Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saat Ayah Angkat Ngomong Jangan Fitnah, Jokowi Ngomong Lawan Para Pelakunya

10 Maret 2019   19:18 Diperbarui: 10 Maret 2019   19:54 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pilihan politik yang dikerjakan sang anak, tentu pesan-pesan yang disampaikan oleh orang tua menjadi suatu hal yang harus dipegang. Sebab pesan mereka menjadi penentu apakah kita akan sungguh-sungguh berjalan ke arah sana atau tidak?

Ayah angkat Presiden Joko Widodo, H Nurdin Aman Tursina (73), mengatakan, fitnah yang ditujukan kepada Jokowi adalah tindakan tidak beradab dan menghasut. Menurut Nurdin, pihak yang memfitnah Jokowi sebagai anti-Islam adalah tidak mengenal Jokowi sesungguhnya.

Bahkan memohonkan dengan sangat kepada orang banyak, kalau enggak pilih anak angkat saya (Jokowi) enggak apa-apa, tapi tolong jangan difitnah, kata Nurdin Aman Tursina, saat menerima kunjungan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, di kediamannya, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Sabtu (9/3/2019).

Sebab mereka tidak tahu banyak tentang Jokowi saat-saat masa mudanya yang terus giat dan berbuat baik sewaktu Jokowi ada di Aceh. Yang mana putra sulungnya,Gibran lahir di sana. Kemudian bagaimana Jokowi saat ada pembangunan Musshola di daerah mereka, meminta kepada sang ayah angkatnya untuk mengambil bahan-bahan materi dari toko-toko material yang ada. Jokowi yang akan bayarkan. Bahkan saat kepindahan Jokowi kembali ke Solo, malah menitipkan kambing dan binatang peliharaannya kepada ayah angkatnya.

Jadi sangat tidak jika orang-orang menyebutkan Jokowi sebagai orang yang anti-islam. Sebab dimanapun beliau berada urusan ibadah dan bahkan perbaikan tempat ibadah, Jokowi berani ambil harga dan mengupayakannya dengan daya yang dimiliki oleh Jokowi.

Jokowi Berkata Lawan

Seperti yang dilansir oleh kompas.com (10/3/2019), Jokowi Minggu pagi ini berada di pelataran Monumen Perjuagan di Kota Bandung, tepatnya di jalan Dipati Ukur. Menyampaikan beberapa hal di depan para pendukungnya yang sudah sejak pagi-pagi sekali sudah berada di sana memadati monumen perjuangan kota Bandung tersebut.

Ada satu pesan yang sangat menarik disampaikan oleh Bapak Jokowi dihadapan sekitar lebih dari 6 ribu orang yang sedang berkumpul di sana. Yakni tentang maraknya hoaks door to door alias penyebaran hoaks yang sudah dilakukan dari pintu ke pintu.

Menyampaikan kepada masyarakat jika Jokowi-Maruf menang,maka jangan harap bisa mendengarkan suara azan kembali. Kemudian mata pelajaran agama akan segera dihapuskan dari kurikulum. Sekolah-sekolah pesantren akan segera dijadikan sekolah umum.

Sebab menurut beliau kondisinya sekarang sudah ada 9 juta orang yang percaya kepada isu yang dibuat tersebut. Dimana jika hal ini terus didiamkan,maka akan jadi kondusi yang sulit bagi kita untuk bisa membenahinya kembali. Bisa saja dari total 9 juta orang yang percaya akan segera meningkat menjadi 15 juta, 20 juta hingga 25 juta orang yang percaya.

Oleh karena itu Bapak Jokowi memesankan kepada para pendukungnya supaya hal ini bisa cepat diselesaikan. Bahkan secara khusus Bapak  Jokowi bilang untuk melawan segala oknum-oknum yang berupaya melakukan penyebaran kabar bohong tersebut.

Saat Jokowi menyampaikan hal tersebut,sontak para pendukungnya menimpali pernyataan Jokowi tersebut dengan menyebutkan."lawan, lawan, lawan".

Jokowi kemudian menimpali dengan setengah berteriak, "Jawabannya, lawan! Jangan diam sebagai intelektual. Karena ada proses demokrasi yang tidak betul".

Memang akan sangat bahaya bagi situasi demokrasi kita, bila yang namanya hoaks tidak segera dihentikan. Meskipun sudah berkali-kali sudah dikatakan bahkan sudah ada aturan undang-undang yang mengaturnya, toh tetap saja hal tersebut dilakukan. Tindakan tegas akan menjadi suatu keniscayaan yang harus dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun