Mohon tunggu...
Rintis Salsabilla Icha Sahara
Rintis Salsabilla Icha Sahara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Mahasiswi Psikologi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, saat ini berada di semester 7 dengan minat mendalam pada Psikologi Sosial dan Psikologi Industri. Saya memiliki ketertarikan khusus pada pendidikan dan kajian gender, serta senang menganalisis kasus atau permasalahan secara kritis. Dalam mengemukakan pendapat, saya cukup kritis dan mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum menyimpulkan. Selain itu, saya dikenal sebagai pribadi yang analitis, berpikiran terbuka, dan teliti dalam mengevaluasi informasi. Sikap reflektif dan antusias dalam belajar membantu saya untuk terus menggali pengetahuan dan memperdalam pemahaman saya dalam bidang yang saya tekuni.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Media Indonesia Masih Lestarikan Budaya Patriarki, Kesetaraan Gender Kian Tersisih

29 Oktober 2024   00:03 Diperbarui: 1 November 2024   13:08 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar original di desain oleh: Rintis Salsabilla Icha Sahara, Ilustrasi: Canva

Streotip gender di media memiliki dampak besar terhadap perilaku anak dan remaja. Teori Pembelajaran Sosial dari psikolog Albert Bandura menyebutkan bahwa individu cenderung meniru perilaku dari lingkungan, termasuk media. "Anak-anak yang sering menyaksikan penggambaran seperti ini cenderung menginternalisasi sikap patriarkis dan menganggap peran gender tradisional sebagai hal yang normal," ujar Siti Rohayati, seorang psikolog anak.

Studi dari Media Psychology Review juga mengungkapkan bahwa penggambaran perempuan sebagai sosok yang kurang berdaya di media dapat menurunkan motivasi perempuan untuk mengejar karir di bidang kepemimpinan dan meningkatkan ketergantungan pada laki-laki dalam aspek kehidupan mereka.

Mengikis Pengaruh Patriarki dalam Media

Tidak semua tayangan media memperkuat stereotip gender. Beberapa serial, seperti Imperfect the Series dan film Kartini, menghadirkan peran perempuan yang kuat dan mandiri. Dalam Imperfect the Series, karakter perempuan digambarkan sebagai sosok berdaya dan mandiri yang menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki potensi untuk sukses di berbagai bidang. Tayangan seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menghargai kesetaraan gender.

"Media seharusnya bisa memainkan peran besar dalam perubahan sosial, bukan justru memperkuat norma-norma patriarki," kata Tika Wijayanti, aktivis kesetaraan gender dari Komnas Perempuan.

Langkah-langkah Mendukung Kesetaraan Gender dalam Media

Agar dampak positif dari tayangan media semakin meluas, masyarakat perlu lebih kritis dalam mengkonsumsi media. Menonton tayangan yang mengangkat tema kesetaraan gender, serta mendukung karakter perempuan yang kuat, dapat membantu mengubah persepsi.

Pendidikan tentang kesetaraan gender juga perlu dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Dengan memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai peran dan hak setiap individu, diharapkan generasi muda akan tumbuh menjadi pribadi yang menghargai keberagaman dan kesetaraan.

Selain itu, industri media juga perlu didorong untuk lebih banyak menghadirkan tayangan yang mendukung kesetaraan gender. Dengan menciptakan konten yang beragam dan inklusif, media dapat berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih menghormati keberagaman.

Pentingnya Peran Media dalam Mengurangi Pengaruh Patriarki

Sebagai mahasiswa Psikologi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG), Rintis Salsabilla Icha Sahara, yang kini mengambil mata kuliah Komunikasi dan Gender di bawah bimbingan Dr. Merry Fridha Tri Palupi, M.Si. menyoroti pentingnya peran media dalam membentuk persepsi gender di masyarakat. Saya berharap tulisan ini bisa membuka mata masyarakat tentang pentingnya peran media dalam mendorong kesetaraan gender di Indonesia. Melalui kerja sama antara media, pendidikan, dan masyarakat, kita bisa bersama-sama mengurangi pengaruh budaya patriarki yang masih ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun