Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebersyukuran, Mindset, dan Kolaborasi adalah Kunci Program Keluarga Harapan

24 Februari 2019   23:03 Diperbarui: 25 Februari 2019   09:37 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali kepada implementasi PKH tersebut di lapangan, bagaimanakah keberhasilannya? Jika dilihat data penerima PKH tersebut di lingkup Sumatera Utara, dari 33 Kota dan Kabupatennya, total penerima program tersebut berdasarkan data Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara di tahun 2018, berkisar 450 ribu PKM (Penerima Keluarga Manfaat).

Dan khusus Kabupaten Deli Serdang, totalnya mencapai kurang lebih 38 ribu PKM. Sedang di Kecamatan Sibolangit sendiri, dari 30 desa yang ada, Keluarga penerima PKH ini sebanyak 667 orang saja.   

repositoryusu.co.id
repositoryusu.co.id
Seperti riset dari hasil studi mahasiwa USU di tingkat S1 bernama Fadillah Hanum ST, di jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial ini, dengan mengangkat PKH ini sebagai judul dan pembahasan tesisnya. Dia mengangkat tema, 'Implementasi Program Keluarga Harapan di Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit'

Penulis bukan hanya sekedar tertarik dengan isi pembahasannnya, yakni karena objek penelitiannya di Desa Bandar Baru tersebut, yakni hanya berselisih 3 desa lagi sebelum desa saya. Jadi sangat mengerti kultur dan masyarakatnya disana. Juga untuk melengkapi data dan temuan penulis sendiri dilingkup desa dimana penulis berada. Sebagai bagian untuk mengetahui seberapa baiknya dan seberapa berhasilnya program keluarga Harapan tersebut diterapkan di desa-desa yang ada diSibolangit.

Dari sekitar 94 orang penerima PKH di Desa Bandar Baru, Hanum menyimpulkan Program Keluarga Harapan  di desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit sudah berjalan dengan baik. Dimana itu disesuaikan dengan pernyataan Buk Huzaifah dan Buk Susilawati,yang menjadi kunci informasi bahwa mereka mendapatkan bantuan untuk anak sekolah dan membantu biaya hidup keluarga mereka. Buk Huzaifah dan Buk Susilawati mendapatkan bantuan sosial PKH Rp. 1.890.000 pertahun sedangkan Bantuan Lanjut Usia Rp. 2.000.000, dan Bantuan Penyandang Disabilitas Rp. 2.000.000.-

Hanum menyimpulkan bahwa tujuan dari PKH tersebut di Desa Bandar Baru sudah berjalan dengan baik, namun ada satu catatan yang menyatakan bahwa pemerintah masih kurang baik dalam memilih sasaran bantuan PKH tersebut.

Aspek Pendamping PKH

Dari sisi para pendamping PKH tersebut, didapatkan juga bahwa Pendamping PKH sangat membantu para peserta PKH untuk bisa merealisasikan bantuan PKH, Dan bisa dibilang para pendamping ini adalah kunci kesuksesan dan ujung tombak dari PKH tersebut.

pendamping para PKH (gosumut.com)
pendamping para PKH (gosumut.com)
Sebab ditangannya bisa mengalir banyak ide-ide yang akan bergulir setiap sebulan sekali pertemuan antara pendamping dan keluaga penerima manfaat PKH tersebut. Baik pelatihan maupun pendampingan program-program, seperti pelatihan menganyam, pelatihan untuk membuat payet, pelatihan salon dan banyak hal lainnya. Yang tujuannya  untuk bisa meningkatkan lebih lagi taraf hidup para KPM tersebut.

Disamping itu tugas para pendamping ini menolong para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH untuk menjalanin fasilitas di bidang kesehatan dan di bidang pendidikan. Di bidang kesehatan meliputi pemeriksaan kandungan bagi ibu hamil, pemberian asupan gizi dan imunisasi serta timbang badan anak balita dan anak prasekolah. Sedangkan di bidang pendidikan adalah mendaftarkan dan memastikan kehadiran anggota keluarga PKH ke satuan pendidikan sesuai jenjang sekolah dasar dan menengah.

KPM yang memiliki komponen kesejahteraan sosial, memberikan makanan bergizi dengan memanfaatkan pangan lokal, dan perawatan kesehatan minimal satu kali dalam satu tahun terhadap anggota keluarga lanjut usia mulai dari 70 (tujuh puluh) tahun, dan meminta tenaga kesehatan yang ada untuk memeriksa kesehatan, merawat kebersihan, mengupayakan makanan dengan makanan lokal bagi penyandang disabilitas berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun