Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendobrak Budaya Baca Bangsa dengan Memultiplikasi Murid Penulis

29 Maret 2018   18:39 Diperbarui: 29 Maret 2018   19:17 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak usah langsung kebanyak orang, cukup dengan dua, tiga atau empat orang saja. Tapi yang penting adalah memastikan bahwa proses pemuridan yang kita lakukan  berjalan dengan sebaik mungkin. Dan juga memastikan kepada murid tersebut, bahwa mereka ternyata juga melakukan apa yang telah kita lakukan juga. Begitu seterusnya.  

Apa yang akan terjadi jika segala potensi-potensi tersebut boleh berkembang ke sebanyak orang? Maka bisa dipastikan perubahan di bangsa akan segera terealisasi dengan cepat. Tidak harus menunggu lima atau sepuluh tahun lagi. Perubahan boleh kita pastikan akan terjadi hanya dengan setahun saja.

Jadi maukah dirimu menjadi seorang pemimpin pemurid? Artinya menjadi pemimpin di dalam memuridkan banyak orang dengan segala macam potensi ataupun karya yang akan dihasilkan. Jangan hentikan potensi yang engkau miliki akhirnya mati dengan sendirinya, ketika kita dinyatakan berakhir di dunia ini.

Sebab ternyata pertumbuhan kita boleh terjadi ketika kita boleh memuridkan orang lain juga.

 Mari menjadi pengubah sejarah ...dengan menjadi pemurid penulis, menjadi pemurid pembaca, menjadi pemurid bisnis, menjadi pemurid seni bagi orang-orang lain yang ada di sekitar kita. Bagi kebaikan bangsa dan negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun