Apa yang tidak pernah dipalsukan kalau dinegara kita ini. Hampir semua benda/ barang  atau jasa sudah pasti ada KW-nya. Kita sudah semakin sulit membedakan mana yang asli mana yang palsu. Itu semua dikarenakan sudah semakin canggihnya sistem teknologi yang digunakan untuk meniru.
Sudah pasti banyak orang yang  akan dikorbankan jika barang-barang atau jasa tersebut dipalsukan. Mulai dari Vaksin Palsu, Kartu BPJS Palsu, Beras palsu, susu palsu dan banyak lainnya.
Jenis-jenis Profesi juga banyak yang dipalsukan. Â Mulai dari adanya polisi palsu atau polisi gadungan, dokter palsu, bahkan guru palsu juga banyak di negeri kita ini. Alih-alih untuk kepentingan dalam meraup keuntungan lebih jika memakai identitas palsu tersebut.
Jika itu polisi palsu, sudah pasti ia akan menggunakan profesi tersebut dalam memeras orang lain. JIka itu yang namanya dokter palsu, sudah pasti menggunakan profesi tersebut, untuk melakukan tindakan medis yang serba asal yang penting uang untuk perobatan yang dikeluarkan mengalir ke kantong pribadinya. Jika itu yang namanya guru palsu, sudah pasti ia menggunakan profesi tersebut untuk meraup keuntungan pribadinya,baik itu keuntungan yang bersifat ekonomi, maupun keuntungan dalam memenuhi nafsu bejatnya.
Kita juga sadar atau tidak sadar juga sering memakai barang-barang palsu. Bukan hanya memakai tapi dengan kesadaran sendiri kita bahkan sering melegalkan barang tersebut. Seperti seringnya membeli kaset CD atau DVD yang palsu, buku-buku palsu, barang-barang elektronik yang juga palsu. Istilah ini lebih dikenal dengan  sebutan  barang-barang bajakan. Kita membeli barang-barang tersebut mungkin dikarenakan kondisi keuangan yang belum baik dan stabil. Sehingga timbul pemikiran yang penting bisa menikmati Kaset atau buku tersebut.
Saya kembali ke Vaksin palsu dan Kartu BPJS palsu. Sebab kedua item ini sedang hits-hitsnya diperbincangkan dingeri kita.  Kasus vaksin palsu yang sudah pasti merisaukan para ibu-ibu yang sudah memvaksinasi anak-anak mereka. Terkhusus saya sendiri juga sebagai seorang ayah, yang sudah selesai memvaksinasi anak kami tercinta. Apakah anakku mendapatkan vaksin palsu tersebut atau memang yang asli. Tidak bisa kupastikan, dikarenakan puskesmas tempat anakku divaksinasi tidak masuk dalam daftar kementerian kesehatan. Tapi tidak menutup kemungkinan adanya sindikat para pemalsu tersebut sudah masuk. Sebab katanya Sumatera Utara juga masuk dalam daftar para sindikat tersebut. Namun yang jelas daerah mana, kita belum tahu. Pemprovsu seakan-akan langsung memberikan pernyataan bahwa  Sumatera Utara bebas dari pemalsuan vaksin ini. Aku sebagai orang tua hanya bisa berdoa supaya apa yang sudah dimasukkan keanakku merupakan vaksin yang asli.
Memang katanya vaksin palsu tersebut tidak membahayakan anak-anak, sebab kandungan daripada vaksin tersebut tidak mengandung unsur-unsur yang membahayakan. Tapi dampaknya lebih kepada bahwa sianak tersebut tidak akan immune terhadap jenis virus tersebut. Sebenarnya bukan itu yang dipermasalahkan. Kejadian ini sudah terjadi berpuluh-puluh tahun kebelakang, dan artinya sudah pasti banyak korbannya. Dan juga yang terpenting adalah hilangnya kepercayaan masyarakat jika mereka menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dinegeri tercinta ini. Apakah obat-obat atau tindakan medis yang digunakan masih asli atau sudah dipalsukan.
Pembayaran dengan Kartu BPJS juga dipalsukan. Alih-alih untuk meraup keuntungan dari bisnis curang ini. Masyarakat yang tahunya bahwa dengan kartu ini maka akan bisa dilayani oleh rumah sakit, tahu-tahu nyatanya ditolak, sebab kartunya palsu dan tidak terdaftar.
Jika kita melihat semua kejadian-kejadian yang ada, ternyata bidang kesehatanlah yang diserang oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dipenghujung dari bulan Juli ini,biarlah kasus-kasus pemalsuan ini berakhir dan kasus-kasus seperti ini tidak terulang lagi di bulan-bulan mendatang.
Apa yang salah?
Dengan banyaknya kepalsuan dinegeri kita  ini, apa yang salah. Apakah dikarenakan bahwa ini adalah tanda-tanda akhir zaman. Bahwa akan banyak kepalsuan yang akan muncul. Mulai dari jenis makanan dan obat-obatan, jasa, hingga  profesi. Dikatakan juga bahwa akan muncul nabi-nabi palsu atau guru-guru palsu yang katanya akan bisa melakukan banyak keajaiban-keajaiban yang akan mencengangkan dunia, sehingga orang-orang akan datang kepadanya dan akhirnya mengikutinya dan bahkan menyembahnya. Orang-orang akan lebih mementingkan dirinya sendiri, selalu kecenderungan hatinya berbuat jahat dan banyak fenomena-fenomena yang terjadi.
Apakah memang kita sudah mulai menyukai akan kepalsuan ini. Atau lebih karena terpaksa menyukainya  dikarenakan sulit untuk mendapatkan yang asli. Kasus ini lebih cocok untuk barang-barang yang bukan dikonsumsi langsung oleh tubuh.
Yang pasti kita tidak akan pernah menyukai yang namanya kepalsuan. Kita akan lebih menyukai yang namanya keasllian. Sebab dengan keaslian tersebut akan membawa yang namanya kebaikan. Dan kebaikan tersebut akan membawa yang namanya kebahagiaan.
Diiharapkan dikemudian hari, kita tidak menjumpai lagi yang namanya KEPALSUAN. Baik itu vaksin palsu, obat-obatan palsu, makanan palsu, dokter palsu, bahkan guru-guru palsu, serta  banyaknya kepalsuan-kepalsuan yang lainnya. Supaya negeri kita ini, tumbuh dengan keaslian, dan semakin berkembang dan menjadi negeri yang menunjukkan Sifat-sifat Keaslian kita yang merupakan corak kita, yaitu Sifat yang saling tolong-menolong, sifat yang ramah dan suka bergotong royong, sifat yang ingin selalu melakukan yang terbaik dalam hidupnya, dan banyak sifat-sifat positif lainnya yang bisa dicapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H