Lalu Kang Jamil melanjutkan kembali.. “Contohnya tadi jumlah usaha kita 100 hasil usahanya 10. Maka kita punya tabungan energi 90. Yang namanya tabungan energi disimpan di alam. Kalau saya punya uang saya tabung di bank, maka suatu saat saya datang, minta uang saya, pasti dikasih oleh bank. Maka misalnya saya tidak nabung di bank, lalu saya datang dan minta uang saya, saya tidak akan dikasih, karena tidak pernah nabung. Gak pernah nabung tapi mau ngambil?gak bisa. Begitu juga jika kita punya tabungan kebaikan suatu hari rumah tangga kita berantakan, lalu kita berdoa pada Allah agar keluarga di damaikan. Lalu tak damai-damai? Kita harus intropeksi diri jangan-jangan kita tidak punya tabungan kebaikan. Karena semua hal yang kita lakukan selalu minta bayaran. Kita nolong orang selalu minta balasan, berarti kita tak punya tabungan. Kalau tak punya tabungan, tau diri. Jangan ambil. Karena tabungan energi bisa bernilai positif atau negatif tergantung energi yang kita keluarkan. Ingat, energi kita tak akan tertukar dengan orang lain. Karena tiap orang punya kode frekuensi sendiri-sendiri..” ucap Kang Jamil di susul kedatangan pak Wakil Gubernur di lokasi.
[caption caption="dok.pribadi. Wagub duduk paling depan dengan jaket kulit bewarna coklat"]
Pukul setengah sebelas malam. Hari makin dingin. Mulut lebih banyak mengeluarkan embun, saking dinginnya. Saat itu suhu mencapai 16 derajat celcius. Seorang yang kami tunggu datang, ialah Wakil Gubernur Jawa Barat, yang menyempatkan hadir di acara ini. Beritanya di awal, bahwa Wagub dari kantor pukul 8 malam, namun karena menuju Cikole macet panjang, akhirnya sampai pada pukul setengah 11 malam. Apalagi setelah sampai di Cikole, menuju lokasi kemah butuh perjuangan lagi. Naik turun yang cukup melelahkan dan buat nafas tersengal. Alhamdulillah para panitia sudah ada timnya masing-masing, obor yang hidup di tepi jalan lintasan sudah dinyalakan. Seorang yang rambutnya sudah memutih itu, hanya mengenakan jaket kulit di suhu yang ekstrem ini. Tentu beliau ditemani para ajudannya. Duduk bersama kami di tempat yang sudah disediakan. Dibawah juga. Lalu makanan yang sudah disiapkan, disajikan pada beliau. Ternyata Wagub Jawa Barat ini suka sekali makanan yang direbus. Seperti kemarin disediakan jagung rebus, ubi rebus, kacang rebus da lain-lain selagi hangat.
Lalu Kang Saptuari menyambut Kang Dedy Mizwar. Kembali mempresentasikan perkembangan sedekah rombongan secara singkat. Disambung sambutan koordinator kurir sekaligus penanggung jawab acara, Kang Dede Saefudin alias Kang Eded. Ternyata Kang Eded adalah teman dari Kang Dedy Mizwar. Dulu Kang Eded pernah menawarkan donasi untuk ambulance MTSR. Lalu tak berapa lama, Kang Dedy Mizwar segera kirim sedekah untuk pengadaan Ambulance MTSR. “Kang Dedy, ini kan saya yang cerita. Dosa akang masih ada dong. Jatohnya gak riya. Kecuali kalo Kang Dedy yang cerita sendiri, baru itu disebut riya..” ucap Kang Eded sambil tertawa, diikuti gelak tawa para kurir dan Wagub Jawa Barat itu.
Kemudian Kang Dedy Mizwar memberikan sambutan menanggapi presentasi perkembangan sedekah rombongan, dan kedatangannya di Cikole malam ini. Dedy Mizwar mengatakan, bahwa ia bangga bahwa kurir SR adalah mereka yang rata-rata masih muda, masih semangat. Berikut adalah sambutan Kang Dedy Mizwar, yang menggugah kami:
[caption caption="dok.pribadi. Wagub Jawa Barat, Kang Dedy Mizwar memberikan sambutan dihadapan para kurir SR seluruh Indonesia"]
“Teman-teman yang punya solusi bagi pemecahan masalah bagi masyarakat apalagi sejak awal saya tahu ini fokus tentnag kesehatan. Saya sudah lihat kaum difabel juga disentuh. Jawa Barat juga mulai tahun ini kita mengejot sarana kesehatan melalui rumah sakit-rumah sakit daerah. Seperti Al-Ikhsan di daerah Kabupaten Bandung menjadi salah satu rumah sakit rujukan. Supaya lebih cepat penanganannya. Karena kalau hanya mengandalkan Hasan Sadikin, antriannya saya lihat luar biasa panjangnya. Bagian barat juga butuh rumah sakit yang lebih dekat, yaitu di Cirebon. Nanti ada tiga calon pemekaran, yakni Garut Selatan, Bogor Barat, Sukabumi Utara, itu tinggal pengesahan dari DPR. Sehingga betul-betul kepala daerah tadi bisa memeperhatikan langsung kebutuhan masyarakatnya. Karena di Jawa Tengaha ada 36 Kabupaten Kota, Jawa Barat ada 27 kabupaten Kota sedangkan ada 46 juta penduduknya.
Saya lihat kiprah sedekah rombongan di Jawa barat, dan juga partisipasi dari warga Jawa Barat bersama sama dalam rombongan sedekah rombongan. Sekarang Kang Eded udah jarang intens hubungi saya nih, jangan-jangan dia mau masuk surga sendirian... *diikuti gelak tawa para peserta* Jangan, pintu surga masih lebar. Jadi sama-sama kita mengajak rombongan sedekah, surga masih cukup menampung kita semua.