Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lingkaran: Hangatnya Liqo, Nikmatnya Berbuka sampai Serunya Sahur

30 Juni 2015   12:13 Diperbarui: 30 Juni 2015   12:13 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

26 Juni 2015

Ramadhan hari ke 9

Hari ini setelah jaga pagi, aku segera bersiap ke rumah seorang kakak, untuk menghadiri Liqo dan buka puasa bersama. Walaupun sempat nyasar hehe. Setelah sampai di Perumahan Griya Kencana di jalan Pramuka, untungnya Liqo belum usai, namun terlewat tilawahnya, disana sudah adam Mbak Tya, murrabi kami. Sore itu lumayan ramai peserta Liqo. Biasanya yang hadir hanya dua, tiga atau empat orang, tapi tadi Alhamdulillah ada delapan orang anggota Liqo yang hadir. Liqo, atau lingkaran mengaji dan sharing ilmu islam ini baru saja aku ikuti. Baru beberapa bulan kalau tak salah, dan mereka adalah para dokter, dan aku perawat sendiri, dan paling bungsu hehe. Tak apa, yang penting ilmu dalam kajian dan para dokter yang usianya baru 23-24 tahun, tak jauh beda dari usiaku, sangat menyenangkan seluruhnya. Alhamdulillah.


dok.pribadi. saat berbuka puasaa

Kajian kali ini oleh murrabi kami, mbak Tya membawa materi tentang ‘KATA’. Kata merupakan sesuatu yang sangat mudah terucap. Bahkan seorang umat dapat dengan mudah menghindari makanan haram, menahan lapar saat berpuasa, menghindari perbuatan judi, mencuri, menghindari membunuh, namun sulit sekali untuk menjaga kata untuk menghindari perkataan yang dimurkai Allah. Seperti Ghibah pada saudara sendiri, bahkan berbuat fitnah melalui kata-kata. Menurut hadist, hal itu seumpama menyantap daging saudara sendiri. Seseorang yang penampilannya menarik, rapi, namun dalam berbicara tak bisa dijaga, maka akan merusak anggapan orang dengan penampilan tersebut. Karena setiap kata, ungkapan, rintihan akan dimintai pertanggungjawabannya di hari akhir. Salah satu hal yang bisa membuat kita diringankan Allah dosanya, jika kita terlanjur berkata yang menyakiti hati seseorang adalah meminta maaf dan minta ampun pada Allah mengucapkan istighfar. Namun hal itu tak jadi pembenaran bagi kita untuk sering melakukan perkataan buruk ya. Ada sebuah hadist yang berisi bahwa “Bisa jadi kalian berbicara sepatah kata yang membuat Allah ridho, dan bisa jadi kalian berbicara sepatah kata yang membuat Allah murka,” Naudzubillah. “Cara meredam kata yang tak berguna adala DIAM. Karena dengan diam, menghindari diri kita dalam bertutur yang tak sesuai. Bicaralah jika itu baik, bicara baik namun tak sesuai konteks pembicaraan pun akan jadi sia-sia. Jadi berbicaralah jika kita memang menguasai konteks yang dibicarakan tersebut. Jika tidak, diam lebih baik”, ucap Mbak Tya. Lebih banyak lagi ilmu yang dibagikan Mbak Tya yang menyangkut ‘kata’ ini. kami pun dipersilahkan untuk bertanya apapun yang tak kami ketahui tentang materi ini.


dok. Nora Ramkita

Tak terasa sudah pukul setengah 6, beberapa dari kami masih mengamati Mbak Tya dalam memberikan kajian. Sedangkan beberapa lainnya sedang sibuk menyiapkan buka puasa, terutama pemiliki rumah, Ka Nora Ramkita yang sudah dari tadi idupin kompor, siapin sup buah dan kasak-kusuk disana, hehe. Kak Shinta dan Kak Ririn juga sudah cus ke tempat pemesanan ayam goreng yang akan kami santap. Lalu kami sama-sama memecahkan batu es, lalu terdengar adzan maghrib, kami segera minum air putih dan menyantap sup buah yang sudah disiapkan. Porsinya buanyak satu mangkuk, Lalu ada tekwan, ada sambal nanas buatan Kak Hani, ada bakwan goreng yang telah disediakan. Perut kami kenyang bahagia, hehe. Lalu kami sholat magrib berjamaah, setelah itu kami mengobrol hangat dan akhirnya kami mengurungkan niat untuk makan ayam goreng yang sudah dipesan. Ayam goreng itu di bawa pulang kerumah masing-masing. Namanya hawa mata orang yang berpuasa lebih kuat dari daya tampung perut kami :”)


 

dok.pribadi. iseng setelah sholat magrib berjamaah :)

Daerah Pramuka adalah salah satu daerah yang rawan. Walaupun banyak kantor polisi disana. Dan memang Ayahku gak bisa jemput karena hari itu akan main tennis malam hari. Akhirnya aku bilang, mau minap saja di rumah Ka Nora, sebelumnya aku belum bilang sama Ka Nora di bolehin minap atau engga. Ternyata langsung dibolehin menginap, hehe horee. Kami sholat tarawih lebih dulu sebelum membereskan berbagai hal pasca buka tadi. Lalu ke mini market untuk beli sikat gigi. Kembali kedalam rumah, membereskan bersama apa yang harus dibereskan. Setelahnya kami duduk bersama di depan TV sambil mengemil bakwan yang baru saja digoreng. Kemudian Ka Nora melihat penanak nasinya yang penuh dengan nasi. Ya, nasi itu harusnya sudah habis dimakan saat buka puasa bersama tadi, tapi karena sudah pada kenyang dan memilih untuk membawa pulang ayam gorengnya tanpa membawa nasi, jadilah nasi didalam magic-comnya masih full. Banget. “Kita apain nasi sebanyak ini dek? Yuk makan, biar gak banyak kebuang nasinya..” ajak Kak Nora. Waah tadinya menolak asupan makanan lagi, jadi harus makan, sayang juga kalau nasinya kebuang. Apalagi sambal nanas perdananya Kak Hani, masa harus ikutan kebuang? Alhasil kami menikmati sambal nanas Kak Hani juga, not bad lah. Hasil gilingan tangan lentik dokter Hani, hwehehe. Rasanya pedas, kayak sambal :p

dok. Rasiti Marhani. ini dia nih, sambal nanas buatan dokter Hani :D

Sambil makan, tercetuslah ide mendadak itu.. “Kita Sahur on The Road yuk? Kita buat nasi goreng, kita panasin lauk yang ada, buat sop buah terus kita bagiin ke bapak/ibu yang ada di jalan pas saur? Gimana?biar nasinya ga kebuang..” cetus Ka Nora. Aku langsung setuju sama ide itu. Jadilah setelah makan, semua kami mencari kertas nasi, secara spontanitas. Padahal sudah jam setengah 11 malam hehe. Cari mini market yang masih buka, sudah tutup. Target lainnya sih cari tempat makan yang buka, biasanya kan jual kertas nasi :). Daerah Pramuka saat itu memang sudah sepi dan lumayan gelap. Sempat mampir ke beberapa warung yang masih buka, tapi kertas nasi tak kami temukan disana. Akhirnya, dipertengahan jalan kami melihat gerobak nasi goreng disana. Disana juga ada kertas nasi yang terlihat menggoda. Kami berhenti, panggil si abang yang lagi duduk merokok di seberang jalan. Pasti si abang udah geer, “Asik ada yang beli nasi goreng..” pikirnya. Haha padahal kami mau beli kertas nasinya doang. Singkat cerita kami dapat kertas nasi sebanyak 10 lembar dengan harga 5 ribu rupiah. Setengah harga dari nasi goreng si abang nasgor. Setelah sampai rumah, kami tidur. Dan berencana untuk sebelum saur mengerjakan semuanya.

03.00 Alarm berbunyi.

Mata masih berat dan akhirnya kami bangun sadarkan diri pukul 03.30. segera cuci muka dan kasak-kusuk dapur. Ka Nora buat nasi goreng beserta lauk-pauk. Aku menyiapkan sup buah, menuang air putih, membentang kertas nasi. Kami mengerjakan dengan kecepatan tinggi sambil terus melirik jam dinding. Mengejar waktu, intinya kami juga harus saur kan. Nah, kami agak kesulitan melipat kertas nasi ala-ala ibu penjual nasi uduk, atau nasi padang Cagem. Gak berpengalaman dan akhirnya ndak rapi. Baiklah, apa adanya, ikatan nasi ala pemula. Lumayan nasi di magic-com habis, dibuat nasi goreng. Dapatlah 5 bungkus nasi goreng beserta lauk-pauk. Ohya, ini nasi goreng merah sambalnya buatan dokter Hani loh, jadi semua orang menikmati sambal nanas perdananya Kak Hani : )


sumber: yarismalang.org

Sudah di packing. Sup buah, nasi goreng beserta lauk, air putih, sendok. Kami masukan ke plastik kecil-kecil. Kemudian kami menyiapkan perbekalan untuk kami sendiri. Melihat jam, sudah hampir pukul empat. Kami buru-buru salin dan keluar menembus dinginnya dini hari. Huwaaah jalan yang lengang membuat kuda besi melaju kencang. Ternyata tak mudah menemukan orang yang membutuhkan makan disaat saur, maksudnya orang yang memang berhak mendapatkan menu sahur dari kami. Kami mengawasi kanan dan kiri. Beberapa kali Ka Nora mengerem mendadak karena melihat bapak yang mengais sampah atau ibu/bapak penyapu jalan, nah itulah target kami. Kami memberikan bungkus demi bungkus makan sahur sekadarnya. Semoga terselip berkah didalamnya. Kadang kami harus menyeberang dan melawan arus jalan karena target berada di seberang. “Makasih ya... Makasih banyak dek... Alhamdulillah, makasih banyak ya Neng...” ucap para ibu/bapak pengais rezeki di dinginnya dini hari. Akhirnya kami sampai di tengah kota. Dari jalan Pramuka ternyata kami sudah sampai di daerah Plaza Post. Yak, di daerah pasar tengah itu adalah bungkusan terakhir yang kami berikan ke mas-mas yang diam saja, sambil bingung melihat kami berlalu. Kami segera ke masjid terdekat. Masjid Taqwa. Karena kami belum makan sahur. Nah, kami agak terburu-buru karena sudah imsak dan 10 menit lagi jelang adzan berkumandang. Kami makan perbekalan dengan cepat. Namun makan sahur kami tetap nikmat, Alhamdulillah, nasi goreng nya enak :) kami hampir selesai makan tinggal minum, adzan subuh sudah berkumandang. Kami tetap minum air putih, selagi adzan belum selesai, hehe. Maafkan kami Ya Allah.. :”) Setelah selesai makan, akhirnya kami ditegur bapak-bapak.. “Mbak, udah adzan gak boleh makan lagi..” tukas si bapak sopan sambil tersenyum. Kami meng-iyakan, karena memang kami sudah selesai makan sahur.hehe. Kemudian kami sholat subuh berjamaah dan mengikuti ceramah di masjid itu. Kantuk yang cukup berat. Setelah selesai ceramah, kami meletakkan mukena ketempat semulanya. Dan kami kembali di tegur bapak-bapak lagi.. “Mbak, lain kali kalau sudah adzan gak boleh makan lagi ya..” ucap si bapak. Kami mengiyakan lagi, sambil tertawa kecil, ternyata banyak yang memperhatikan kami makan buru-buru tadi.. hiks :”)

AH YA, intinya hari itu adalah Saur On The Road yang keren! Dari awal berjuangnya, sampai makan saur pun berjuang bekejaran sama waktu hehe. Makasi Ka Nora, ide-ide keren dan spontanitas tinggi, ajakin terus dalam kebaikan yah! :*

*Catatan ini hanya sekedar dokumentasi hidup. Tanpa bermaksud apapun. Mungkin para kompasianer mau coba Saur on The Road seperti kami? YUK! : )

“Dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. Dan Yang mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),” (QS. Ash-Shua’ara: 79,80,81).

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terimakasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan,” (QS. Al Insan: 8,9,10).

“Katakanlah: “Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan?” Katakanlah:” Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (Kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik,”(QS: Al-An’am:14).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun