Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengintip Persiapan Milad ke 4 Sedekah Rombongan (2)

4 Agustus 2015   21:25 Diperbarui: 4 Agustus 2015   21:25 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 [caption caption="dok.pribadi. Persiapan tata panggung, semua dikerjakan bersama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya.hehe"][/caption]

Bandung, 31 Juli 2015

 

Pukul 10.00 pagi, Kang Cucu menjemput kami di rumah Teh Widhi. Kami akan menuju Cikole dan membeli perlengkapan sebelum sampai Cikole. Aku dan Sasa pamit pada mama-papa Teh Widhi.. setelahnya dengan MTSR (Mobil Tanggap Sedekah Rombongan) kami menelusuri jalan Cimahi, Bandung yang ramai. Kang Cucu seperti kakek pada umumnya, *eh maaf Kang, sebagai pendamping kami. Saat menyetir, selayaknya guide Kang Cucu banyak menjelaskan Kota Bandung. Mengenalkan berbagai taman, berbagai tempat di Bandung.

            Sebelumnya kami ke rumah Kang Asep, membawa alat musik untuk keperluan acara milad #SedekahRombongan. Lalu membawa pin serta cendera mata yang akan diberikan pada narasumber. Kemudian kami ke taman bunga terlebih dahulu, membeli bunga untuk keperluan keindahan panggung. Kami sempat berfoto bersama Kang Cucu, Kang cucu eksis abis dah.

[caption caption="dok.pribadi. bersama Kang Cucu tempat beli bungaa"]

[/caption]

            Adzan berkumandang, hari jumat. Kang Cucu segera mencari lokasi terdekat Masjid yang paling dekat saat itu, ialah Masjid Raya Provinsi Jawa Barat. Aku baru pertama kali kesini. Area masjid luar, ditambah area luar masjid terdapat taman berbagai warna bunga, terdapat karpet rumput yang hangat ketika dipijak. Saat dipijak pun harus melepas alas kaki. Mungkin ini di fungsikan juga untuk sholat saat Idul Fitri atau Idul Adha. Area ini cukup dipadati warga, baik wisatawan asing maupun lokal. Banyak anak bermain di area karpet rumput yang hijau ini. Anak-anak tanpa alas kaki bermain bebas mengejar bolanya, beberapa remaja duduk disana sambil selfie ria. Dan taman pun difungsikan sebagai tempat berfoto karena indah sekali. Disisi pinggir jalan pun banyak pohon rimbun, dibawahnya terdapat banyak kursi yang sengaja disediakan sebagai tempat duduk bagi warga yang bersantai. Pun dimanfaatkan oleh penjual minuman dingin di siang hari yang terik itu. Aku dan Sasa tak jauh beda, kami memanfaatkan kesempatan untuk berfoto bersama. Ini Bandung, panataan yang keren deh!

 [caption caption="dok.pribadi. Masjid Raya Jawa Barat. keren yaah"]

[/caption]

[caption caption="dok.pribadi. selfi ala Tembus Langiiit"]

[/caption]

Perjalanan ke Cikole Jayagiri Resort lumayan padat merayap. Mungkin karena jumat atau jelang weekend. Perjalanan menuju Lembang menanjak dan berkelok. Mungkin karena datarannya kian tinggi. Semakin tinggi atau semakin jauh, rimbun mulai terlihat di tepi jalan, dingin mulai terasa. Lalu melihat plang petunjuk “Lembang”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun