas oleh satu kompasioner Bapak Joko Martono dan Bapak Hari Suroto. Dan adapun peninggalan-peninggalan pada Situs Tutari Doyo Lama terdiri atas beberapa jenis. Berupa batu berlukis, pahatan batu, jajaran batu, batu temugelang, dan menhir. Diantaranya terdapat beberapa batu yang mempunyai gambar dengan bentuk kura-kura, manusia, kadal, dan gambar-gambar geometris maupun gambar ikan.

Peningalan yang ada di situs ini Bagyo Prasetyo dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (1994) menyebutkan bahwa menhir-menhir yang ada di situs ini merupakan lambang dari orang-orang Suku Tutari yang meninggal dalam perang pada masa lalu. Oleh karena itu tempat ini disakralkan oleh masyarakat sekitar.

Selain itu, Suku Sentani yang tinggal di Pulau Asei juga telah menggambarkan keberadaan ikan hiu pada lukisan kulit kayu, yang dikabarkan sempat menghilang dari Sentani dan terakhir ditangkap tahun 1970-an lalu.

Bahkan ternyata jika kita perhatikan lebih seksama tentang lambang klub sepakbola kebanggaan Kabupaten Jayapura, Persipura, tenyata ada gambar Hiu di bagian atas dari logo tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun