Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Musyawarah Kesehatan Lintas Sektor di Hari Ketiga: Menjejak Pulau Sebatik

3 Januari 2016   14:29 Diperbarui: 3 Januari 2016   20:18 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="dok.pribadi"][/caption]Maaf postingannya selalu lama, yang penting proses hidupku bisa di dokumentasikan yaah :”) selamat bacaa :D

Sebatik Tengah, Desa Aji Kuning

Senin, 14 Desember 2015, Hari ketiga.

Ini adalah hari pertama kami kerja di Puskesmas Aji Kuning. Wilayah kerja kami untuk dua tahun kedepan. Pagi ini kami mengikuti Apel pagi perdana kami. Yang Jujur, ini membuat kami cengar-cengir dan bertanya-tanya.. serius ini yang namanya Apel? Huwaaaa. Soalnya kami terbiasa Apel pagi-sore malam, selalu dengan suasana militer di Rindam Jaya. Tadi itu apelnya,.. jauh deh dnegan rasa militer seperti di Rindam JAYA. Tapi, tentu kami maklumi, ini adalah lingkungan kesehatan, bukan lingkungan tentara.. hehe

Selanjutnya kami memasuki puskesmas, persiapan ke kantor camat. Jujur kami sangat bingumg ada yang kudu kami kerjakan. Untungnya kepala puskesmas kami sering ajak ngobrol kami. Lalu Mas Zaki datang, sebagai pendamping kami. Ia datang dari hotel menuju Pkm Aji Kuning dengan ojek. Setelah itu kami, staf puskesmas berangkat ke kantor kecamatan. Jalan yang kami lalui lumayan ekstrem. Naik perbukitan, pegunungan, jalan yang rusak, melalui kebun durian, kebun pisang dll.

[caption caption="dok.pribadi"]

[/caption]

[caption caption="dok.pribadi. puskesmas Aji kuning :)"]

[/caption]

Akhirnya kami sampai di kantor kecamatan. Kantor kecamatannya gedong banget, adanya di atas bukit. Kalau diliat dari bukit sebrang tuh.. gedung inilah yang paling menonjol. Dari bawah gedung di seberang kita sudah bisa melihat Tawau (Malyasia). Lalu kami ke ruangan Pak Cmat. Wah camatnaya masih muda banget. Lalu kami memperkenalkan diri, sambil mengobrol ringan dan santai dengan pakcamat. Karena pak camatnya masih muda. Pak camat mendukung dan menyambut tim nusantara sehat dengan baik. Diawal, kami malah mengobrol secara eksklusive dengan pak Camat di ruangannya. Pak Camat Sebatik Tengah saat ini adalah Pak Harman, S.IP ini pernah sekolah pesantren di Gontor ternyata. Obrolan kami tentu ditemani dengan kepala Puskesmas dan Mas Zaki selaku pendamping dari Kemenkes RI.

[caption caption="dok.pribadi"]

[/caption]

[caption caption="dok.pribadi"]

[/caption]Kami banyak mengobrol tentang Sebatik Tengah, tentang warganya tentang kinerja kesehatan di sini. Intinya Pak Harman bilang, jika Sebatik Tengah bukanlah daerah yang pelosok dan terpencil, melainkan daerah kepualauan dan perbatasan. Namun masih memiliki akses yang memadai dalam sinyal, transportasi, walaupun harus melalui jalur laut untuk keluar pulau. YA, sepanjang perjalanan menuju kantor camat ini, akses jalan memang lebih baik dari sebelumnya, katanya dulu jalan-jalan masih bebatuan besar dan tak terarah. Sekarang walau belum aspal mulus, tapi lebih baik, bisa dilalui mobil. Dahulu pakai kendaraan saja bisa beresiko jatuh. Obrolan kami tak berlangsung kaku, karena Pak Harman sendiri belum terlalu tua, sepertinya baru berusia 37 tahun. *tebakan*. Pak Camat ini tertawa terbahak, saat diberitahu bahwa kami kaget dengan mata uang disini.. Rupiah(Rp) dan Ringgit Malaysia (RM). Itulah daerah perbatasan, harus maklum dengan hal itu.. barang-barang lebih mahal jika di bawa dari pulau jawa kesini, tapi lebih murah jika beli di negara tetangga, karena memang lebih dekat aksesnya, jadi harga barang lebih mahal, dan menyesuaikan dengan mata uang negara tetangga.

[caption caption="dok.pribadi. ringgit malaysiaaa"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun