Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Final Ujian Ketok Mahasiswa Tingkat III Keperawatan

30 Maret 2014   04:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_317660" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. dan selama menanti itu, diskusi makin mendalaam :"][/caption]

UJIAN KETOK adalah ujian praktik yang selalu diadakan tiap tingkatnya saat menjadi mahasiswa keperawatan. Dan setiap Ujian praktik ketok ini, selaluuu menjadi momok atau beban tersendiri di pundak masing-masing mahasiswa. Walaupun ternyata setelah dijalani Ujian ketok ini tak semengerikan yang dibayangkan. Sistem ujian ketok ini adalah mahasiswa diberikap prasat tindakan keperawatan di setiap meja, diberi waktu 5 menit untuk mengerjakan tindakak keperawatan yang telah ditentukan di tiap meja, diawali dengan “Ting!” dari korentang yang di pukul, dengan gesekan yang menghasilkan bunyi itu. kemudian diakhiri dengan “Ting!” untuk mengakhiri tindakan dan lanjut keputaran ujian lainnya.

Dari Tingkat I ada beberapa Ujian Ketok, mulai dari ujian Anatomi Fisiologis tubuhh manusia waktu itu seinget ku tentang rangka, tentang otot, tentang jaringan-jaringan gitu deh, tentang KDM (Kebutuhan Dasar Manusia) tentang tindakan keperawatan di awal-awal yang sudah dipraktikan.

Tingkat 2, Ujian ketok tentang Keperawatan Medikal Bedah.. tentang pasang EKG, periksa GDS, pemeriksaan fisik neurologi “nervus”, pasang infus, dan lainnya agak lupa, yang jelas sepertinya tingkat 2 itu ada 2 kali ujian ketok deh.

Tingkat 3, dengan 2 kali ujian ketok. Disemester 5 dan semester 6 (kalo ga salah). Dan tindakannya pun makin menantang dan rumit. Seperti kemarin, pada tanggal 28 Maret 2014. Adalah ujian ketok terakhir kami selama jadi mahasiswa keperawatan. Setelah sebelumnya adalah UAS terakhir kami, UAS yang hanya sehari dengan 2 mata ajar yang kelas berat. karena ujian Keperawatan Keluarganya essay, berat nulis tangannya.hehe. gak bisa dianggap remeh, dua-duanya punya tingkat kesulitan super :’)

Kemarin itu yang diujikan dan dosen penguji masih-masing meja yaitu.. meja 1 pemasangan infus pum dan Syringe pump bersama dosen bu Ns.Efa Trisna,SKp,.MKes beserta perhitungan tetesan untuk infus pump, dan perhitungan dosis untuk syringe pump, meja 2 monitor hemodinamik, dan membaca hasil EKG dengan dosen pembimbing bu Giri Udani,SKp,.Mkes, meja 3 ada praktik pengambilan darah arteri dan kasus analisa gas darah bersama bu Ns.Musiana,SKp,.MKes dan meja 4 ujian mengenai Pressure Ulcer (fokus ke pencegahan luka dekubitus) pada pasien tak sadar, dan pemeriksaan fisik neurologis bersama bu Ns.Ririn Sri Handayani,SKp,.MKep,.Sp.KMB sekaligus koordintor mata ajar keperawatan medikal bedah di semester 6 ini. Tiap mejanya kami melakukan satu prasat, dengan undian yang dipilih oleh mahasiswa itu sendiri.

Reguler mendapat waktu dihari jumat. beda dengan kelas ekstensi satu yang punya beban lebih karena ujian ketok dilakukan di hari kamis. Tepat dihari saat UAS juga, pagi uas, siangnya mereka ujian ketok. Waah dahsyat ya.. tapi mereka bisa menjalaninya dengan baik. Banyak sekali yang sudah diajarkan para dosen di semster 6 ini, namun yang terpilih untuk diujikan, dijelaskan dibawah ini.

