Siapa yang meragukan kalau Presiden pertama kita, Soekarno adalah seorang orator yang ulung dan handal. Bahkan ketika orang bisa mendengarkan orasinya, dalam sekejap bisa berubah semangat dan daya juangnya. Yang semula mungkin loyo karena situasi perang yang tak terduga dan begitu menyiksa. Sehingga wajar jika tidak punya harapan dan semangat untuk bisa bangkit kembali.
Tapi sesudah mendengarkan perkataan-perkataan Soekarno yang begitu menggebu-gebu, berapi-api,bisa membuat orang-orang tersebut terbakar kembali jiwa dan semangatnya yang patah.
Kemudian juga dengan Bapak Prabowo berbicara tampak selalu semangat dan berapi-api. Bahkan dengan gaya beliau menyampaikan suatu hal,nampak jelas semangat dan tentu pikiran beliau yang kuat tentang perubahan Indonesia bisa semakin lebih hebat. Dimana pemikiran Prabowo tersebut tertuang  dalam buku beliau yang berjudul, 'Paradoks Indonesia'.
Pengakuan orator ulung dan handal tersebut tentu keluar dari para pendukungnya. Mulai dari sang mantan istri ketika boleh menghadiri pidato kebangsaan Prabowo Indonesia Menang, yang baru-baru ini diadakan. Titiek Soeharto sampai memuji pidato serta visi misi dari Prabowo yang memang tampil begitu hebat dan gagahnya.
Oleh Fahri Hamzah juga sama, menyatakan bahwa Prabowo itu mirip sekali dengan Presiden pertama Indonesia, yaitu Soekarno. Karena gaya bicara Prabowo yang meledak-ledak sama seperti gaya Soekarno.
Apakah Esensi-nya tanpa Teks?
Mungkin di satu tempat atau daerah, beliau bicara tentang kesehatan. Mungkin di suatu tempat yang lain,bahkan di hari yang sama, beliau bicara tentang tanah. Jadi supaya tidak ada kesalahan sedikitpun dalam berucap saat menyampaikan pidato, makanya butuh teks panduan yang bisa jadi contekan juga.
Jadi apakah esensi seorang orator bisa disebut piawai, atau ulung atau hebat, jika memang di saat beliau tampil bicara tanpa adanya teks di tangan? Bisa bicara dengan lancar, berani dan bahkan tampak gagah serta berwibawa, sehingga tampak bersemangat dalam tiap perkataan yang diucapkannya?
Atau mungkin yang pernah kita saksikan sendiri saat debat lalu. Dimana usai debat oleh BPN Prabowo tampak banyak melakukan klarifikasi-klarifikasi. Setidaknya ada tiga isu yang oleh para BPN-nya harus mengklarifikasi dari tiap-tiap pernyataan Prabowo. Sebab pernyataan tersebut seakan asing kita dengar alias data dan kebenarannya mungkin masih diragukan?
Mulai dari isu korupsi yang tidak seberapa yang harus dipersoalkan. Kemudian membandingkan Jawa Tengah yang lebih besar dari Malaysia, hingga menyatakan bahwa tekad beliau untuk menjadi Chief of The Law Enforcement. Sebab untuk ketiga isu tersebut, ada banyak makna yang jika tidak diluruskan bisa-bisa menjadi polemik tersendiri.