Tentu kita bisa melihat dan tahu mana talk show-talk show yang bagus, kontennya berkualitas, serta konsisten. Sebab dengan isi pembicaraan yang berkualitas, pembawa acara yang mumpuni mengorek lebih dalam lagi para nara sumbernya tentu menjadi poin tersendiri dan tentunya paling utama untuk bisa menjadikan talk show ternama sekaligus memiliki rating yang tinggi di dalam industri pertelevisian.
Ditambah lagi dengan kemampuan mengorek hal-hal yang tak terduga dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak terduga juga, tentu akan bisa membuat talkshownya hidup dan mengalir.Â
Dengan hal itu tentu tampak kenatural-an sebuah talkshow, meskipun mungkin sebelumnya sudah ada sejumlah pertanyaan yang sudah diberikan sebelumnya yang akan dipertanyakan nanti pada saat live. Sehingga tidak tampak gagap atau siap di dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul.
Maka program-program seperti Mata Najwa dan Kick Andy tak heran selalu jadi langganan talk show yang  selalu mendapatkan banyak penghargaan-penghargaan setiap tahunnya. Karena memang memenuhi seluruh persyaratan-persyaratan di atas tersebut.
Seperti yang dilansir oleh mediaIndonesia.com (21/5/2017), Mata Najwa maupun Kick Andy bersaing untuk mendapatkan nominasi program of the year di tahun 2017 lalu. Di tahun 2018-pun sama, bahkan Mata Najwa dengan sang moderatornya adalah program acaranya sendiri, juga menjadi pemenang Indonesian Television Award dalam program Terinspiratif.
Jadi jika melihat sosok Ahok,yang hendak berencana menggarap jalur ini, yaitu punya talk show sendiri, pertanyaannya, apakah Ahok sanggup untuk memenuhi seluruh kriteria-kriteria menjadi talk show berbobot , bagus sekaligus inspiratif?
Okelah jika Ahok yang mungkin jadi narasumbernya, juga mungkin sekaligus sebagai moderatornya juga, apakah mungkin efektif dengan konsep yang demikian? Tentu harus mencari konsep yang lain. Tapi apakah tidak mungkin apa yang ditayangkan menjadi tayangan yang sangat subjektif?
Jika-pun dipaksakan dan akhirnya berhasil di tayangkan, apakah mungkin program ini bertahan lebih dari setahun? Jangankan setahun setengah tahunnya apakah mungkin bisa menjadi tayangan yang hangat dan memberikan inspirasi serta motivasi bagi yang menyaksikannya?
Sekali dua kali sangatlah mungkin view-nya bisa sampai puluhan juta pemirsa yang menyaksikan. Karena memang programnya masih baru, kemudian ditambah lagi dengan nama fenomena Ahok dibelakangnya.Â
Hal itu akan menjadi suatu daya tarik yang luar biasa untuk menyaksikannya. Hal itu terbukti dari ketika kita baru saja melihat potensi 1 vlog saja yang barusan dipublish kemarin. Angka viewernya sudah mencapai 2 jutaan lebih kurang dari 24 jam.
Menurut saya, itu tidak lain dan tidak bukan hanyanya sebuah fenomena seperti kunang-kunang. Yang mungkin hari ini ada dan bersinar, tapi di esok harinya sudah tidak ada lagi. Sebab memang kunang-kunang di desain tidak memiliki  daya tahan untuk hidup yang lama.
Sebab memang butuh kepintaran, kecerdikan untuk bisa tampil sebagai sang juara, tapi untuk bisa mempertahankan gelar juara itu tetap menjadi milik kita, tiada lain dan tiada bukan, integritas, keuletan-lah yang menjadi kuncinya.
Jadi mungkinkah bertahan  dengan sistem industri pertelevisian yang memang selalu menuntut kebaruan konten dan kebermanfaatan konten serta tak lupa juga harus menginspirasi? Akankah talk-show beliau akan dikategorikan kategoi berhasil?
Menurut saya mungkin talk show-nya akan melempem. Ibarat sebuah kerupuk jika masuk angin terus, kerupuknya tidak akan serenyah di awal ketika baru keluar dari toples-nya ataupun ketika baru selesai dimasak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H