Hari itu, setelah mahasiswa berkumpul, koordinator mata ajar menjelaskan tentang ujian ketok ini, Bu Ririn tak menjelaskan dari A sampai Z lagi, karena kami sudah tingkat 3 dan dirasa sudah paham sistematika ujian ketok ini. Beliau adalah pembimbing 2 KTI ku, alhamdulillahnya beliau ingat tentang SMS ku kemarin ingin konsul tentang kuesioner. Setelah penjelasan, beliau menanyai tentang apa yang akan di konsul, segera kuesioner yang sudah di buat ku berikan dengan senang hati. Oke satu beban pikiran punah, mari fokus ujian ketok!hehe

Hal yang paling sering terjadimenjelang ujian ketok adalaaah ketika banyak isu silih berganti tentang soal yang keluar. Nanti teman yang udah maju cerita soalnya beginiiii, rumusnya beda, bla-bla, harus cari ini, harus cari itu, harus baca ini.. baca itu.. otomatis itu membuat tekanan tersendiri dan masuk ke obrolan serius tentang yang akan diujikan, padahal setiap anak tentu dapat soal yang beda, tapi mau gimana, namanya juga sedang masa tekanan, jadi ada sesuatu kecil yang beda bisa jadi diskusi panjang.

[caption id="attachment_317666" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. saling diskusi adalah hal yang selalu dilakukan sebelum ujian ketok yang mendebarkan"]

1396104097565581254
1396104097565581254
[/caption]

Kemudian selama penantian absen masuk ke ruangan panas, kami melakukan dan mengingat prasat yang akan diujikan, tentang bagaimana pemeriksaan fisik neurologis itu, tentang Mika-Miki nya pencegahan dekubitus, tentang prasat pengambilan darah arteri serta menjawab kasus mengenai analisa gas darah dan membaca hasil EKG. Sebenarnya saat berada di lab tempat kami ujian suhunya tidak panas, hanya perasaan kami saja, dan dosennya pun relax, tidak ada ekspresi menyeramkan sama sekali. Hanya ketakutan yang biasa timbul jelang ujian.

[caption id="attachment_317667" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. Para lelaki juga kali ini gak hanya diskusi tentang BOLA, tapi tentang ujian jugaa"]

1396104143564744146
1396104143564744146
[/caption]

Selama masa menunggu, ah nasip memiliki pangkal nama dengan hurup ‘R’ selalu dapat giliran agak akhir. Sampai akhirnya kami lelah sendiri menghapal dan mempraktikan prasat yang keluar, akhirnya bersender-senderan saja dengan teman yang masih dalam tekanan karena masa menunggu. Dan suara ‘Ting!’ dari korentang yang dipukul itu.. makin membuat tambah deg-degan. ‘Ting!’ lima menit kemudian ‘Ting!’. “Nahlo.. nahlo.. siap-siaaap..!” makin tambah deg-degan gak jelas -_-

Mahasiswa yang masuk ruangan ujian hanya 5 siswa pergelombang. Sampai akhirnya karena hari jumat, di gelombang ke lima dan seterusnya, diutamakan yang pria dulu maju duluan, karena akan melaksanakan sholat jumat. oke ini penantian akan jadi panjang sepertinya:’) setelah 5 menit berlalu, 5 menit lagi berlalu.

[caption id="attachment_317661" align="aligncenter" width="689" caption="dok.pribadi. screen capture media player videos. pak Tori saat pengambilan heparin untuk melumasi spuit sebelum pengambilan darah arteri"]

1396103714687547448
1396103714687547448
[/caption]

Oke, giliran aku dan 5 orang teman lainnya maju ke ruangan ujian. Pertama aku dapat di meja 3, yaitu pengambilan darah arteri atau analisa gas darah, setelah ambil kertas untian yang digulung terbaca jelas, dengan ketikan CAPSLOCK “PENGAMBILAN DARAH ARTERI” waaah. Padahal ngarepnya dapet analisa gas darah aja, mulai beraksi dengan mengingat video semalam, video saat pak Tori mengajari kami tentang prasat pengambilan darah arteri. Kemudian ‘Ting!’ tanda waktu habis, lanjutkan putaran ke meja 4. Ohya, ujian ketok ini tentu gak sekadar ujian lakukan tindakan saja, selesai. Tapi menjadi bahan penilaian juga adalah bagaimana si perawat melakukan percakapan terapeutik seolah ada pasiennya, walaupun ngobrol sama panthom sekalipun. Di Meja 4, dapat undian ‘PRESSURE ULCER’

[caption id="attachment_317662" align="aligncenter" width="689" caption="dok.pribadi. screen capture Media Player Videos. bu Ririn saat praktik pencegahan Dekubitus. itu Phantom yak : ) "]

13961038022048275882
13961038022048275882
[/caption]

Lakukan terapeutik, kemudian mulai membalikkan panthom yang lumayan berat, alhamdulillah makasih banget sama bu Ririn yang mau membantu, bersama-sama memiringkan panthom yang besar itu sadar kalau mahasiswanya sangat mungil untuk memiringkan panthom sebesar itu hehe. Setelah memiringkan pasien, alias panthom manusia itu sambil bicara “Periksa bagian-bagian tulang yang menonjol, di pundak, di bagian ischium, pinggul, sakrum, bokong, lakukan penekanan pada bagian tulang yang menonjol. Jika setelah ditekan kemudian warna kulit menjadi putih kembali itu berarti bukan tanda dekubitus, jika di tekan kulitnya kemudian kemerahan kemungkinan itu adalah dekubitus grade 1” begitu seterusnya... posisikan supine, posisikan miring kembali selama 2 jam, dalam kejadian sebenarnya dimiringkan selama 2 jam, kalau saat ujian ketok begini gak mungkin nunggu sampai 2 jam kan -_-. Waktu masih tersisa. Iseng.. aku bertanya tentang kuesioner tadi, karena hari sabtu sudah janjian, harus bertemu responden siswa yang akan mengisi kuesionernya. Ternyata ada beberapa soal yang kurang jelas, beberapa perlu diedit, bahkan diganti soalnya. Salah diawal gak masalah deh, daripada telanjur salah seutuhnya, makasih bu, menyempatkan waktu membimbing :’)

‘Ting!’ bunyi korentang dipukul, tanda harus ganti putaran. Nah saat ini adalah waktunya istirahat. Yak, karena 5 yang masuk ruangan, sedangkan ada 4 meja, jadi setiap putaran ada mahasiswa yang istirahat, jeda 5 menit untuk ambil nafas panjang biar relax lagi. ‘Ting!’ lima menit berlalu, ternyata jeda yang agak panjang, karena waktunya istirahat bagi penguji dan mahasiswa, berhubung sudah pukul 12 siang. Kesempatan jeda itu aku manfaatkan untuk mempelajari kembali ujian ketok yang akan dihadapi, Infus pump/Syringe Pump dan Monitor hemodinamik/pembacaan hasil EKG.

[caption id="attachment_317663" align="aligncenter" width="689" caption="dok.pribadi. screen capture Media Player Videos. Pak Purbi saat praktik penggunaan infus pump dan syringe pump. beliau serius sekali : )"]

1396103920556923820
1396103920556923820
[/caption]

[caption id="attachment_317664" align="aligncenter" width="800" caption="dok.pribadi. screen capture Media Player Videos. teringatnya sama spuit gede ini muluu :"]

13961039802015808047
13961039802015808047
[/caption]

Tak lama, kemudian para dosen penguji masuk kembali. Teman-teman kebanyakan dapat infus pump nih. Ternyataa saat mengambil undian dapat prasat alat tentang Syringe Pump, hitung dosisnya, berat badannya, kemudian dapat hasil... dan haha salah tindakan, karena inget video prasat dari pak Purbianto Syringe Pump selalu menggunakan spuit yang besar itu, aku memasukkan obat ke spuit yang besar itu, padahal hasilnya hanya memasukkan 2 ml obat. Kemudian bu Efa berucap “Lihatlah Rinta, masukin obat cuma 2 ml, spuitnya besar banget.. kamu gak pernah coba ya?”

“Pernah bu, ini kebiasaan bu, tiap praktik kan selalu pake spuit yang besar bu, hehe...” jawabku, dan masih bisa nyengir -_- dengan ligat, langsung ganti dengan spuit yang kecil. Ini asli kelabakan, inget waktu yang akan habis, Cuma 5 menit tapi diawal udah lakuin kesalahan -_- kelabakan. Langsung ambil spuit ukuran sedang, menyesuaikan tempat, pasang selang infus sama pasien panthom ke three way nya. Kemudian bu Efa kembali mengingatkan.. “Nah itu pasien bakal emboli itu Rin.. lihat lah udara semua di selang itu..” #tepokjidat aaak iyaaa, benar-benar kelabakan.. masih mau melancarkan selang infusnya supaya gak ada udara, dan belum pencat-pencet syringe pump nya udah ‘Ting!’ tanda selesai, putaran ke meja selanjutnya. Oke mateeelah untuk di meja 2 ini. Gak yakin sama nilainyaaa :’( hikmahnya, kalau salah, tetap tenang, biar bisa mikir selanjutnya, jangan kelabakannn ;’)

Lanjut, meja 4 bersama bu giri, ambil gulungan kertas undian, dan dapat MONITOR HEMODINAMIK. “Yaudah cepat cari pasien laki-laki..” dengan ligat, cari anak lelaki, dan gak keliatan batang hidungnya sama sekali. Anak lelaki masih belum pulang dari sholat jumat. masih dengan gaya kelabakan karena trauma sama meja sebelumnya, “Gak ada anak laki-lakinya bu...”

“Oo yaudah, kamu kerjain soal ajadeh, analisa EKG ya..” aku hanya bisa diam. B..baiklah bu. soal dibalik, ya, di meja itu ada tumpukan tipe hasil EKG. Dan.. taraaaa, surprise bangett. Dapat soal kode 023. Soal yang gak asing lagi. Langsung dengan lancar nulis.. Irama: Ireguler. Heart rate: tak terbaca. Gelombang P: tak terlihat. PR interval: tak terlihat. Gelombang QRS: Tak terlihat. P selalu diikuti QRS: tak terlihat. Kesimpulan: VF (Ventrikel Fibrilasi). Yuhuu selesai. Kak Nanda yang lagi beresin handskun melirik.. aku yang lagi duduk santai, lihat kanan-kiri teman-teman yang lagi ujian. “cepet amat ta?”. Aku hanya nunjukin jempol sambil nyengir. Kan udah dibilang, setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah merasa kesulitan dan gak yakin di meja sebelumnya, akhirnya di meja terakhir di kasih kemudahan sama Allah.

Well, ujian praktik ketok berakhir. Menutup perjuangan ketok-ketokan dari tingkat I hingga sekarang. Ribuan terimakasih mungkin gak akan bisa menggantikan betapa berjasanya para dosen dalam pemberian ilmu. Kami hanya bisa berdoa setulus-tulusnya agak ilmu yang telah diajarkan berguna sepanjang hidup kami, dan Allah memberikan balasan yang terbaik atas ilmu yang diberikan para dosen. Semoga ilmunya berkah dalam pelayanan keperawatan di Indonesia dan Internasional.hehe jangan salah, anak Poltekkes banyak yang cita-cita ke luar negeri, Pak, Bu : )

Perjuangan belum berakhir, masih ada beberapa step lagi yang perlu dijalani dengan kerja keras.

Salam, Mahasiswa tingkat akhir! : )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun