Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahathir, Utang dan Spirit Jepang, Apa yang Bisa Kita Pelajari?

12 Juni 2018   13:43 Diperbarui: 12 Juni 2018   13:43 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sumber : newsokezone.com

Masa kepemimpinan Mahathir Muhammad sungguh menjadi suatu sejarah bagi dunia ini. Bukan hanya menjadi pemimpin tertua di dunia, tapi karena cintanya yang begitu besarnya kepada bangsanya, hal itu membuatnya untuk kembali maju menjadi pemimpin di Malaysia. Melihat begitu korupnya pemimpin yang kemarin, yang mengakibatkan Malaysia harus memiliki banyak utang, beliau menyatakan harus berbuat bagi bangsanya.

Akhirnya apa yang sudah usahakan berhasil dan duduk menjadi orang nomor satu di pemerintahan Malaysia. Menjadi pemimpin tentunya akan memiliki akses langsung dan berdampak besar bagi apa yang sudah dicitakan sebelumnya.

Untuk mengatasi utang Malaysia yang mulai membengkak, Beliau harus memutuskan untuk memberhentikan beberapa proyek pembangunan. Yakni pembangunan kereta cepat, Malaysia-Singapura. Meskipun akan berdampak kepada hubungan baik dengan negara Singapura, hal itu tetap harus beliau ambil.

Kemudian beliau menyerukan kepada masyarakat Malaysia, seperti yang dilansir detik.news.com (27/5/2018) untuk bisa urunan mengurangi utang  Malaysia sekarang ini, yang diperkirakan mencapai 1 triliun Ringgit atau sekitar Rp.3.500 Triliun. Hal itu diinisiasi sebelumnya oleh seorang warga Malaysia bernama Nik Shazarina Bakti (27) yang lulusan S2 jurusan hukum, dan sangat didukung oleh Mahathir.

Mereka menginisiasi patungan untuk mengurangi utang negaranya. Dimana penggalangan dana dilakukan secara online melalui situs crowd-funding gogetfunding.com  Dimana aksi penggalangan dana tersebut bernama 'Please Help Malaysia' memiliki target US$ 100 ribu (Rp 1,3 miliar). Dimana  akan dilakukan pengumpulan hingga 31 Juli mendatang. Donasi diberikan ke akun PayPal yang tertera pada situs tersebut.

Bahkan sampai mengumumkan bahwa gaji dari para menteri-nya yang menjabat akan dikurangi untuk bisa menutupi defisit keuangan negara Malaysia.

Bangsa Malaysia kemudian kembali berbenah juga dari aspek sikap keseharian dari warga Malaysia. Mahathir mengharapkan supaya bisa meniru negara Jepang di dalam membangun bangsanya. Bayangkan Japang yang sudah luluh lantak oleh bom yang menghancurkan negara mereka, tapi lihat sekarang  apa yang terjadi pada bangsa nya sekarang. Tampil menjadi negara yang sangat maju menyaingi beberapa negara-negara di Eropa dan Amerika.

Spirit dan etos kerja yang sangat baik dan bertanggung jawab yang ditampilkan Jepang, hal itulah yang mau coba ditiru oleh Bangsa Malaysia. Mahathir mengharapkan bangsa Malaysia supaya bisa bangkit dari keterpurukan yang sedang terjadi di bangsanya.

Ketika kita melihat geliat Malaysia di dalam membangun dan mengubah bangsanya sepatutnya kita jangan sampai ketinggalan lagi. Kenapa kita tidak bisa berbenah dengan apa yang sudah terjadi di bangsa kita saat ini.

Dimulai dengan apa yang sudah digagas oleh pemerintahan Jokowi sebelumnya di awal-awal beliau mendeklarasikan perubahan bagi bangsa ini. Yakni dengan revolusi mental. Merevolusi mental malas, mental tersinggung, diganti menjadi mental kerja keras dan ulet, dan tidak gampang tersinggung.

Kemudian memulai juga dengan langkah-langkah praktis seperti apa yang sedang dikerjakan oleh Malaysia. Meskipun tidak sampai mengurangi gaji dari para pejabatnya maupun para aparat negaranya, kita bisa mulai dari hidup dengan kejujuran. Mencoba berintegritas di dalam segala sesuatu. Dengan itu saja kita bisa mengubah bangsa ini dengan cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun