[caption caption="dok.pribadi. Bersama Narasumber (tengah) dan keseluruhan peserta kelas menulis"][/caption]
Bandarlampung, 30 Agustus 2015
Penghujung Agustus yang cerah.. Forum Lingkar Pena Wilayah Lampung mengadakan kelas menulis kembali. Kali ini kelas menulis tidak hanya ditujukan bagi para anggota FLP dan calon anggota, melainkan keseluruhan masyarakat yang ingin belajar menulis boleh ikut. Dengan harga terjangkau, mendapat ilmu yang luar biasa dalam, hanya 10 ribu saja dana yang dikeluarkan untuk suatu ilmu menulis yang diberikan oleh mantan wartawan professional Lampung Post, Udo Z Karzi, yang sekarang menjadi bagian dari Harian Fajar Sumatera. Para peserta datang pagi itu di kantor koran harian Lampung Post. Lumayan, ramai yang datang.. ada puluhan orang termasuk masyarakat umum yang ingin mencerna ilmunya. Tak hanya itu ada pula beberapa audienst yang datang dari tempat di luar kota Bandarlampung. luar biasa sekali semangatnya : )
[caption caption="dok.pribadi"]
Udo Z Karzi memberikan materi tentang ‘Menulis Asyik’. Bagaimana dari pemula menulis dari sebuah point pikiran menjadi suatu tulisan yang mencerahkan. Udo yang memiliki nama asli Zulkarnain Zubaidi ini menyampaikan materi sesuai bidangnya sebagai wartawan disebuah koran. Ada beberapa point yang aku tulis dalam catatanku..
- Sebenarnya, semua orang bisa dan sangat bisa menulis. kecuali orang yang tak mampu baca dan tak mendapatkan pendidikan formal dan non formal. Yang membedakan adalah tujuan dari menulis itu sendiri, bagi tiap individu.
- Jika ingin mengajukan tulisan di koran, cobalah membuat tulisan yang aktual, kontekstual, spesifik. Gagasan tulisan harus orisinal, bahasa populer (bahasa Indonesia jurnalis). Tidak berkepanjangan, runut, uraian jernih dan argumentatif,
- Bersegeralah menulis, karena jika tidak segera ditangkap, maka ide akan hilang.
- Jika menemukan kejadian; misalkan kejadian pembegalan yang menjadi isu hangat.. maka segeralah menulis. pilih angle yang beda dan menarik dibaca orang.
- Membuat angle seperti ruh dalam tulisan. Angle atau lead, jika tidak menarik pembaca, akan menjadikan tulisan itu mubazir. Membuat lead atau tulisan awal dalam paragraf tak harus ditulis diawal langsung, dan jangan terlalu lama memikirkan. Tulis saja dulu, terakhir baru buat lead dari angle yang beda dan menarik.
- Opini, opini ternyata memiliki beberapa cabang, diantaranya artikel, Essay, Kolom, Tajuk, Surat pembaca, Pojok. Nah hal diatas sering ada pada rubrik koran. Walau beraneka ragam, namun tetap dalam lingkup Opini isi dari masing-masingnya. Opini harus subjektif, objektif, argumentatif. Tentunya singkat dan padat.
- Judul, menjadi Iklan bagi tulisan. Karena melalui judul lah, orang menjadi tertarik ingin baca apa yang kita tulis. buatlah judul se-enjoy kita. Jika senang menulis dulu semua baru buat judul boleh, namun jika buat judul dulu baru buat tulisan juga bisa. Nah ternyata Udo juga adalah tipe penulis yang membuat judul terlebih dahulu baru tulisan.
- Ohya, dari hasil kelas menulis ini.. kini aku tahu ternyata ada 17 hal tabu dalam penulisan di koran, diantaranya;
1.Topik atau tema yang kurang aktual
- Argumen dan pandangan bukan hal baru
- Cara penyajian berkepanjangan
- Cakupan terlalu mikro dan lokal
- Pengungkapan dan redaksional kurang mendukung
- Konteks kurang jelas
- Bahasa terlalu ilmiah, akademis kurang populer
- Uraian terlalu sumir (Meyakinkan pendapat diri tapi tidak terbukti, uraiannya tidak mendukung pendapat)
- Gaya tulisan pidato, mata kuliah/makalah
- Sumber kutipan kurang jelas
- Terlalu banyak kutipan
- Diskusi kurang berimbang
- Alur uraian tidak runut
- Uraian ridak membuka pencerahan baru
- Uraian ditujukan kepada orang
- Uraian terlalu datar
- Alinea pengetikan panjang-panjang.
Nah hal diatas merupakan hal tabu, yang harus dihindari oleh penulis di surat kabar.
[caption caption="dok.pribadi. ini adalah tulisan si tukang tulis, Udo Z Karzi. bukunya aplikatif banget :)"]
Udo merupakan panggilan yang artinya abang, bagi orang Lampung. Oleh karenanya kami memanggil Udo. Kalau Kak Ahmad kemarin, panggil Udo jadi ‘Bang Udo’ hehe. Acara berlangsung seru dan sangaat bermakna, karena para peserta turut aktif bertanya pada narasumber. Selain itu Udo juga menyampaikan pembelajaran dengan dibantu slide power point, hingga memudahkan peserta membaca lebih detail apa yang dijelaskan. Setelah acara selesai, kami kenyang menerima materi, kemudian melakukan foto bersama. Adzan berkumandang, kami memberhentikan seluruh aktivitas. Menjalankan ibadah yang harus dikerjakan. Seluruh peserta umum pamit pulang, para pengurus FLP dan utusan FLP belum diperkenankan pulang. Karena ada musyawarah yang akan dilaksanakan. Kemudian kami makan siang bersama di kantin kantor post yang sedang libur itu, nasi padang jadi tambah nikmat karena kebersamaan.
Setelahnya anggota FLP dan utusan cabang kembali keruang pertemuan. Kali ini lebih serius. Namanya Musyawarah Luar Biasa. Rapat kali ini menjabarkan pertanggungjawaban segala kegiatan organisasi Forum Lingkar Pena Wilayah Lampung. Seharusnya memang belum waktunya. Namun di percepat karena ketua FLP Wilayah Lampung akan izin sekolah lagi, dan meninggalkan FLP Lampung sementara, sedangkan masa jabatannya belum usai. Suasana yang tadinya sangat humoris, kini berubah jadi serius. Hal ini efek penjabaran pertanggungjawaban kerja di organisasi. Setelahnya, suasana kembali hangat dan canda.
“Saya akan sekolah tahfidz Qur’an di Magelang, tepatnya di lereng Merbabu. Jika teman-teman ke Magelang, mampir ya. Namun jangan heran jika pondok pesantrennya sederhana, sangaat sederhana.. jauuh dari kata mewah. Namun itulah yang akan buat saya belajar lebih.. FLP Wilayah Lampung akan terus berjalan.. karena kesuksesan FLP Lampung adalah akumulasi kesuksesan FLP Cabang lainnya. Ada atau tidak adanya saya, FLP Lampung harus tetap berjalan, konsisten dalam kebaikan..” tutur Kak Tri Sujarwo seusai melaporkan LPJ.
Ketua FLP Wilayah Lampung, yang tadinya dipimpin oleh Kak Tri Sujarwo, kini di alihkan pada sekretaris yakni Mbak Destiani. Suasana kembali mendung saat Mbak Desti menyampaikan sambutannya, menyatakan kesedihannya karena beliau merasa Kak Jarwo merupakan ketua yang baik, konsisten menjaga keberlangsungan FLP Wilayah hingga cabang, serta mejadi magnet para anggotanya untuk terus berbenah.
[caption caption="dok.pribadi. penyerahan mandat ketua, pada sekretaris FLP Lampung. mbak Destiani."]
“Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiuun. Atas amanah ini. Forum Lingkar Pena mengajarkan saya, bahwa FLP tidak hanya tentang menulis, menulis dan menulis. Tapi juga tentang konsistensi, tanggungjawab dan loyalitas dalam organisasi. Karena, siapa sih saya ini, hanya remah-remah rengginang.. lempem pula..” diikuti tawa para anggota, udah serius dengerinnya, ada remah-remah rengginang masuk kalimat :D. Mbak Desti melanjutkan, bahwa dirinya akan terus mengupayakan Forum Lingkar Pena Wilayah Lampung dan cabang untuk terus konsisten mencerahkan, lewat tulisan. Sedangkan progja akan terus dilanjutkan, lalu Mbak Desti menghimbau agar para anggota dan dirinya terus menjaga komunikasi, serta saling bantu dalam kegiatan Forum Lingkar Pena.
Kami sebagai anggota cukup merasa kehilangan sosok ketua yang selama ini punya management yang baik dalam organisasi, padatnya jadwal kerja Kak Jarwo tapi tetap bisa mengarahkan, serta turut serta dalam acara FLP Lampung. Seperti Taman Baca Masyarakat yang sejak 2013 konsisten menjadi taman baca yang menebar virus baca di masyarakat. hingga sekarang, Taman Baca FLP Lampung lah yang masih terus buka taman baca, dibanding TBM FLP se-Indonesia. Akhirnya kami sadar, bahwa tiap orang memiliki pilihan. Pilihan yang akan di ambil haruslah sesuai kata hati dan mampu dipertanggungjawabkan oleh diri. Maka kami tetap bahagia dan siap berbenah menerima estafet kepengurusan selanjutnya.
[caption caption="dok.pribadi. berbenah dan sirkulasi buku yang sudah lama, supaya TB, makin fresh"]
Acara usai.. FLP Wilayah Lampung dan Bandarlampung membenahi buku-buku taman baca. Karena sebagian besar buku-buku ada di Kak Jarwo. Beramai-ramai kami menuju rumah Kak Jarwo, kemudian membenahi buku-bukunya. Buku milik FLP banyak sekali. Di perbanyak lagi dengan buku-buku wakaf dari para pembaca di taman baca. Kami mensortir buku-buku yang layak dibaca atau tidak. Dimasukan dalam koper dan kardus. Buku-buku pelajaran lama, mungkin akan kami jualkan kembali di tempat jual buku bekas, kemudian dananya untuk pembelian buku yang fresh. Majalah-majalah Misteri lama akan di jual ke tempat buku bekas, karena tak mungkin juga menampilkan majalah misteri di taman baca FLP.. hehe. Setelahnya, buku akan di titip sementara. Ke rumah Kak Kindi adalah pilihannya.. karena rumahnya tak terlalu jauh dari Unila, tempat taman baca biasa di gelar.
[caption caption="dok.pribadi"]
Hari makin sore, malah jelang maghrib. Kami teringat akan.. Mbak Maya! Sudah lama sekali kami ingin jenguk Mbak Maya yang baru saja melahirkan. Malah sekarang anaknya yang bungsu sudah hampir 3 bulan usianya. Sejak dulu belum sempat terlaksana, maka hari itu.. mumpung masih lengkap personil, kami kerumah Mbak Maya, seusai maghrib kami kesana... Mbak Maya dulunya FLP di Australia. Sekarang beliau termasuk penasihat FLP Lampung, dulu beliau selalu datang di acara FLP Lampung. Namun setelah kehamilan dan baru kelahiran anak ketiga, beliau vakum dulu mengurusi buah hati.
“Haa kangen banget sama Mbak Mayaa..” tuturku diikuti salim takzim dan cipika-cipiki pada mbak Maya. Ada dua bocah keren, si Fatih dan dik Cacah.
“How Are You, Fatiih?”
“Im Fine..”
“Mana dik Zahra?”
“Itu dikamar.. “ sambil ke kamar, panggil dik Zahra.
“Siapa nama adiknya, Fatih?”
“Azzahra Syaidatunnisa..” jawab Fatih *Koreksi penulisan nama*
Fatih di berondong pertanyaan sama kakak-kakak di FLP. Dia udah jago bahasa Indonesia. Sebelumnya Fatih agak kesulitan kalo diajak ngobrol pakai bahasa Indonesia, karena dia bisanya pakai Bahasa Inggris. “Fatih Rangking berapa disekolah?”
“Hah?maksudnya? apaantuh rangking?” tanyanya bingung.
Saat dijelaskan pakai bahasa inggris, istilah rangking, baru Fatih paham.. hehe.
Cacah tetap manis seperti biasa, cantiiik banget dengan jilbabnya.. kalau ditanya, masih malu-malu.. sedangkan Baby Z, geulis pisan pakai pita dikepala. Bayi mungil cantik, yang sering senyum dan nurut pas digendong.. seusai selfie, baby Z justru nangis karena ramainya yang datang hehe.
[caption caption="dok.pribadi. selfie FLP Lampung with mbak maya's Family :)"]
Obrolan cukup banyak, karena memang sudah lama sekali gak ketemu. Mbak Maya diberondong pertanyaan, karena hamilnya gak ketahuan. Tau-tau sudah lahiran. Hehe.. ternyata mbak Maya seding tak datang acara FLP dengan alasan tak enak badan itu adalah karena kehamilannya yang cukup buat bedrest. Terakhir aku ketemu Mbak Maya, saat acara wisuda, terus nyaris ketemu lagi karena Mbak Maya titip kado untuk Mbak Shanti, tapi aku ga sempet ketemu beliau. Jadi ga pernah liat Mbak Maya sedang hamil, hehe. Banyak rencana yang akan dilakukan keluarga Mbak Maya, diantaranya menunggu pengumuman beasiswa S3 suaminya, yang jika lulus, akan sekolah di Amerika. Sedangkan Mbak Maya sempat punya niatan untuk ambil S1 Kebidanan. Aku ga berani tanya dong, ‘kok gak ambil S1 Keperawatan aja mbak?’ hehe.
[caption caption="dok.pribadi. With Dik Cacah dan Baby Z :)"]
Terakhir kami pamit. Sambil berdiri saat mau keluar rumah pun, kami masih mengobrol. Seakan takkan habis obrolan, dan kangen yang belum tuntas. Dik Zahra yang mulai tertidur di gendongan ibunya, Cacah yang sedang ‘dramaqueen’ karena ngambek ditinggal abang dan ayahnya ke acara rumah sebelah.. hanya berdiri di belakang Mbak Maya, tapi masih mau salim sama kami kok. Kami meninggalkan rumah keluarga bahagia itu, lalu lanjut ke step terakhir di hari ini. Makan malam bersama. Yaa kami makan di pinggir jalan, di sebuah tempat makan ‘lele sambal’.. bukan ‘pecel lele’.. karena gak ada sayuran sama bumbu kacangnya.hehe..
[caption caption="dok.pribadi. makan bersama :)"]
Kami makan bersama di kursi dan meja panjang, tanpa sehadapan dengan lawan jenis. Di belakang lelakinya.. agak kedepan para wanita yang duduk tidak searah dengan para lelaki. Makan malam yang cukup mengenyangkan dan nikmat, diselingi obrolan organisasi. YA, Forum Lingkar Pena Lampung akan terus berbenah dan melanjutkan misinya.. ‘Mencerahkan Dunia dengan Pena..’
[caption caption="dok.pribadi. ngilmuuu :)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H