Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nusantara Sehat 2: Bahagia Menjejak Sebatik- Kepulauan dan Perbatasan Negara

23 Desember 2015   15:47 Diperbarui: 23 Desember 2015   16:00 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami tak masalah dengan hal itu, karena kami sudah dapat uang Saku dari Kementrian Kesehatan RI. Hehe. Namun kami harus memikirkan kehidupan untuk selanjutnya, sebelum tanggal gajian datang hehe, kami harus bertahan. Lalu kami memutuskan untuk pergi jalan-jalan dulu, karena pendamping kami akan pulang esok hari. Mereka ingin menikmati rekreasi di Pulau Sebatik dulu.

[caption caption="dok.pribadi. mobil Jenazah ini yang akan diberdayakan sementara, terimakasi PKM Aji Kuning atas izinnya. sangat bermanfaat"]

[/caption]Kami menaiki mobil jenazah untuk kemana-mana. Mobil jenazah? Seram yaah, hiks. Tapi ya bagaimana mobil inilah satu-satunya kendaraan yang bisa kami tumpangi. Di sini tidak ada angkutan umum. Tak masalah sebenarnya, kami naik mobil jenazah kemana-mana, yang penting gak ada jenazahnya toh.. hehe. Kami ke jembatan panjang diatas permukaan laut. Waaah. Kami berasa jalan diatas air laut. Seruu. Angin sepoy-sepoy.. suasana yang kece.. ikan yang banyak.. lalu Mas Islan sebagai driver dan guide kami bilang.. “Itu.. itu Malaysia.. Tawau..” waaah kami bisa melihat negara seberang agak lebih dekat. Terlihat dari kejauhan kotanya dari sini. Kami coba mengabadikannya lewat kamera, namun sulit.. kamera tak secanggih mata milik Allah. Akhirnya kami hanya bisa merekamnya lewat mata dan simpan memorinya ke otak.. hehe

[caption caption="dok.pribadi. dibelakang kami adalah Tawau (Malaysia). satu grup hobi foto ya gini nih :")"]

[/caption]

[caption caption="dok.pribadi"]

[/caption]Setelah dari sana.. kami kembali berkeliling.. ke tugu NKRI. Yak, tugu bersimbolkan garuda menggigit bendera merah putih ini adalah tanda patok yang ke 9 di Sebatik Tengah. Sebagai tanda perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Kami foto disana, kelihatan kece dengan suasana sore matahari yang akan tenggelam.

[caption caption="dok.pribadi"]

[/caption]Lalu kami kembali berkeililing. Menikmati wilayah baru kami untuk dua tahun kedepan. Kami kepatok yang biasa hits di TV. Ini adalah Patok 3. Patok 3 ini berbatasan langsung dengan Sabah (Malaysia), malah rumah ini sering bulak-balik masuk TV. Karena rumahnya terbagi dua negara. Rumah ini bagian teras sampai ruang tamu adalah Indonesia, lalu ruang dapur kebelakang ada di Malaysia. Tapi KTP warga di dalamnya, INDONESIA, dong. Waaah. Kami sempat melewati patoknya, disana ada tentara perbatasan juga. Kami juga foto di Malaysia (Sabah) nah tanda bahwa kami ada di Malaysia adalah melewati patok merah putih dan sungai. Kami sempat foto disana. Dan aku coba liat di Google Map, yak. Posisi aku pas di Tapal batas antara Indonsia-Malaysia.

[caption caption="dok.pribadi. ini dia, rumah merah putih, rumah dua negara. foto bersama pendamping kelompok kami, dari Kemenkes RI, Mas Zaki."]

[/caption]Selesai kami berkunjung, ternyata.... patok 3 dekat sekali dengan Puskesmas tempat kami. Waah hanya jalan 15 menit saja kami bisa ke Malaysia loh. Hehe tapi teteup harus ada pasport kalau mau lewat yaah. Oleh karenanya, kami berencana buat pasport berjamaah. Biar bisa liburan ke Malaysia. Ciyee. haha

Sepulang dari rekreasi menikmati indahnya Indonesia, kami mulai bersiap untuk bersih-bersih!! Huaaaah. Bersih bersih rumah untuk masa depan (2 tahun kedepan). Doakan kami yaaa. Salam sehat dari Nusantara Sehat Batch II : )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun