Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Efek Milad 4 #SR: Jadi Baik Bertemu Orang Baik (5)

8 Agustus 2015   15:22 Diperbarui: 8 Agustus 2015   15:22 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="dok.pribadi. siapa yang bisa move on dari tempat sekeren ini? :")"][/caption]

Lembang, 2 Agustus 2015

Suhu di Cikole masih dingin. Semalam tidurnya kurang nyenyak. Karena udara yang menusuk tulang. Dingin. Banget. Sudah berlapis jaket dipakai. Sleepingbag juga sudah rapat, masih saja menusuk dinginnya.

[caption caption="dok.pribadi. suasana perkemahan masih berembun.. mulut masih berasap fuuh"]

[/caption]

[caption caption="dok.pribadi. Acara bebas.. pemberian doorprize. Ada hadiah menarik bagi siapapun, yang berhasil mengumpulkan sampah paling banyak loh! :)"]

[/caption]

Hari ini adalah hari terakhir di lokasi perkemahan. Aku bertemu banyak sekali orang. Orang-orang yang tadinya terlihat asing, kini menjadi saling kenal. Orang-orang yang sudah sangat dewasa umurnya, yang aku sendiri menjadi canggung jika mengobrol, kini jadi seru bercanda dengan mereka. bapak-bapak yang wajah yang sangar, ternyata tak se-sangar itu. Kang Asep AKBP yang badannya persis anggota kepolisian dan wajahnya agak buat merinding, ternyata orangnya baik dan suka bercanda. Sering di ajakin candaan oleh para kurir lain, ia tetap happy.

[caption caption="dok.Kurir SR. Kang Asep yang tengah. lupa pake baju =_= hehe"]

[/caption]

[caption caption="dok. Kurir SR. tuh Kang Asep AKBP, kurir Jakarta. baik kan. selalu tolong dhuafa :)"]

[/caption]

Di lokasi juga aku bertemu banyak teman baru. Sejak semalam. Semalam aku bertemu Asti kurir SR Tegal lulusan kebidanan seusiaku, yang sekarang akan melanjutkan kuliah di UNES. Teh Cyta dan Kang Hidayat, suami istri yang sedang libur dari pendidikan di Madinah.. sedang belajar Hadist disana. Teh Ratna seorang juru Tata Kota DKI Jakarta yang pagi ini harus terbang ke Seoul, Korea untuk melanjutkan pendididikan, tapi tetap menyempatkan waktu berkontribusi di MILAD SR ke 4 ini.

[caption caption="dok.pribadi. teman baruu :)"]

[/caption]

[caption caption="dok. Kurir SR. Teh Ratna dengan jaket rajut garis-garis warna abuabu-putih."]

[/caption]

Teh Meli, salah satu staf pemerintahan provinsi Jawa Barat yang baru ikut SR, ia lulusan IPDN, bercerita banyak hal tentang Bandung, Teh Meli sudah memiliki banyak gagasan untuk berbagai kegiatan sosial di SR. Bertemu Kang Ade Buser yang senantiasa menolong dhuafa sakit di pagi dan sore, lalu di malam hari ngojek menafkahi keluarga.

[caption caption="dok. kurir. Teh Mely dengan jaket pink membawa tas coklat."]

[/caption]

Abah dan Ambu Lutung yang senantiasa bersahaja pemilik rumah cinta untuk para anak Kanker, dan orang inspiratif lainnya... Oh ya, bertemu Kak Dimas salah satu kakak tingkat di Poltekkes jurusan analis kesehatan. Beliau juga bercerita panjang tentang pengalamannya dalam sedekah. Oke kalau yang ini aku mau ceritakan deh. Soalnya ceritanya Kak Dimas ini gak boleh di ceritain. Tapi karena kisahnya keren dan menginspirasi, mau aku ceritain disini! Dari cerita Kak Dimas inilah aku jadi tau, bahwa memang benar keajaiban sedekah itu luarbiasaa.

 [caption caption="dok.pribadi. Kurir SR. Rumah Cinta donasi Laptop pada kurir SR, supaya bisa dengan lancar buat laporan SR. saling sedekah dan mendoakan. dalam foto: Ambu dan Kang Cucu"]

[/caption]

[caption caption="dok. kurir SR. Abah Lutung dan Panda SR. EH, Avin! hehe"]

[/caption]

Jadi Kak Dimas adalah salah satu kurir dari Lampung. Ia malah lebih dulu menjadi kurir lampung, sebelum aku dan teman-teman lainnya bergabung. Kak Dimas bisa dibilang partner Teh Widhi santuni pasien dikala SR Lampung belum ada kurir sama sekali. Dulu saat Teh Widhi masih Koas di RS daerah Provinsi Lampung, Teh Widhi secara berkala memberikan donasi pada pasien di tiap ruangannya. Misalnya saat stase mayor, Teh Widhi berada di ruang bedah.. ia memberi donasi pada pasien yang butuh bantuan. Kemudian saat stase minor pun begitu, beliau memberi donasi di tiap ruangan yang ia singgahi saat menjadi dokter muda.

 [caption caption="dok.pribadi. para kurir Lampung. tengah: kak dimas."]

[/caption]

Kak Dimas sendiri dulu, adalah salah satu petugas Laboratorium di RS Daerah Provinsi Lampung, tempat Teh Widhi Koass. Pertemuan mereka saat Teh Widhi mencari data laboratorium pasien di Lab. Kak Dimas tanya, untuk apa.. lalu Teh Widhi cerita tentang SR, dan Kak Dimas tertarik. Akhirnya Kak Dimas menjadi salah satu kurir SR. Jadilah mereka menjadi partner sikat pasien, “Kita dulu pernah ke atas gunung, mau donasi ke tempat pasien di daerah srengsem, panjang itu... luar biasa itu perjuangannya...” ungkap Kak Dimas. Beberapa Tahun kemudian, Kak Dimas resign dari tempat kerjanya.. setelah dirinya diterima di RSCM. Saat itu pula mereka kehilangan kontak. Teh Widhi juga bilang beberapa waktu lalu hapenya hilang. Kemudian Teh Widhi berjuang disini si SR Lampung.

[caption caption="dok.pribadi. Tengah: Kang Ade Buser. setia menolong Dhuafa sakit :)"]

[/caption]

Kemudian, makin kesini.. SR Lampung mulai memiliki banyak kurir yang cukup bisa diandalkan dalam prosesnya. Saat itu pula Teh Widhi mulai cai kontak yang hilang. Agar SR Lampung Terhubung kembali. Akhirnya lewat perantara Facebook, Kak Dimas bisa dipertemukan kontaknya, dan bisa terhubung dengan kurir SR Wilayah Lampung. Namun sekarang Kak Dimas sudah jadi PNS wilayah Bogor.. jadilah Kak Dimas akan di mutasikan menjadi kurir SR wilayah Bogor.

[caption caption="dok. kurir SR. Selain petugas kesehatan, kak dimas merangkap sebagai tukang gas, eh, itu tabung oksigen.hehe, piss! :D"]

[/caption]

“Padahal saya ini sulit minta izin kerja.. tapi entah kenapa karena SR ini saya jadi mau datang sempatin waktu kesini...” ucap Kak Dimas.

“Kenapa memang Kak? Memang ceritanya gimana?” tanyaku penasaran.

“Saya tu banyak kejadian tentang sedekah. Entah kenapa, tiap sedekah ada saja kemudahan yang Allah kasih... waktu itu akhirnya saya memutuskan resign dari RSUD, karena gajinya mulai tak jelas sedangkan saya tulang punggung keluarga saat itu.. saya di terima di RSCM, Alhamdulillah. Kemudian ada bukaan PNS tahun 2014.. saat itu saya benar-benar sedang sempit. Uang saya menipis, di rekening hanya ada uang 1,6 juta untuk hidup di Jakarta. Lalu saya mendengar ceramah ustadz Yusuf Mansur tentang sedekah.. akhirnya saya memutuskan untuk transfer uang yang satu juta ke rekening sedekah rombongan. Saya pikir.. saya sudah tak ada kontribusi tenaga di SR, setidaknya ada yang saya sedekahkan..”

Kami terus mengamati.. menanti kisah selanjutnya...

“Jadi jelang tes PNS, saya sudah belajar sebelumnya, belajar sedikit-sedikit soal. Di Bogor saat itu pesaingnya ada 250 an orang analis kesehatan. Sedangkan yang dicari, hanya dua orang. Saat itu sudah sistem C.A.T yah.. jadi saya melihat semua orang serius banget, saya jadi minder kenapa saya tenang sekali. Lalu saya buka soal demi soal.. pelan-pelan.. Entah kenapa saya sendiri bingung, tangan saya ringan sekali mengerjakan soal, saya sampai menitikan air mata loh, pikiran saya seperti terbuka dan bisa mengerjakan dengan enjoy.. sampai soal terakhir. Lalu dengan Bismillah saya enter score yang saya terima.. keluarlah angka 450..” Jelas Kak Dimas.

Waaah, angka itu salah satu score besar. Menurut pengalaman aku yang gagal lolos PNS kemarin :”) hehe.

[caption caption="dok.pribadi. Kurir Jogja paling banyak bawa rombongan. mereka masih muda-muda, berhati mulia, siip. Tengah: Kang Saptuari dan Istri."]

[/caption]

“Ternyata score saya waktu itu adalah paling tinggi diantara 250an orang disana, saya jadi yakin bahwa disaat sempit berbagilah, sedekahlah.. maka Allah akan kasih kita kelapangan.. Ya, jadi saya merasakan bahwa #sedekahrombongan itu sudah temani disaat saya belum seperti ini, sudah menjadikan saya pribadi yang beda. Sekarang.. saya sudah bisa bayar hutang keluarga.. saya dikasih rumah dinas oleh pemerintah, hanya saya yang diberi. Padahal saya siapa sih, gak punya saudara atau siapa-siapa, hanya perantau dari Pringsewu. Mungkin karena saya ditugaskan di Puskesma kali ya, tapi ya Alhamdulillah dengan semua itu.. saya seperti di permudah sama Allah...” tutup Kak Dimas sambil menyeruput kopi panasnya.

[caption caption="dok.pribadi. bertemu banyak orang dengan berbagai profesiii"]

[/caption]

Pagi yang dingin di area Camp ini membuat aku dan Sasa terinspirasi. Pagi ini kami seperti diberi suntikan semangat. Bahwa, iya loh.. ternyata bukti itu realm nyata... kisah sedekah itu bukan kisah buatan para motivator untuk membuat audiens nya terkesan. Tapi memang ada. Aku mulai bertekad untuk lakukan “Terima-Kasih” seperti kata Kang Jamil semalam.. “Terima--- Lalu Kasih—Lupakan”. Niscaya tabungan energi akan bertambah dan akan cair disaat yang tak terduga.. : )

 [caption caption="dok. kurir SR. Panitia. Terimakasih atas kerjasamanya... sebagian panitia sedang berbenah di lokasi lain.hehe"]

[/caption]

Selanjutnya... aku hanya berbagi bahagia lewat foto dibawah ini... hahaha bisa dibilang, belum bisa Move On dari Cikole, semoga tahun depan bisa kembali berkumpul dengan orang-orang hebat yang aku temukan di Cikole ini.

 [caption caption="dok. screenshoot. Kurir Lampung juga di kenalkan oleh Kang Saptuari dalam instagramnya."]

[/caption]

[caption caption="dok.pribadi. bersama adik cantik Wiraina, anaknya Kang Wira :)"]

[/caption]

[caption caption="dok.pribadi. Kurir Asal Papua dalam foto: Kang Brata, Kang Saptuari, Pak Fredz Lumba, Kang Eded"]

[/caption]

[caption caption="dok.pribadi. Acara bebas.. Teh Ratna dan Kang Eded (tengah)"]

[/caption]

[caption caption="dok.pribadi. Nikmat Allah Mana lagi yang kau dustakan?"]

[/caption]

Salam.. TEMBUS LANGIT!!

 

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui,” (QS. Al-Baqarah: 261.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun