Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puncak Milad Ke 4 SR: Dedy Mizwar Bersyukur Berada di Antara Ratusan Kurir (4)

7 Agustus 2015   21:08 Diperbarui: 7 Agustus 2015   21:08 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tapi yang terpenting adalah spiritnya. Ini gak ada kantornya kali ya? Kan kaya rumah zakat tuh, ada kantornya? Kantornya hanya dunia maya. Apa dasarnya? Trust. Kepercayaan. Kayaknya ini lebih dari bank, kantornya gak ada, mukanya ketemu juga kagak tapi orang percaya. Ini Allah yang menggerakan..” *diikuti tepuk tangan* “Orang-orang pada percaya, kita punya temen mau pinjam uang aja susah percaya”, diikuti tawa para kurir. “Tapi disini justru tidak ketemu orangnya, tapi visinya menyentuh hati kita. Lillahitaala. Saya yakin tak berbohong. Nah itu yang membuat 43 ribu networking yang ada di Indonesia ini. ini luar biasa. Siapa yang menumbuhkan kepercayaan itu?ALLAH SWT”.

 

“Ini adalah sebuah gerakan, sebuah inspirasi, sebuah gagasan yang mulia dikerjakan dengan sungguh-sungguh, itu bisa berhasil. Konsisten, tekun. Hanya butuh 4 tahun ini bisa menyebar sampai Papua. Ini luar biasa, lintas agama, lintas etnik...” diiringi tepuk tangan para kurir. “Ini betul-betul gerakan kemanuasiaan. Ini yang membuat kita harus bersyukur... saya juga bersyukur, berada di tengah-tengah orang kaya di Indonesia ini. Orang kaya kalian ini betul, dan mudah-mudahan apa yang teman-teman semua lakukan, mendapat ridho.. mendapat bimbingan dan keberkahan oleh Allah SWT..” Ucap Kang Dedy mengakhiri sambutannya. Diikuti kata Aamiin oleh para peserta.

[caption caption="dok.pribadi. Cenderamata dan tembus langiiit!"]

[/caption]

Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cenderamata bagi Bapak Wakil Gubernur Jawa Barat. Malam itu memang dingin. Tapi sungguh, hati kami hangat. sangat hangat. karena dipenuhi kebahagiaan akan manfaat dan suntikan motivasi yang kami dapatkan disini. Terutama aku, ingin rasanya mengucapkan terimakasih berkali kali pada orang-orang yang sudah mengenalkan aku ke Sedekah rombongan. Terimakasih banyak yaah.. Ayuk Nora udah kenalin aku ke Teh Widhi lalu menyambungkan aku ke SR. Makasih udah kenalin aku ke Sedekah rombongan ini. Organisasi yang awalnya aku curigai adalah MLM. Haha maaf banget, tapi ternyata memang iya. Keuntungannya banyak, bukan uang di dunia memang, tapi lebih menguntungkan daripada itu... punya tabungan akhirat, punya tabungan energi kebaikan seperti kata Kang Jamil, jadi punya tabungan saudara se-Indonesia. Dipertemukan dengan berbagai orang super dengan segala profesi. Alhamdulillah : ) : )

[caption caption="dok.pribadi. Tim Sukses Area dapur Sedekah rombongan. Mantap euy si Ambu : )"]

[/caption]

[caption caption="dok.pribadi. Kurir Sedekah Rombongan se Indonesia"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun